PROLOG

77 8 1
                                    


"Percuma saja aku mengais rindu pada suatu hal yang belum pasti menjadi milikku, biarkan langkahmu mengantarmu pergi Ainun, biarkan ia membawamu menepi pada hati yang terpilih, aku rela, sungguh aku rela jika itu demi bahagiamu."

Senja itu adalah senja yang paling buruk dalam kehidupan Azie, ia adalah saksi dimana ketika hati yang ceria mulai menemui titik saat sebuah luka menutup segala kisah yang bahagia, hingga seakan-akan tak ada lagi cerita indah setelahnya. Seketika dunia berubah, dimana 30 menit yang lalu sebelum senja, dunia masih menjadi hal indah dalam hidup remaja 19 tahun itu, dari balik jendela kamarnya yang mulai termakan usia,atau lebih tepatnya pula termakan rayap yang tak pernah merasa kenyang sebelum satu kampung habis dilahapnya. Pukul 14.00 terdengar dering suara telepon yang tak asing lagi di telinga remaja 19 tahun itu, bunyi itu sangat akrab di telinganya, hingga pernah suatu ketika ia serasa hampir tewas hanya karena tak mendengar bunyi itu selama 5 jam saja, adalah waktu yang sangat singkat bagi kita orang pada umumnya, namun berbeda untuk 2 orang remaja yang sedang dimabuk asmara.

Dengan cepat ia mengambil handphone yang tergeletak di ranjang usang tempatnya merajut mimpi, tertulis sebuah nama perempuan yang sangat indah melebihi keindahan lukisan monalisa, atau juga keindahan semesta raya yang jelas-jelas takan ada tandingannya, hanya saja lagi-lagi soal cinta yang membuat banyak orang menjadi buta. Kemudian dipencetnya tombol hijau di layar ponsel itu, dan terdengarlah suara perempuan dari ujung jarak yang memisahkan keduanya, "Hai, kamu lagi apa? Nanti sore kita bisa ketemu nggak?" dengan jantung yang berdetak kencang, akhirnya ia menjawab dengan suara yang sengaja dibuat lembut, "Hai, ini lagi santai aja, iya nanti kita bisa ketemu kok, aku tunggu di tempat biasa jam 14.30 ya? Sampai ketemu nanti" dengan akhir ucapan cinta usai pula obrolan mereka berdua.

Pukul 14.25, lima menit lebih awal dari waktu yang disepakati oeh Azie dan Ainun untuk bertemu, dengan hati berbunga bagai kuncup yang mulai mekar, ia berjalan dengan semangat sembari menyusun kata rindu untuk sang kekasih yang bisa ia pastikan tak lama lagi akan segera tiba. Dan benar saja lima menit telah berlalu, dari pintu angkot yang berdebu melangkah keluar seorang wanita yang selama dua tahun terakhir menjadi tempat pelabuhan hatinya, hari-harinya seketika menjelma surga semenjak kedatangan wanita itu. Perlahan ainun berjalan meninggalkan sang supir angkot yang sedang diburu setoran itu, dengan perasaan gembira bercampur resah Ainun mulai menghampiri Azie yang sedari tadi menunggu kedatangannya dengan sabar.

"Hai, maaf aku lama ya? Habisnya tadi aku nunggu angkot yang lewat lama banget"
Dengan wajah yang terlihat indah diterpa jingga langit senja Ainun menyapa Azie yang sedari tadi tersenyum tiada henti semenjak kaki wanita itu melangkah turun dari angkot.

"Cerita Update setiap hari sabtu ya, jangan lupa ikuti terus alurnya."

Terbitnya Sang SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang