•••
sayang sayang pala lo kuyang
•••
Adreya Azzalea
•••
"Ish, lo sih Bit—gaikut gue sama Reya kemarin," oceh Alesha sambil memakan eskrim durian yang wanginya begitu menyengat.
"Ogah, enakkan juga jalan-jalan sama Revan," balas Sabita begitu menohok.
Alesha membuang hembusan napas mulutnya pada Sabita. Sabita gelagapan dan segera menutup hidung dan berusaha bernapas menggunakan mulutnya.
Ia suka durian, yang tidak ia suka hanya napasnya Alesha.
"Napas lo bau durian busuk!"
"Dih, gue bilangin pabrik eskrimnya nih,"
"Duriannya wangi, mulut lo yang bau busuk," kata Sabita begitu menohok membuat orang yang mendengarnya jadi tertawa.
Sabita terkikih geli dengan ucapannya sendiri. Alesha segera membuang napasnya sekali lagi. Ia tidak perduli betapa sewotnya Sabita sekarang. Lagipula, kata-kata yang Sabita ucapkan tadi—tidak akan diambil hati oleh Alesha. Ia juga tau Sabita hanya bergurau, tidak serius mengatakannya.
Alesha, cewek pecinta segala macam olahan durian. Jika kalian tau tentang makanan karuk durian, Alesha bahkan sangat menyukai makanan itu. Meskipun terdengar aneh untuk disukai oleh beberapa remaja, Alesha tidak perduli. Apapun olahannya selagi itu durian—Alesha pasti suka. Tetapi tidak dengan durinya.
Bel masuk sekolah berbunyi, tepat dengan Adreya yang baru saja masuk kedalam kelas dengan wajah serius. Matanya menatap tajam Ferza yang tengah duduk diam memainkan ponselnya.
"Lo ngadu ke Pak Tio kan—kalo gue gapernah ikut rapat?!" tuduh Adreya menodong pertanyaan yang ia simpan semalaman.
Ferza mengangguk sambil terus memainkan ponselnya, membuat Adreya jadi semakin gemas untuk menggunting bibir Ferza yang lemes itu.
"Gausah ngadu apa-apa ke Pak Tio!Dia jadi ngadu juga tuh ke bokap gue! Bilang gue males lah, gadisiplin lah, gabertanggung jawab lah sama tugas," ocehnya sendirian.
"Makanya dateng," saut Ferza ikut sewot.
"Tapi sampe lo ngadu lagi ke Pak Tio, gue juga bakalan bongkar kelakuan lo ke Bu Rena!" ancam Adreya dengan penuh penekanan.
Ferza hanya bisa menahan tawanya meskipun ada sedikit rasa takut akan Adreya yang mungkin membongkar semua dalang soal kasus yang terjadi. Ini juga kali pertamanya ia diancam oleh perempuan selain ibunya sendiri.
Bu Rena selaku kepala sekolah, sangat mencari-cari biang dari kasus yang tengah dihadapi bulan kemarin.
Kasusnya adalah tawuran antar sekolah yang mula-mula diketahui oleh salah satu guru Smanus, membuat seluruh anak kelas dua belas harus dikumpulkan dilapangan dan yang bersangkutan diberi sebuah surat peringatan. Hal itu terjadi atas dendam Ferza terhadap salah satu anak sekolah lain karena telah memilok tempat tinggalnya dengan kata-kata kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ex-lover
Novela JuvenilTerlalu banyak hal yang tidak pernah dimengerti oleh orang lain. Mengapa menganggap orang yang pernah kau cintai dan pernah membahagiakanmu sebagai bajingan? Sampah? Atau mungkin gambaran kotor yang lainnya? Itu terjadi apa karena dia telah menyakit...