Ica POV
aku hanya bisa mengikuti mama dengan meringis kesakitan karena kuku mama yang tajam menggores tanganku.
Satu hal yang aku tahu, sekarang mama sangat marah."apa salah caris ma?" tanyaku lirih, tapi mama hanya diam dan terus manarik tanganku menuju gudang, tempat biasa aku dihukum dan dikurung.
"lepasin ma" pintaku tapi mama tetap diam. genggamannya semakin erat.
Tiba-tiba mama mendorongku
Bugh
Tubuhku yang kecil terpental membentur tembok. Tubuhku yang sakit dan kepalaku yang semakin pusing membuat pandanganku kabur, air mata mengalir deras.
Namun aku masih bisa melihat mama dengan pandangan yang kabur. ku lihat untuk pertama kalinya, mama sedang meneteskan air mata.
"mama tolongin aku" kataku memohon
Tapi mama hanya mematung melihat keadaanku. tangannya menggenggam sebuah kunci.
Pandangku mulai kabur, kucoba memanggil mama sekali lagi supaya menolongku tapi mama beranjak pergi dan menutup pintu gudang.
Dengan sisa tenaga aku merangkak mendekati pintu. Berharap mama belum pergi.
Berusaha menggapai kenop pintu tapi tak bisa dibuka."ma..ma menguncinya" pandanganku kabur seketika semuanya gelap.
----------------------------------------
Author POV
Ratna meninggalkan caris sendiri. Kali ini ia mengunci caris di dalam, biasanya ratna tidak harus repot-repot menarik paksa bocah kecil itu untuk mengurungnya dalam gudang dan mengunci pintunya.
Hanya dengan satu kalimat
"kamu dihukum"
Caris akan mengerti dan langsung menuju gudang sendiri walau gudang tidak terkunci tapi ratna tahu caris anak yang penurut. Ia tidak akan berani keluar gudang kecuali ratna sudah membebaskannya.Tapi kali ini berbeda. Caris sudah mempermalukannya. Amarah yang ia tahan selama hampir 7 tahun meluap sampai ke ubun-ubun.
Selama ini ratna tidak ingin menggunakan kekerasan pada carisa. Selama ini ia mengurung caris agar ia tak bertambah marah dan meledak hingga akhirnya menyiksa secara fisik pun bisa saja.tidak dapat terelakkan. Dia memang jahat pada caris tapi tidak pernah ingin mengotori tangannya memukul anak kecil.
Dia hanya ingin menyiksa batin dan mental caris. Dengan menghukumnya di dalam gudang yang gelap seolah ratna ingin menunjukkan dunia caris yang sebenarnya yaitu sendiri dan gelap.
"bi asih" panggil ratna kepada pembantu rumah tangga yang selama 15 tahun melayaninya.
"iya nyonya" jawab di asih dengan badan yang membungkuk
"dari tadi kemana saja" tanyanya ketus
"dari dapur nyonya bikin minuman buat tamu"
"saya peringkatkan bi asih jangan pernah mendekati ica yang sedang saya kurung dalam gudang kecuali sampai saya ijinkan" ucap ratna dengan tatapan yang dingin
"baik nyonya" jawab bi asih ketakutan
Ratna beranjak pergi, memasang senyum seolah dipaksakan lalu melangkah pergi menuruni tangga. Menuju pesta ulang tahun yang ia tinggalkan.
"kenapa nyonya semarah itu?"
"apa salah caris selama ini" batin bi asih
Bi asih menuju gudang dan ia tidak mendengar suara apapun di dalamnya.
Ia ingin memanggil caris, atau mencari kunci atau apapun itu yang bisa membuka pintu gudang. Membebaskan caris lalu memeluknya.
Tapi ia urungkan niat itu. Bukan karena takut dipecat, tapi takut nona kecilnya akan menerima hukuman lebih berat atas tindakannya. Namun lantas membuat bi asih berpangku tangan, melangkah cepat menuju halaman belakang dan untuk mencari jalan keluar lain untuk caris entah itu jendela atau bahkan jalan tikus sekalipun. Yang pasti rasa khawatir menyelimuti dada dan jalan menghilangkannya memeluk tubuh mungil carissa.
Bugh
Suara lemparan batu membuat bi asih loncat ketakutan
Sebuah batu yang di lapisi kertas membuatnya penasaran"opo wae tingakahe arek iseng iki ngerjani wong tuo" grutu bi asih mengambil kertas itu dan hendak membuangnya ke tempat sampah
Mata bi asih membelalak kaget tak percaya dengan isi dari surat yang ditemukannya malam ini. Jika memang ini orang iseng lantas bagaimana dia tau tentang caris. Untuk kedua kalinya bi asih menerima surat aneh. Semua ini harus diselidikinya sebelum membahayakan untuk caris.
"asih..!" panggil pak rudy
"ngapain kamu mengendap-endap kesana?" tanya pak rudy curiga
"ah nggak pak tadi ada orang iseng lempar batu saya kejar sudah hilang" jawab bi asih meyakinkan toh yang ia katakan ada benarnya tak lupa surat itu harus disembunyikan terlebih dahulu. Bukti belum cukup dan harus segera dicari.
"yaudah kamu masuk aja sana. Pesta belum selesai. Kamu siapin makanan yang lain" titah pak rudy tegas
"baik pak saya permisi" bi asih berjalan membungkuk melewati pak rudy
Namun bukan menuju dapur seperti yang diperintahkan pak rudy. Bi asih malah bergegas menuju kamar langsung mencari telepon genggamnya lalu menekan tombol dan menampilkan nama kontak
"pak narto""halo pak" ucap bi asih membuka pembicaraan
"oh asih ada apa" jawab pak narto dari ujung telfon
"saya ini asih mau minta tolong pesankan tiket untuk berangkat ke kalimantan"
"siap 86" kata pak narto antusias
"terima kasih pak"
Bi asih menutup telponnya. Sejenak dia melupakan carisa. Perasaan bingung dan cemas menyelimuti hatinya"Maafkan bibi belum bisa bebasin non caris dari gudang ataupun dari keluarga ini" ucap bu asih sembari memegang figura foto yang menampilkan wajah cantik caris saat berusia 6 tahun pertama kali caris memasuki sekolah dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Bulan
Mystery / Thrillerpenderitaan segelap malam namun mimpinya seterang bulan. sebuah cerita gadis bernama dia carissa yang bermakna dia yang cintai. tapi nyatanya nama tidak selalu mencerminkan kehidupan seseorang. Dendam masa lalu menyeretnya pada kutukan mengerikan...