"Huff, senangnya bisa ketemu kasur lagi!!"
Sakura menghempaskan tubuh ke kasur tercintanya. Setelah beberapa malam ia harus rela tidur di meja belajar dengan resiko terkena kifosis demi tugas akhir semesternya.
Meraih gelar S.Ked benar-benar melelahkan. Dan akan lebih melelahkan lagi bila Sakura tiba-tiba mengingat serangkaian residensi dan pendidikan lainnya demi meraih gelar Spesialis yang amat didambakan kedua orang tuanya.
"Haaaah~"
Hanya helaan nafas panjang yang bisa Sakura lakukan disaat seperti ini. Mengeluh juga tidak akan membuat orang tuanya melunak.
"Ih, belom sikat gigi ya lo? Baunya kecium sampek sini woy,"
Sakura bangun dari posisi nyamannya. Mendapati adik sepupunya, Deano, sudah berdiri didepan pintu kamar dengan membawa nampan yang dapat Sakura pastikan berisi makanan. Sakura menerjang nampan yang dibawa Dean dengan riang.
Semua akan baik-baik saja jika ada cemilan yang menemaninya, itulah prinsip Sakura.
"Makasih tanteku sayaaaang!!!"
Ia meneriakkan terimakasihnya keras-keras dan dibalas pula oleh sang tante dari dapur. Dan dengan cepat Sakura melahap makanan itu. Peduli setan dengan ejekan Dean soal babi gendut dan kawan-kawannya.
Ah ya, Sakura tinggal bersama om dan tantenya sejak awal semester. Orang tua Sakura adalah dokter lintas batas yang saat ini sedang bertugas di Somalia. Untuk itu Sakura dititipkan dirumah tantenya agar anak perawan satu-satunya itu ada yang menjaga.
Sakura yang sudah kenyang berkat makan siang enak hasil karya sang tante memilih masuk kedalam selimut. Kehangatan hakiki yang sudah ia dambakan sejak ia menyelesaikan ujian semesternya pagi tadi.
"Mamaah kak Kura jorok!! Abis pulang bukannya mandi malah langsung molor!!"
Terkutuklah Deano dan mulut embernya. Dengan sigap Sakura melempar satu boneka maruko-chan ke wajah Deano yang mengintip dibalik pintu.
"Tanteee!!! Dean ngintipin Kura!!!!"
"Yeee malah fitnah, apa juga yang bisa diintip dari lo!!!"
"Tuh tante, Dean beneran ngintipin Kura!!"
"Nggak Maaah, Kak Kura fitnah!!"
"Masyaallah ini anak dua!! Bisa nggak kalo ngomong biasa aja nggak usah treak-treak, kasian tetangga kita Naaaak!!!"
"Mama juga teriak!!"
"Mama pengecualian!!"
Ya beginilah suasana kediaman keluarga Hernawan sejak kedatangan Sakura. Deano yang anak tunggal tidak pernah merasa kesepian lagi, karena kini ia punya lawan yang sepadan dalam hal rusuh dan sebagainya.
Siapa lagi jika bukan Sakura, kakak sepupunya.
- H♥TE -
"Udahlah Dan, aku tuh nggak ada waktu buat yang beginian.."
Daniel bisa mendengar suara barang pecah tepat setelah Gaea menyelesaikan kalimatnya. Suara yang mungkin bisa membuat Daniel merasa trauma setelah ini.
"Makasih banget kamu udah suka sama aku. Aku juga bukannya nggak suka sama kamu Dan. But for me it isn't the right time to be in relationship.. sorry"
Lalu Gaea melangkah pergi. Meninggalkan Daniel yang merasakan dadanya kembali terkoyak berkat rangkaian kalimat penolakan dari Gaea. Gadis yang masih menduduki peringkat nomor satu dihati Daniel itu sudah tampak biasa saja, bergabung bersama teman-teman bersnelinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
H ♥ T E
Fiksi Penggemar"Jadi sebenernya lo itu benci apa suka sama Sakura?" . "Sengebet itu lo hancurin rencana kencan gue?" . "Kualat juga kan lo.."