"Aku tidak yakin kita bisa makan siang bersama." Wonwoo merapikan rambut di bawah topinya di depan refleksi dirinya di dalam cermin.
"Junhui akan pergi ke tiga perusahaan berbeda yang ada di catatannya hari ini." hari itu adalah hari ketiga Junhui mencari pekerjaan. Suatu ketika Junhui tiba-tiba berkata bahwa dia merasa berdosa karena menumpang di rumah Wonwoo tanpa melakukan apapun sebagai imbalannya, selain membelikannya bubble tea, dan di saat yang sama dia harus mencari uang sehingga dia bisa pindah secepatnya. Apa yang Wonwoo katakan pada Mingyu bukanlah ide yang buruk karena Junhui pada akhirnya akan mampu membeli apatemennya lagi, sekitar 10 menit berkendara dari rumah Wonwoo, dan akhirnya mereka bisa hidup bersama lagi tanpa ada batasan, yaitu melihat satu sama lain kapanpun dan dimanapun. Untuk itu Mingyu menyetujuinya. Kini Junhui mencari pekerjaan setiap hari dan dia selalu membawa Wonwoo bersamanya. Mingyu tidak menyadari bahwa dengan janji mereka bisa bersama kembali, dia harus mengorbankan dirinya yang hanya bisa melihat Wonwoo di saat-saat tertentu.
"Berdoalah Junhui memilih untuk mengambil pekerjaannya kali ini." Wonwoo menggapai lengan Mingyu dengan mesra, ada kilasan ingatan tentang malam yang telah dilaluinya bersama Wonwoo beberapa hari yang lalu. Kadang ingatan Mingyu akan memutar beberapa kejadian acak. Dia tidak yakin apakah ingatannya telah rusak atau hanya suatu pengalaman yang tidak pernah ingin dia lupakan. Dia memberi Wonwoo senyuman tipis. Dia bisa melihat pada mata yang lebih tua bahwa dia tidak berada di jalan yang sama dengannya, bahwa dia terlalu asyik dengan pikirannya tentang malam indah mereka. Mingyu membuang wajahnya, tidak ingin kekecewaan memenuhi wajahnya atau Wonwoo berpikiran tentang alasan lainnya. Seperti, dia meninggalkan rumah dengan Junhui lebih sering lagi.
"Makan tepat waktu, ok." tangan Wonwoo jatuh diatas tangan Mingyu. Mingyu menggenggamnya dengan miliknya dan menariknya dalam pelukan ringan. "Aku akan meneleponmu nanti." Wonwoo menambahi dengan nada riangnya ketika punggungnya menghilang dibalik pintu.
Tapi dia tidak pernah melakukannya.
***
Wonwoo berakhir dengan lebih sering menghabiskan waktu bersama Junhui, Mingyu merenung. Wonwoo terlihat tidak menyadari perubahan itu. Mingyu melangkahkan kakinya di ruangan itu, berkali-kali. Junhui akhirnya mendapatkan pekerjaan. Dia cukup cerdas dan banyak perusahaan yang memanggilnya setelah melihat CV-nya, hanya Junhui saja yang lama dalam memilih perusahaan mana yang akan diterimanya yang akan menjadi tempatnya bekerja. Mingyu pikir semuanya akan kembali seperti semula ketika Junhui mulai bekerja, tapi tetap saja berbeda. Wonwoo akan lebih sering menghabiskan waktu bersama Junhui di tempat kerjanya, kadang permintaan Junhui, tapi seringnya dia yang menawarkan diri.
Mingyu tidak tahu bagaimana keluar dari situasinya sekarang. Dia berarti apa bagi Wonwoo? Mereka tidak pernah membuat hubungan mereka jelas. Yang dia tahu adalah bahwa dia bahagia dengan Wonwoo, dan dia pikir Wonwoo juga begitu. Atau Wonwoo tidak. Atau Wonwoo hanya. . . Mingyu kesal pada dirinya sendiri. Dia menertawai dirinya. Memangnya apa yang dilakukannya? Muncul secara misterius di rumah seseorang di dunia yang berbeda. Pindah ke rumah yang tidak pernah dia kira adalah sesuatu yang mungkin, tapi dia berharap itu benar-benar terjadi dalam dunia nyata. Mengapa dia tertarik pada Wonwoo? Apa karena wajahnya? Kelemahannya yang membutuhkan perlindungan? Atau karena rasa berdosa? Atau rasa kasihan?
Mingyu mengeluarkan kameranya dan duduk di tempat tidur. Untuk apa foto-foto itu? Untuk menyimpan kenangan? Untuk menyimpan kenangan supaya ketika dia menghilang dia akan diingat? Untuk menghibur dirinya sendiri dan mengatakan bahwa dia bahagia ketika waktunya tiba? Mingyu menekan tombol on dan menggulir satu foto ke foto yang lainnya. Semuanya Wonwoo, tiap melakukan hal yang berbeda, ekspresi wajah berbeda yang muncul, senyum yang berbeda baginya. Mingyu bingung mengapa dia bisa datang ke dunia Wonwoo. Bagaimana dia bisa kesana? Apa karena depresi? Keputusasaan? Atau keegoisan? Dia yakin bahwa itu yang kedua. Dia putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overlapping Worlds 「meanie」
Fanfiction(COMPLETED) Mereka tinggal di rumah yang sama, di ruang yang sama, di waktu yang sama. Di dunia yang sama, tapi tidak juga. Original story ©SEISDEMAYO on LiveJournal Pictures ©MildXWild Translation & artwork ©jsanserenity 『Please be noted that this...