MDMH 33

28.1K 801 35
                                    

Dengan langkah yang tergesa-gesa, Zac memasuki rumahnya. Dengan memantapkan hatinya, Zac akhirnya pergi kerumah untuk memastikan Tasya ada disana atau tidak.

Zac membuka pintu dengan kasar hingga kedua pembantu yang ada dirumah itu kaget. Zac menatap satu persatu perempuan yang ada didepannya saat ini. Kedua pembantu itu dengan tubuh yang gemetaran tidak mau melihat kearah tuannya karena takut terkena amukan Zac.

"Dimana Tasya?" bentak Zac.

"A_anu tuan.."

"Dimana Tasya?"

"Ta_tadi dibawa sa_sama orang."

"Orang siapa?"

"Sa_saya tidak tau tuan. Orang yang membawa Nona Tasya banyak tuan dan mereka semua lelaki bersenjata."

"Mengapa kalian tidak menahannya, bodoh?"

"Maafkan kami tuan.. Kami diancam akan dibunuh jika kami ikut campur."

"Ahk... Kemana Tasya dibawa?"

"Saya tidak tau tuan."

Zac membanting pintu membuat kedua pembantu itu terlonjak kaget dan setelahnya bernafas lega karena Zac telah pergi.

Zac pergi dari rumah itu. Dengan lokasi yang Zac terima dari Erick, Zac memutuskan untuk ketempat itu. Entah dari mana Erick tau bahwa Tasya berada ditempat itu yang penting Zac harus menemukan Tasya. Zac tidak lagi sempat bertanya pada Erick Karena pikirannya sudah kalang kabut. Apa yang sebenarnya terjadi pada Tasya?

*****

Disatu sisi Tasya sedang meronta-ronta kesakitan Karena posisinya dia seperti berada digudang. Ruangan itu sangat pengap dan minim pencahayaan. Ruangan itu kelihatan sangat horor. Bahkan pertama kali Tasya menginjak lantai ruangan itu, dia sudah mencium bau amis yang dia yakini adalah darah. Tasya sudah sadar saat mereka hampir sampai ke ruangan itu. Tasya diikat di sebuah Kursi tua. Tangan dan kaki nya tidak bisa dia gerakkan serta tubuhnya terasa sakit akibat ikatan yang terlalu kuat. Tasya yakin jika dalam waktu dua jam saja tubuhnya akan memar.

Disaat seperti ini Tasya mengingat Zac. Apakah Zac mencarinya? Atau apakah Zac tau jika Tasya diculik?. Tasya masih mengharap kedatangan Zac. Walau rasanya mustahil, tapi entah mengapa Tasya masih mampu mengharapkan hal itu.

"Aku mohon lepaskan aku. Apa salah ku?" lirih Tasya.

Kelima lelaki bertubuh besar itu, hanya diam dan Saling pandang tidak ada yang menjawab pertanyaan Tasya.

"Kenapa kalian diam!!? Jawab aku!!."

"Diamlah Nona. Sebentar lagi bos kami akan datang."

"Siapa bos kalian? Aku hanya bertanya apa salah ku hingga kalian menculik ku?"

"Salahmu adalah mengambil kebahagiaan ku jalang." bukan kelima pria itu yang menjawab melainkan seorang perempuan yang datang bersama seorang lelaki.

Tasya merasa suara itu sangat familiar. Tapi Tasya tidak dapat melihat wajah mereka Karena mereka memakai masker dan topi hitam dan pencahayaan yang minim pun mendukung sehingga Tasya semakin sulit mengenali kedua orang tersebut.

"Siapa kalian?"

"Apakah kau perlu tau siapa kami?" tanya perempuan itu. Dan dengan gaya santainya perempuan itu mengeluarkan sebuah pisau lipat dari sakunya dan dimainkannya.

"Ya aku perlu tau karena aku rasa aku tidak pernah berurusan dengan kalian." ucap Tasya was-was. Perempuan itu mendekat kearah Tasya tanpa menjawab pertanyaan Tasya.

"Apa yang mau kau lakukan dengan pisau itu?"

"Tenang saja Tasya. Bermain-main Denganmu sedikit aku rasa itu menyenangkan." Dia menunjukkan senyuman Devil nya yang membuat Tasya semakin takut.

My Dosen My Husband[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang