7

1.1K 97 22
                                    

Rara berangkat sekolah dengan suasana hati yang sangat kacau. Setelah pemakaman Papanya Rara masih belum siap untuk kehilangan Papa.

Dengan langkah malas Rara melewati setiap koridor sekolah. Seperti biasa, Rara selalu berhadapan dengan Pak Bur.

"Raa... Saya ikut berduka cita yaa.." ucao Pak Bur.

"Thanks Pak" ucap Rara langsung menuju kelas.

Rara duduk lemas di kursi. Kepalanya ia dibaringkan di meja dan di tutup dengan tas.

"Raa ini bekal untuk kamu.." ucap Si Jub. Rara mengangkat kepalanya.

"Thanks, ntar gue makan" ucap Rara sambil tersenyuk dan mengambil kotak makan itu lalu ditaruh ke laci.

"Ini buat kamu raa.." Si Jub memberikan sebuah amplop kecil berwarna merah dan putih dengan motif bunga.

"Dari siapa?" Rara mengambil amplop itu dan memandang dengan heran.

"Aku gak tak tau raa.. Aku kesana dulu yaa.." ucap Jub sambil berjalan. Rara kembali melihat surat itu.

Dengan rasa penasaran Rara membuka amplop itu dengan pelan. Rara mendapatkan sebuah surat kecil dengan tulisan yang rapi.

Maaf.. Untuk dua hari ini mungkin
aku gak bisa bertemu sama kamu
Dan gak bisa temenin kamu belajar..
Aku harus libur sekolah dulu..

Kamu gak boleh sedih lagi raa...
Kamu harus tetap tersenyum..
Jujur.. Aku pasti merindukan senyum
singkat mu itu..

See u raa..

J.

Tanpa Rara sadari, senyum nya sudah mengembang saat ini. Rara menghela nafasnya.

"Raaa..!" Panggil seseorang dari luar. Rara langsung memasukkan surat itu dalam saku. Dan melihat orang itu berjalan mendekatinya

"Raa.. Gue ikut berduka yaa.. Maaf gue gak bisa dateng kemarin.." ucap orang itu. Rara hanya tersenyum simpul.

"Iyaa wan.. Gue ngerti.."

"Gue kaget denger itu raa..." ucap Irwan sambil menggenggam tangan Rara.

"Apalagi gue" Rara melepaskan genggaman tangan Irwan.

Irwan tersenyum kaku lalu meletakkan tangannya di atas meja. Mereka hanya diam. Rara juga gak ada niat untuk ngomong hari ini.

Bel masuk pun berbunyi. Irwan meninggalkan kelas Rara. Rara segera menyiap kan buku pelajarannya.

Bu Nana pun masuk lalu mengabsen satu per satu. Rara menyimak dengan baik penjelasan Bu Nana.

"Raa.. Coba kerjakan nomer 2 ini.." ucap Bu Nana sambil tersenyum remeh. Rara yang melihat mimik Bu Nana yang merendahkannya langsung maju.

"Mana mungkin bisaa.. Yang mudah aja boro boro apalagi yang sulit" ucap salah satu siswa itu pelan namun didengar oleh Rara. Rara menatap siswa itu tajam

Tangannya mulai bergerak di papan tulis. Tak butuh waktu lama Rara sudah menyelesaikan soal itu. Rara berjalan menghampiri siswa dan berdiri disebelahnya.

"Coba bu.. Di cek!" Ucap Rara. Bu Nana mengecek jawaban Rara dengan teliti.

"Yaa..  Benar!" Ucap Bu Nana dengan sedikit heran. Bu Nana bertepuk tangan dan di ikuti semua siswa.

Rara masih melihat siswa yang mengejeknya tadi.

"Gimana? Mulut lo mau gak gue sekolahin haa!" Ucap Rara sambil menggebrak meja. Bu Nana menarik tangan Rara agat kembali duduk sebangkunya. Siswa itu hanya meringkuk.

BAD LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang