Bab 29 - Korban di Lacey

8.4K 1.5K 75
                                    

NORA berjalan cepat di samping Trevor menuju rumahnya. "Ada apa dengan ekspresi mereka?" tanya Nora menatap Trevor yang terlihat terburu-buru. "Apa mereka tak senang kau telah menemukan matemu? Atau mereka tak senang dengan keberadaanku?"

"Mereka hanya bingung." Trevor menggenggam tangan Nora, membawa gadis itu untuk dekat dengannya. "Belum pernah ada manusia serigala yang mempunyai mate seorang manusia." Sambil matanya mengedar ke segala arah dengan waspada.

"Jadi ini sebuah kesalahan?"

"Tidak."

Nora mengernyit. "Apa kau juga tidak curiga atau merasa aneh?"

"Perasaanku tak mungkin salah," jawab Trevor masih menatap sekitar. Sesekali ia menyipitkan mata.

Ekspresi Nora berubah datar.  "Sekarang aku ragu."

"Masuklah." Trevor berhenti di depan pagar rumah Nora. "Besok aku akan menjemputmu."

Tanpa mengatakan apapun, Nora berbalik pergi. Sebelumnya ia kembali menatap ke belakang,  mendapati Trevor kembali ke rumah Rickman begitu cepat, nampak sekali pemuda itu sangat sibuk dengan urusan packnya.

Dengan langkah lebar, Nora berjalan menaiki tangga. Entah kenapa ekspresi anggota Moroney begitu menganggunya. Ia merasa tidak diterima di sana. Padahal Nora sendiri tidak tahu apakah benar ia adalah mate Trevor.

Bercampur perasaan kesal, Nora meraih knop pintu dan memutarnya sekaligus. Masuk ke dalam rumah, melewati ruang tamu yang sedang dihuni oleh Dylan.

"Ada sesuatu yang mencurigakan antara kalian." Lelaki itu menyipitkan matanya dengan senyum menggoda. "Kau berpacaran dengan Trevor kan?"

"Tidak." Nora melangkah menuju dapur untuk mengambil air minum.

"Tapi kenapa tadi kau bergandengan tangan dengannya?" Dylan masih tak menyerah. Ia mengikuti Nora dan berhenti di belakang gadis itu dengan tangan yang mengusap dagu.

"Jangan bertanya lagi. Aku sedang kesal!" Nora memperingatkan. Matanya melotot tajam ke arah Dylan.

"Sepertinya memang ada sesuatu." Namun lelaki itu tak mendengarkan.

"Aku sudah memperingatkanmu Dylan!"

"Bagaimana dengan lelaki model di kampusmu?" Dylan kembali bertanya. Membuat Nora semakin terganggu. "Kau tidak menjadikan Trevor pelampiasanmu kan?"

"Aku bilang jangan bertanya lagi!"

Seketika semua benda yang ada di dapur bergetar pelan setelah Nora berteriak. Kedua orang itu refleks terdiam. Dylan yang paling menunjukkan wajah terkejut. Terlihat sekali kalau ia ketakutan. Bahunya bahkan sampai terangkat kaku.

Tiba-tiba Dylan berlari ke luar rumah sambil menjerit, "Ada gempa!"

Sedangkan Nora justru terdiam menatap telapak tangannya. Meskipun sebentar ia merasa ada getaran aneh yang merambat sampai ke jari-jarinya. Gadis itu segera menoleh ke sendok-sendok dapur yang tadi bergerak, menimbulkan bunyi nyaring.

"Apa ini gempa?" tanyanya pada diri sendiri. Nora pun memutuskan untuk menyusul Dylan ke luar rumah. Ia melihat adiknya sedang menelepon Hattie dengan nada panik yang berlebihan. Namun Nora tak melihat satu pun tetangganya keluar rumah. Justru keadaan sekitar nampak sepi.

Sekarang pandangan Nora teralihkan ke dalam rumah, di mana terdengar suara televisi sedang menayangkan sebuah berita. Ia segera berlari ke arah ruang keluarga.

"Seorang pemuda ditemukan tewas di hutan Peryus, kota Lacey, Washington, Amerika Serikat. Luka-luka yang didapat di tubuh korban memiliki kemiripan dengan sepuluh korban serangan hewan buas di Sans Franciso. Polisi masih menyelidiki ...."

Nora seketika membeku. Matanya tak mungkin salah. Pohon-pohon yang terpampang di layar televisi memang benar hutan Peryus, tempat yang beberapa jam lalu baru ia lewati.

Tubuh Nora langsung saja merinding, apalagi ketika mendengar suara sirine ambulans yang melewati rumahnya, menuju tempat ditemukannya korban. Setelahnya, Nora mendengar Dylan masuk sambil berteriak heboh karena sesuatu sepertinya terjadi di kota mereka. Namun Nora tak mendengarkan lebih lanjut. Dirinya masih terdiam. Ia tahu ini adalah pertanda buruk.

***

Theo menatap garis polisi yang terpasang beberapa meter dari tempatnya berdiri. Satu titik hutan Peryus mendadak ramai. Korban yang diduga serangan hewan buas sudah dievakuasi ke rumah sakit terdekat. Trevor, Arran dan kedua adiknya ikut memperhatikan.

"Jika pembunuhan itu persis seperti yang terjadi di San Francisco, semua pasti ulah pack Fallon," Neil membuka suara. Mereka tidak bisa mendekat untuk melihat lebih jelas seperti apa luka yang di dapat korban.

"Joanna akan tahu ketika melihatnya," sambung Vera yang sedang duduk di dahan pohon. Sedangkan Arran di pohon sampingnya.

"Sepertinya mereka serius ingin membantai pack kita," ucap Neil lagi.

"Dan kudengar tujuan Fallon adalah menjadi satu-satunya pack yang berkuasa di dunia Delfour." Arran membuka suara. Ekspresinya biasa, tidak seperti anggota lain yang mengkerutkan alis dengan serius.

"Kau yakin itu tujuan mereka?" tanya Theo, mendongak sebentar menatap Arran. Ketua pengintai itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Memangnya apa yang akan mereka kuasai jika semua pack habis mereka bantai?" Trevor yang sejak tadi diam ikut membuka suara. Korban pembunuhan itu ditemukan beberapa jam setelah tiga anggota Fallon menyerangnya. Meskipun Trevor tak ingin mengakuinya, tapi kemungkinan besar Ryder telah terlibat. Entah ikut dalam aksi pembunuhan itu atau hanya seseorang yang menyaksikan semuanya dalam diam.

"Mungkin tujuan mereka tidak hanya itu," ucap Theo membuat yang lain menoleh ke arahnya. "Mungkin lebih besar lagi."

"Mereka ingin menunjukkan pada semua Pengubah Wujud Delfour bahwa mereka adalah pack paling kuat, yang tersisa dan berkuasa. Dan mereka akan meminta pengakuan yang lain. Dalam artian, mereka ingin menguasai Delfour," tebak Arran dengan tepat. Lelaki itu menghela napas mendengarkan kemungkinan yang ia sebutkan tadi.

Theo mengeraskan rahangnya. Menatap beberapa polisi yang masih ada di tempat kejadian. "Apapun itu, kita harus mencegahnya sebelum terlambat."

—Bersambung—

Part ini pendek banget ya hehe 😅 jangan lupa vote dan comment biar saya makin semangat nulisnya

Salam fiksi, Saelsa White

City of Moroney PackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang