Part 3

29.9K 1.2K 43
                                    

Pemakaman boc4h kec1l itu diiringi oleh isak tangis banyak orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemakaman boc4h kec1l itu diiringi oleh isak tangis banyak orang. Erwin menjadi orang yang paling terpukul karena gagal menjaganya. Apalagi mereka tidak mengizinkan ia melihat wajah Zahra untuk yang terakhir kalinya.

Dibalik kaca mata hitam, air matanya terus bercucuran membasahi wajah. Kedua tangan terkepal, ingin mengh4jar keluarga benalu yang pura-pura bersedih di depan pusara. Semua orang berbela sungkawa, dan pak Aji meminta maaf karena tidak bisa menjaga Zahra dengan baik.

Gembar-gembor di media memberitakan bahwa Zahra sengaja bvnvh diri agar bisa menyusul kedua orang tuanya. Tentu saja Erwin tidak percaya, mana mungkin bocah sekecil Zahra berani melakukan itu. Dia yakin, pasti pak Aji adalah dalang dibalik musibah ini.

"Banyak kejanggalan yang terjadi. Seperti sebuah pembvnvhan yang terencana," bisik pak Dendy di sebelahnya.

Erwin menghela napas kasar. Mendongak ke atas, menikmati semilir angin yang menyibak rambutnya. Dia sebenarnya hanya berusaha tegar.

Teringat dengan celotehan renyah Zahra ketika berada di panti tempo lalu. "Om, gimana ya caranya biar Zahra bisa bermimpi ketemu sama mama dan papa?"

Erwin hanya bisa terdiam.

"Andaikan dengan tidur bisa selalu bermimpi bertemu mereka, pasti Zahra pengen tidur terus, nggak usah bangun lagi," ucap Zahra sambil tersenyum getir.

Dada Erwin terasa sesak saat membayangkannya. Pandangannya beralih ke arah pak Aji yang berusaha ditenangkan banyak orang. Seolah dia adalah orang yang paling terpukul atas kepergian Zahra, padahal sebaliknya.

Karena merasa j1j1k melihatnya, akhirnya Erwin memutuskan pergi terlebih dahulu dari pemakaman.

Selama 3 hari Erwin hanya melamun di depan jendela kamarnya. Tidak n4fsu makan, juga tidak berminat melakukan apa-apa. D3ndam dan rasa penyesalan masih menggrogoti hatinya.

Seenaknya media menyebarkan berita yang tidak akurat tentang Zahra, dan pol1si pun sudah menetapkan seorang sopir sebagai pelaku. Sayangnya Erwin tidak punya wewenang untuk ikut campur dalam urusan itu. Mereka seperti sudah merekayasa semuanya.

Refan sahabatnya datang untuk melihat keadaannya. "Sudahlah Win, ikhlaskan saja. Zahra sudah bahagia menyusul papa dan mamanya."

"Ya," jawab Erwin dengan suara serak.

"Lalu, kenapa masih sedih?"

"Aku tidak bisa membiarkan kedzoliman menang begitu saja. Pak Aji harus diberi pelajaran," jawabnya dengan tangan terkepal.

"Ya, kita akan pikirkan itu. Sekarang kau harus makan!" ucap Refan. "Karena balas d3ndam juga butuh energi!"

***

Pak Aji tahu, satu-satunya orang yang paling berbahaya adalah Erwin. Dia sering ikut campur segala urusannya, karena sudah tahu bagaimana tabiat aslinya.

SELIR CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang