"HAH?! KAK WONPIL PINGSAN?!"
Hweseung hampir kejengkang gara-gara kaget dengerin teriakan Dowoon. Untung aja dia cepet-cepet pegangan ke meja warnet tempat dia dan Dowoon biasa ngabisin waktu setelah pulang sekolah.
"Eh kenapa kenapa? Ada apa? Kak Wonpil pingsan kenapa?" tanya Hweseung pada Dowoon yang tiba-tiba berdiri dari kursinya, sampai kursi itu kedorong dan jatuh ke belakang begitu saja.
Dowoon nggak bisa ngejawab lagi, pikirannya udah terlalu kalut. Cowok itu ngobrak-ngabrik tasnya, "Aduh mana sih njir!" gerutunya jengkel ketika nggak nemuin benda yang dia cari.
"Ini lu lagi nyari apaan?!" Hweseung jadi ikutan panik bersama temen sepergameannya itu.
"Kunci motor gua!"
"Tadi lu kantongin, Dowoon..."
Dowoon ngerogoh kantong celana abu-abunya. Ketika dia udah nemuin si kunci motor, dia buru-buru ngambil tasnya, pake helm, terus lari keluar warnet. Hweseung ikutan keluar di belakangnya.
"Hati-hati lu woi!" teriak Hweseung pada Dowoon yang udah nyalain motor. Cowok itu ngeliatin Dowoon yang langsung narik gas dan ngebut kayak orang kesetanan, ninggalin dia tanpa sepatah kata-pun.
Begitulah Dowoon kalau udah menyangkut masalah Wonpil.
Semua temen-temennya juga udah tau kalau Dowoon tuh sayang dan protektif banget sama kakaknya. Waktu itu aja Dowoon hampir berantem sama salah satu temen mereka cuma gara-gara temen mereka itu muji Kak Wonpil manis dan bercanda bilang pengen macarin Kak Wonpil.
Kadang Hweseung sampai curiga, jangan-jangan Dowoon mengidap brother complex lagi.
Hweseung menghela nafas kemudian kembali masuk ke warnet, berharap semoga Kak Wonpil baik-baik aja biar temennya itu nggak jadi gila.
Dowoon melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Dia nyelip-nyelip ke setiap celah yang dia temuin, nggak peduli sama klakson-klakson pengendara lain yang merasa terganggu, bahkan nggak peduli kalau itu berbahaya sekalipun.
Cowok itu udah nggak bisa berpikir jernih. Yang ada di otaknya sekarang cuma pengen cepet-cepet sampai rumah.
Anggep aja Dowoon berlebihan, tapi dia cuma takut. Dia takut Wonpil kenapa-kenapa. Dia takut telat sampai dan Wonpil udah pergi ninggalin dia. Dia takut kehilangan kakaknya sekaligus satu-satunya anggota keluarga yang dia punya.
"Plis, plis... Kak Wonpil, tungguin aku..." Dowoon berdoa dalam hati terus menerus. Matanya udah berkaca-kaca, siap ditumpahkan kapan aja.
Sesampainya di rumah, Dowoon cuma markirin motornya asal-asalan di halaman terus langsung lari ke kamar Wonpil. Dia bahkan nggak inget lagi buat matiin motornya dulu.
Dowoon ngebuka pintu kamar Wonpil hingga menimbulkan suara gaduh yang bakalan bikin siapapun yang denger kaget, begitu juga dengan dua orang yang lagi duduk di ranjang.
"Kak Wonpil!" pekiknya. Dia berlari ke ranjang Wonpil dan meluk tubuh mungil kakaknya erat.
"Astaga kamu kenapa, Dek? Pulang-pulang kok langsung nangis?" tanya Wonpil bingung begitu pundak Dowoon dalam pelukannya bergetar dan suara isakan pelannya terdengar.

KAMU SEDANG MEMBACA
(❌) do better | jaepil
FanfictionPertama kali ketemu cowok mungil bernama Kim Wonpil adalah pertama kali juga setelah sekian lama jantung Park Jaehyung bekerja tiga kali lebih cepat dari biasanya. Tapi ternyata ngedeketin Wonpil nggak semudah yang Jae kira. [ highschool!au. bxb. ha...