8: sedikit tentang keanu

7.8K 1.4K 65
                                    

Berkat menjadi panitia cabutan, Allen bangun pagi di hari Sabtu yang sangat cerah ini. Bukan cuma Allen sih. Adiknya, Fallen juga bangun lebih pagi karena ia akan ikut serta dalam perlombaan hari ini. Untuk hari ini akan diadakan babak penyisihan futsal, voli, basket, pingpong, lomba cerdas-cermat, debat dan pidato.

Sekolah Allen memang cukup besar. Mereka memiliki empat lapangan indoor yang hari ini akan digunakan semua. Ditambah ada dua gor (gelanggang olahraga) di dekat sekolah yang bisa mereka gunakan jika diperlukan.

Hari ini Allen dan Keanu akan menjadi panitia untuk futsal di lapangan utama. Lokasinya semi-indoor yang terbagi menjadi empat lapangan yang dibatasi dengan sekat besi dan untaian tali tambang. Sementara yang lain hanya terbagi menjadi dua lapangan. Karena peserta futsal lebih banyak, hari ini pertandingan futsal akan diadakan di lapangan utama. Target hari ini adalah mendapatkan semifinalis yang akan memperebutkan juara esok hari.

"Fal, kamu nanti main lawan siapa?" Allen bertanya saat keduanya keluar dari rumah.

Dengan tangan memegang cokelat, Fallen menjawab. "Siapa ya? Lupa."

Benar-benar deh adiknya ini. Allen langsung menjewer adiknya, sebal. "Makanya kalau orang jelasin itu didengerin. Jangan tidur!" Dan Allen tahu jelas apa yang dilakukan adiknya saat briefing.

"Ya, gimana? Orang ngantuk." Tuh, bener 'kan.

Jeweran Allen ditutup dengan kuping Fallen yang dipelintir. "Aduh! Ini namanya KDRT!"

"Oh, kurang?" Allen melotot.

Dan Fallen tentu saja langsung kabur. "Enggak."

Hah, masih pagi dan helaan napas Allen sudah berat sekali. Punya adik susah banget dibilangin. Dengan langkah diseret, Allen melanjutkan perjalanan pendeknya.

"Waduh, partner gue pagi-pagi mukanya udah ditekuk aja nih." Bukan Keanu kalau sapaannya tidaj menyulut emosi. "Belom makan lu ya?"

"Belom gue tabok tuh belom dia lu ya?" Dan bukan Allen kalau mode galaknya belum keluar saat bersama Keanu.

Lelaki di sampingnya tertawa kecil. Keduanya melangkah bersama di koridor sekolah. Rasanya begitu asing karena lebih sepi dari biasanya dan diisi dengan wajah yang tak dikenal. "Lo udah makan beneran?" Keanu menunduk, menyamakan pandangannya dengan Allen. "Beneran udah?"

"Emang kalau belum lo mau kasih apa?" Allen sedikit memancing. "Kalau cuma nanya skip."

Dari tasnya Keanu mengeluarkan croissant cokelat. "Oleh-oleh."

"Siapa yang ngasih oleh-oleh croissant? Emang lo abis dari Paris?" Allen membalas dengan candaan. Tapi tentu saja roti dengan lapisan serat di hadapannya ia ambil.

"Nyokap tiri gue."

Langkah Allen terhenti. Ia menatap Keanu seolah baru saja mendengar hal terlarang. Rasanya seperti mengetahui rahasia orang. "Hah?"

Keanu lagi-lagi tertawa, seolah itu adalah candaan tentang kehidupan orang lain, bukan dirinya. "Oh, tenang aja. Itu rahasia umum kok. Gue kira lo udah tau?"

Memangnya penting untuk Allen tahu tentang pohon keluarga orang lain? Terlebih Keanu? Oh, Allen tak mau tahu apa yang terjadi dengan keluarga orang lain. Menurutnya itu bukan hal yang harus ia ketahui, kecuali orang yang bersangkutan membutuhkan teman dengar. Sisanya, Allen gak mau tahu.

"Um?" Allen masih terdiam, masih mencoba mencerna informasi yang dilempar oleh Keanu. Setelah beberapa detik ia mengedipkan matanya dengan cepat dan mengatur ekspresinya. "Oke, makasih. Gak nyangka gue bisa makan croissant langsung dari Paris."

"Kalau lo mau di rumah masih ada beberapa." Allen menoleh, tangannya sudah sibuk mencuil ujung croissant.

"Emang gak lo makan?"

Dua sudut bibir Keanu terangkat, menciptakan senyuman simpul. "Enggak. Takut ada racunnya."

"Hah?" Untuk yang kedua kalinya, Allen berhenti berjalan dengan dramatis. "Serius lo?"

Tawa Keanu yang pecah membuat Allen sadar kalau lelaki ini hanya bercanda. "Tenang, ini buat oleh-oleh jadi gak ada racunnya. Kalau hadiah dari cewek itu buat gue, baru beda cerita."

Allen akan pura-pura tak mendengar dan sibuk dengan croissant dari Paris yang rasanya hambar. Mungkin ini efek dari hantaman informasi yang tak ia inginkan. Sekilas, Allen bisa melihat ekspresi dingin di wajah Keanu. Mata yang biasanya bersinar jail itu kini terlihat kosong.

"Lain kali gue bawa lo ke Paris langsung." Dan kini sudah berganti ke tatapan jail. Seakan hal yang tadi Allen lihat tidak pernah terjadi. "Tapi lo harus jadi orang spesial di hidup gue dulu. Gimana?"

"Gue ke Paris sendirian aja deh." Allen menggeleng pelan, ia akan memilih untuk melupakan hal yang Keanu katakan. Sepertinya itu akan lebih baik.

Keanu melihat Allen dari belakang. Gadis itu terlihat santai dan tak tertarik dengan ceritanya. Namun, ia yakin jika itu adalah cara Allen menghormati kehidupan pribadi Keanu. Sudut bibirnya terangkat lagi, Allen gadis yang baik.

🏆🏆🏆

Baik katanya
Bagian mereka jadi panitia ini aku bagi dua yah, ini baru opening selanjutnya baru ada konflik
-amel

sebuah kisah klasikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang