1

2.2K 122 9
                                    

Sungguh hari yang sangat menjengkelkan. Dengan malas aku berangkat sekolah tanpa diantar Papa atau pun si Kaka bangkai itu.

"Ra mau bawa bekal?" Suara yang sangat tidak ingin aku dengar.

Oh ya! Nama gue Tiara sering dipanggil Rara. Udah gak usah banyak banyak, males gue ngejelasinnya. Kalian ntar tau gimana gue.

"Gak" aku langsung pergi dari meja makan.

"Tapi mama sudah siapkan lo buat kamu" pagi yang hancur, pemaksa sekalian ibu ibu ini.

"Gue bilang gak ya gakk!" Aku melihat sekilas dia dan tersenyum sinis. Minta dibentak dulu baru diam.

Aku berjalan keluar rumah namun sebelum itu aku mendengar sesuatu.

"Kapan kamu bisa terima mama raa.."
Lirihan itu mampu aku dengar tapi juga tak peduli. Aku mengambil kunci mobil dan berangkat sekolah.

Dengan santai, jalanan Jakarta tak semacet biasanya. Mungkin bisa sambil berdandan etsss tapi bukan berdandan seperti cewe umumnya. Gue cewe tapi gak terlalu cewek. Lo pada tau lahh mesti.

Dengan topi seperti biasa dan jaket jeans gue keluar dari mobil dan berjalan ke dalam sekolah.

"Mau sekolah atau mau tawuran" ucapan pelan itu mampu gue dengar. Gue berjalan ke cewe yang sok cantik itu dan memegang dagunya.

"Kok lo perhatian sama gue?!"

Gue lihat cewe itu hanya melihatkan wajah takutnya.

"G.gakk kok.. Ma..maaf"

Gue hanya tersenyum sinis. Baik baik deh sama guee...

Gue berjalan ke kelas namun pandangan gue ke ganggu oleh orang yang suka menegur.

"Kenapa kamu belum ganti warna rambut!!" Ucap Pak Burr sambil pegang rambut gue.

"Mau ganti warna apa pakk? Orang udah diganti kok warnanya"

Gue menjepit rambut dengan jedayy agar tak lebih berantakan.

"Maksud saya tuh.. Di warna hitam jangan pirang begini.. Emang situ turis!" Pak Burr ngelawak? Garing pak haduhhh. Nihh guru teraneh selama gue sekolah disini. Kadang kejam kadang iq nya lebih rendah dari murid.

"Aelahh gampang itu pakk" ucap ku santai. Pak Burr hanya kesal dan pergi tanpa sepatah kata apapun.

"Raaa! Rara!"

Gue sangat hafal dengan suara itu. Gue melihat dia yang tengah mengatur nafas nya.

"Kenape?" Ucap ku menatap Irwan aneh.

Irwan itu cowo yang cari muka banget orangnya. Sok sokan akrab lagi sama gue, dihh gue aja liat tingkah nya udah ilfil. Apalagi kalo sudah jadi pahlawan kesiangan. Behhhh Penjajah udah pada malu..

"Anuu.. Itu raa .. Gue.. Anu" ucap Irwan yang nampak gugup.

"Lama lo!"

Gue berjalan masuk kedalam lekas namun tangan gue ditahan oleh Irwan. Dengan keras gue lepas tangan si Irwan.

"Lo mau nggak ngedate sama gue nanti malam?"

Wow! Sudah berani dia ngajak gue ngedate. Gue menatap Irwan serius.

"Okee!"

Gue masuk kedalam kelas tak memperdulikan Irwan yang sedang gila berteriak teriak sendiri.

"Woii!" Ucap ku yang membuat dia kaget. Biasa kali.

"Ini raa.." Cewe cupu yang bernama Jubaidah selalu membawa makanan untuk gue dan itu selalu enak.

"Geser dong"

BAD LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang