1 - Salting

17 0 0
                                    

•••

Cintak ituk butak.

•••

"Ayo, Rey. Please!"

"Mager,"

"Cogan-cogan menantimu," goda Alesha sambil mencolek dagunya Adreya dengan manja.

Adreya spontan berdecak kesal sambil mengalihkan wajahnya kearah lain.

"Lumayan, Rey. Cuci mataaaa," Alesha masih membujuk sambil mengedipkan mata genitnya.

"Nih gue kasih air biar lo bisa cuci mata!" tegas Adreya menyodorkan botol minumnya.

"Pake detergen sekalian biar bersih! Palingan mata lo langsung kotok." ketusnya sambil pergi meninggalkan Alesha yang tengah cemberut karena gagal merayu Adreya.

Alesha ingin mengajak Adreya ke tempat yang paling hits di Jakarta. Hanya sebatas kedai kopi, tetapi kedai kopi itu selalu didatangi oleh remaja-remaja, khususnya kebanyakan laki-laki yang menjadikan tempat itu sebagai tempat nongkrong sambil menikmati capucinno atau kopi—ditemani alunan musik yang dinyanyikan secara bebas oleh orang yang datang.

Sebetulnya Adreya juga suka menongkrong di cafe tersebut. Tetapi yang membuat Adreya jadi malas adalah alasan dari Alesha.
Alesha memang kurang suka dalam hal percintaan, tetapi ia sangat amatlah senang jika dikelilingi laki-laki berparas tampan meskipun nanti kebanyakan orang memintanya nomor si Adreya.

"Bit, rayu Adreya dong biar mau," rengek Alesha pada Sabita yang tengah asik memakan basreng.

Sabita menggeleng. "Gamau, ah. Lagian juga lo nya aja yang lenjeh—pake kesana cuman buat liat laki-laki. Disini juga banyak kalo lo mau," saut Sabita sewot.

"Iya gue tau lo udah punya Revan, gausah belagu lo," balasnya lebih sewot.

Alesha menunggu Adreya kembali. Jam kosong ini harusnya dihabiskan Adreya untuk tidur setelah bergadang mengerjakan pr fisikanya Bu Susit. Satu jam lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Dan satu jam itu pula adalah waktunya Alesha untuk berusaha merayu Adreya sampai mau.

Adreya tiba-tiba masuk kedalam kelas membawa seplastik siomay dengan kecap yang melimpah. Sedari tadi ia keluar kelas hanya untuk jajan kekantin, dan mungkin menghindari banyak omongnya si Alesha juga.

"Reyaaa, hayuu kenapaaa," rengek Alesha sambil meletakkan kepalanya diatas meja.

Adreya tidak menjawab dan lebih memilih duduk disamping Ferza, tepat dua sekat meja dari tempat duduknya.

"Jangan mau, Rey. Masih banyak temen-temen gue yang mau sama lo," belal Ferza sambil terus fokus menatap layar ponsel yang dimiringkan.

"Diem deh lo selai srikaya," sindir Alesha membuat Adreya sontak terkikih geli.

"Au lo za, conge dulu bersihin," saut salah satu temannya lagi memperkeruh suasana hati Ferza.

"Gue gak congean, babi!" bantahnya masih terus fokus bermain game.

"Congean sih. Kemarin earphone gue yang lo pinjem penuh dengan selai srikaya. Iwwwwhhhh," tambah Alesha semakin meledek.

The Ex-loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang