Seketika mata So eun membulat terkejut karena ulah bosnya.
" Direktur....hehhh, sebaiknya Direktur tidak bercanda disaat seperti ini, " So eun canggung.
" Wae?, " Kim bum.
" Direktur sedang berlatih melamar ya?, " So eun.
Kim bum tersenyum mendengar pertanyaan So eun.
" Aku sering melihat orang melamar kekasihnya di televisi. Mereka selalu membawa bunga dan cincin untuk melamar. Apa Direktur sudah menyiapkannya? Kurasa kekasih Direktur itu akan menerimanya, " So eun.
" Kau yakin dia akan menerima lamaranku?, " Kim bum.
" Tentu, " So eun.
" Wae?, " Kim bum.
" Kyaaa....Direktur, cara seperti itu banyak disukai wanita. Itu sangat romantis sekali, " So eun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Geureu "
Tiba-tiba dalam hitungan detik sepuket bunga menawan nan wangi sudah ada ditangan Kim bum. Ternyata ia juga sudah menyiapkan cincin disaku jasnya untuk melengkapi aksinya hari ini.
" Orgghh....," So eun terkejut.
" Geureu, sekarang aku tidak bercanda dan serius. Dengarkan aku!, " Kim bum.
Kim bum segera mengungkapkan isi hatinya pada pujaan hatinya, yaitu pegawainya sendiri. Pada awalnya So eun masih menganggapnya berakting dan membiarkan Kim bum bicara panjang lebar. Sebenarnya ia takut terbawa suasana dan membayangkan jika Kim bum sedang bicara padanya, lebih tepatnya melamarnya menjadi istri seumur hidupnya, bahkan matanya sudah berair karenanya.
