03. Bertiga

71 25 43
                                    

"Pak, kali ini micinnya banyakin ya. Sambelnya juga." Aku memesan bakso di stand Pak Karmin, tepatnya di kantin RS. Tapi khusus hari ini adalah pesanan untuk bangun dari mimpiku.

.

"El.. Mengapa tadi pagi kamu hanya mengintip lalu pergi tanpa mengunjungiku?" Astaga. Kenapa dia tahu aku ada disini dan mengetahui semua itu?

Oiya. Bakso kan memang kegemarannya. Dia pasti akan makan bakso lagi.

Tuhan, aku mau segera bangun.

"Ini pesanannya, Nona Eltha." Bagus. Tuhan langsung menjawab doaku. Terima kasih Tuhan.

"Terima kasih pak."

"Kenapa merah sekali?" Kepo.

Nggak aku jawab, aku langsung menyantapnya. Tuhan, ayo bangunkan aku segera.

"Bagiku, aku lebih baik harus mendengarkan ucapan yang pedas daripada harus merasakan makanan yang pedas.

Karena ucapan yang pedas dari orang lain menuntut apa yang salah dari diriku untuk diperbaiki.
namun bila aku memakan makanan yang pedas, apa yang salah dari diriku sehingga harus memasukannya dalam tubuhku?"

Lalu ucapan pedas apa yang harus aku dengar dari mulutmu yang tak berdosa, Leo?

UHUKK UHUKK

Pedas!! Aku tersedak!

Apakah aku sudah bangun dari mimpi?

"Leo, bisa beritahu aku siapa kamu?"

"Kekasihmu."

Apa ini benar-benar bukan mimpi?

Tuhan, aku butuh air.

"Nona Eltha, silakan minum ini." Pak Karmin. Engkaukah jelmaan Dewa Batinku?

Ya Tuhan, aku nggak sanggup ngabisin ini. Maafkan aku.

"Leo, apa kau benar-benar tidak suka pedas?"

"Kepo."

***

KRRIIINNGGG!!!

Suara yang dinantikan Eltha seharian penuh pun tiba, yaitu bel pulang.

"Eltha.. Kenalin, gue sekretaris di kelas ini, Leticia. Panggil aja Cia. Minta kontak lu dong, mau gue invite ke grup chat kelas." Eltha yang sedang merapikan isi di tasnya pun menoleh ke sumber suara yang ada di depannya dan mengetikkan id nya di handphone yang Leticia ulurkan.

"Sudah ya Cia.. Sampai jumpa di grup chat dan esok hari," Dalam hitungan detik, Eltha melangkah keluar kelas.

Apa anak Unggulan itu sombong-sombong ya?

Hampir siswa di kelas itu mulai membatin demikian karena kesan pertama yang diberikan oleh Eltha.

Namun pikiran negatif itu terhapus karena muncul pikiran lain,

Apa karena bahasanya terlalu baku ya sampe gue sendiri nggak paham sebenarnya dia itu sombong atau enggak.

"Cia, udah dapet idnya? Gc invite grup." Entah kenapa, Maditya sang ketua kelas menghampiri Leticia dan malah meminta Eltha untuk segera diinvite ke grup kelas.

CulinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang