"RAMA"
panggilan itu membuat rama reflek menoleh"kenapa jon?" tanya Rama pada orang yang di panggil jon atau Joni
"dei.. Deira ram" joni terputus-putus karena nafasnya yang memburu seperti orang yang habis berlari.
saat nama Deira disebut Rama lansung panik
"Deira kenapa jon?" panik Rama
"Deira ribut sama anak IPA 6, dia ngelabrak Denis" jelas Joni
"yaudah gw ke sana dulu, lo bilangin Rangga gw gak bisa ikut rapat, karna ada hal yang harus gw urus" pesan Rama dan lansung melesat pergi ke kelas XI IPA6
"apa sih yang ada di pikiran kamu dei, aku kan udah ngelarang kamu, kenapa kamu masih nekat, kamu gak tau resiko apa yang udah kamu bikin" batin rama dan terus berlari.
* * *
"buat kalian para cewek, jangan mau percaya sama mulut buaya satu ini, tampangnya aja yang cakep tapi hatinya busuk" triak melengking seorang gadis dari kerumunan.
itu suara Deira, Rama sangat mengenalnya. Ramapun masuk dan menerobos kerumunan orang-orang yang menoton.
"jaga mulut lo ya" bentak Denis cowok yang Deira amuk dan hampir menampar deira beruntung Rama datang tepat waktu.
"kalo lo emang cowok, lo gak seharusnya bersikap kasar sama cewek, kecuali lo banci" bentak Rama marah menghempas tanggan Denis yang hampir menampar Deira, jika ia terlambat.
"dan kalian semua! gak seharusnya kalian jadiin ini tontonan. apa kalian memang senang melihat teman kalian berantem? sekarang bubar" bentak Rama memarahi orang-orang yang hanya senang menoton pertengkaran orang lain.
sama halnya dengan kebanyakan anak SMA. jika mendengar ada temanya yang berantem entah itu adu fisik atau mulut, pasti banyak yang berbondong-bondong datang hanya untuk menonton dan mencari tau siapa yang berantem
"huuu....." sorak anak-anak lain dan mulai membubarkan diri
"yuk dei, kita pergi dari sini" Rama menarik tangan Deira. Deira hanya diam menurut
"tunggu" cegah Denis
Rama dan Deira berhenti dan menatap Denis
"lo gak bisa bawa dia pergi gitu aja, setelah seenaknya dia ngehina gw" sinis Denis menatap Deira tak suka
"udahlah den jangan di perpanjang lagi" Iyan mencoba membujuk Denis
"jangan di perpanjang yan? jadi lo seneng gw di hina kayak tadi?" bentak Denis menatap Iyan marah
"ya gak lah den, lo kan sahabat gw, gw cuma takut nanti buk Erma ikutan terlibat ama masalah ini" peringat Iyan
"gw gak peduli ama buk Erma" kesal Denis
Iyan hanya diam, setidaknya sebagai sahabat Denis dia sudah mengingatkan. dan bukannya Iyan senang melihat Denis dihina seperti itu. Iyan hanya tak ingin, karna masalah cewek a.k.a Lisa, masalah pelabrakan itu jadi merembet kemana-mana, apa lagi sampai berurusan dengan Buk Erma, si guru BP yang menyebalkan.
Buk Erma memang sangat menyebalkan, selain suaranya yang cempreng dan bicaranya yang cepat, buk Erma juga tak pernah tanggung-tanggung dalam memberikan hukuman dan setiap murid yang di hukum pasti buk Erma minta untuk membelikan makanan atau snack, jika tidak ingin hukumanya di tambah.
Punya hobby makan, meskipun badannya sudah bulat dan bengkak kesana kemari. kalo sudah soal makanan buk Erma tak segan-segan menyerobot antrean murid-muridnya yang sudah capek-capek mengantre. tentu saja semua siawa marah dan kesal, tapi buk Erma cuma bilang 'kalo ibuk pingsan emang kalian kuat ngegotong?' otomatis siswa yang hendak protes langsung diam.
tentu saja semua diam, siapa juga yang kuat mengankat beban seberat buk Erma. menanggung beba hidup masing-masing saja sudah berat, apa lagi di suruh mengankat beban gemuk bak gajah macam buk Erma.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Dare You (I Need U)
Fiksi Remaja"I DARE YOU!" triak Denis kencang di depan wajah Deira "dan lo harus buat gw jatuh cinta dalam waktu 20 hari, begitupun sebaliknya" lanjutnya menatap Deira sinis. "apa yamg gw dapet, kalo gw terima tantangan lo?" tanya Deira menantang "lo bisa tanta...