3. 15 Februari-2018

1.8K 233 24
                                    

Selamat membaca
.
.
.....

"Bahagia lu tentang apa?"

"Masih jadi tanda tanya"








......

Bunyi alunan Biola memenuhi rumah megah itu, mengabaikan hujan deras diluar sana yang mengguyur sebagian kota.

Setiap gesekan nadanya terdapat banyak pedih disana, tersalurkan melalu melodi menyedihkan yg dimainkan Salju sore itu.

Melodi menyedihkan nya bahkan bisa didenger jelas oleh dua rumah dikanan kirinya itu.

"Mah, Yah ayo kepantai"

Salju ingat saat itu mengajak kedua orang tuanya untuk kepantai dihari libur, namun kedua orang tuanya tetap sibuk dengan laptop dan berkas² sialannya

"Sayang mama sama ayah lagi sibuk, kamu minta anter sama Bibi aja ya" Jawaban itu yg malah didapatkan salju kecil saat itu ia hanya bisa menahan kesalnya dan berjalan ke kamarnya dan bertemu Rizki di balkon.

"Sampai hari ini bahkan kita bertiga belum pernah liburan layaknya keluarga" alunan melodinya berhenti saat salah satu senarnya putus begitu saja, mungkin emosinya tertuang terlalu banyak dibiola itu.

"Apa orang dewasa harus selalu menyibukkan diri seperti mereka? Apa susahnya membagi waktu? Haha orang dewasa egois!" banyak pertanyaan dipikiran Salju namun hanya bisa dijawabnya dengan sebuah keheningan.

Salju duduk dipinggir kasur lalu memandang rintik hujan yg bertambah deras namun membuat cuaca menjadi sejuk tak seperti siang tadi.

Salju suka hujan tapi adakalanya dia membenci hujan seperti saat ini contohnya, bahkan kedua orang tuanya tetap sibuk diruang kerja masing-masing padahal besok adalah weekend.

"Apa gw bakar aja perusahaan mereka, eh jangan mereka kerja juga buat gw, tapi...." gumam salju namun kemudian ia tertawa dengan pikirannya sendiri

Harusnya salju bersyukur dilahirkan dikeluarga Dalana, dengan ayahnya Seorang CEO disalah satu perusahaan terkenal dan ibunya seorang kepala bagian dikedokteran.

Seperti di drama yang sering ia tonton pasti sang anak bahagia dengan itu, tapi hey nyatanya Salju kesepian, dia selalu di nomer 2 kan oleh pekerjaan orang tuanya.

Toktoktoktok

Ketukan cepat dari arah pintu balkonnya menyadarkan salju dari lamunannya dan mendapati sahabat sekaligus tetangganya berdiri disana dengan pakaian yg sedikit basah.

Salju beranjak dan membukakan pintu untuk Jungkook yang sudah kedinginan.

"Ngapain sih nyebrang ujan² gini" omel Salju memberikan selimut untuk jungkook.

"Dari tadi banyak petir, lu tau gw takut petir" ujar Jungkook yang langsung masuk ke dalam selimut yang diberikan Salju.

"Badan doang gede, sama petir takut lu"

"Ni mulut gw iket ya, itu petir kalau kena ya ketemu sama yang maha kuasa"

"Ya kan lu dirumah petirnya gak gabut trus nyamber elu!"

"Berisik nih, gw numpang tidur disini pokoknya"

"Dihh gak mau, sempit sanaaa pulang"

"Tega bener sama sohib sendiri Ju"

Cristal SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang