Bab 21

31 2 0
                                    

"Sakit," ujarku meregangkan otot-ototku akibat push up tadi. "Sama nih Al, gara-gara si Rangga nih," sahut Alex.

"Busehh, kenapa pada nyalahin gue sih:(" ujarnya cemberut lengkap dengan bibir monyongnya.

"Masih belum kapok kalian? Mau bapak tambah?" Ujar pak Anto melihat kami yang tengah memgobrol, sementara ia menjelaskan pelajaran yang cukup membosankan.

"Nggak, pak. Ampun," ujar kami kompak.

"Cepetan kelar kek ini pelajaran," bisik Rangga pada Alex. "Kalo dihukum lagi, gue tempeleng pala lu." Balas Alex berbisik.

"Ampun ampun,"

---

Saat paling menyenangkan dari sekolah adalah ketika waktunya untuk pulang.

"Badan gue langsung kerasa nih pegelnya," ujar Dave meregangkan otot. Kami sedang berkumpul sebentar di area parkiran.

"Sama nih, semua gara-gara Rangga." Sahut Anne menghakimi. "Bukan sepenuhnya salah gue, temen lo juga salah." Bela Rangga. Sedangkan yang disindir hanya cengengesan.

"Maafin ye gengs, ini tangan gatel soalnya udah lama nggak pemanasan." Jawab Jessie santai.

"Udah nggak ada yang bisa nyangkal tenaga nyeremin lo, Jess." Cibir Alex. "Ngeri anjir kayak tenaga preman," lanjut Arthur.

"Weitsss, bukan lagi. Am sori bukannye sombong ni, tapi gue mantan sabuk item guys." Ucap Jessie bangga.

"Gak ada yang nanya, upil." Sahut Rangga. Keluar bunyi kernyitan dari kepalan tangan Jessie.

"Mending lo jangan macem-macem deh, udah itu mulut di rem dulu. Nanti badan lo remuk baru tau rasa," ujar Dave risau.

"Am sori, bukannye sombong ni. Tapi yang namanya Rangga McClaire anak bapak Paimin ntu nggak kenal takut gengs," ucap Rangga meniru gaya bicara Jessie.

"Weitsss, Anda menantang saya hm?" Tegur Jessie.  "Weitsss, saya tidak bermaksud seperti itu. Maafkan saya," ujar Rangga formal.

"Cabut, yuk." Ajakku mengabaikan mereka berdua.

"What the- sedih bener ditinggal mulu.." ujar Rangga manyun.

"Hoi epribadeh!! Wait for me!" Teriak Jessie seraya menstarter motor maticnya. Sementara kami sudah pergi duluan.

"Lo berdua hubungin biro jodoh sana! Atau nggak ikut acara Take It Out!" Teriak Dave menyuruh mereka ikut acara perjodohan si salah satu stasiun tv.

"Gue maunya sama cogan, bukan modelan kayak dia." teriak Jessie seraya menyusul kami.

"Belom aja lo kena pesona seorang Rangga McClaire yang bikin klepek-klepek," balas Rangga seraya menyusul kami dan mendahului Jessie yang kalah cepat.

"Hidihh!" Ujar kaum perempuan kompak.

--

"Mau es krim babe?" Tawar Alex seteah kami berpisah jalur dengan teman-teman.

"Mauuuuu, beli yang banyak ya." Ujarku antusias. "Siap, tuan putri." Balasnya lembut.

Alex memarkirkan motor maticnya di dekat taman kota tempat kami mengawali hubungan ini. Tepatnya di sini, kursi yang kududuki ini tempat kami memulai sebuah ikatan yang sederhana.

Tidak henti-hentinya aku mengucapkan syukur telah memilikinya. Sederhana sekali, kami memulai sebuah komitmen ini berawal dari perkenalan yang singkat. Sampai semesta merestui kami untuk bersama.

"Babe!" Panggilnya ceria seraya memilah-milih es krim dari kejauhan. Sikap manisnya belum pernah kutemui sebelumnya. Seringkali aku bergumam dalam hati "betapa beruntungnya aku, terimakasih Tuhan telah menghadirkan seseorang yang semanis ini, kuharap ia tidak menghadirkan luka."

Love Me Once MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang