Why Should I Care?

4.9K 423 14
                                    

Just enjoy it guysss :)









"Kau!!!..."

Tubuh Elisa terhempas kebelakang, ia begitu terkejut karena gadis yang ia tolong ternyata...

"L-laura?!"

Begitupun dengan Laura, ia menatap tak percaya gadis tegap yang telah menolongnya dengan gagah berani itu ialah Elisa...kembarannya.

"Elisa!? A-apa yang kau lakukan disini!!?"tanya Laura dengan nada marah sebari menyilangkan tangannya didepan dada.

Sedangkan Elisa tersadar dari keterkejutannya berkat pertanyaan atau lebih tepatnya sebuah bentakan Laura, ia menaikan sebelah alis bertanda bingung..kenapa gadis itu seakan marah padanya?

"Ada apa dengan nada bicaramu itu?"tanya Elisa bingung.

"Bukan urusanmu bodoh!!"

Kebingungan Elisa diganti dengan perasaan kesal yang teramat sangat karena mendengar hinaan yang diucapkan oleh mulut indah Laura.

"Cih! Dasar gadis aneh bukannya berterimakasih malah menghinaku!"guman Elisa kesal, ia bangkit dan menatap gadis yang ada didepannya dingin "kau tidak usah menutup dadamu seperti itu karna aku tidak akan tertarik"

Mendengar perkataan Elisa, Laura pun naik pitang karna merasa direndahkan.

"Hei!! Jaga bicaramu!! Kau lupa sedang bicara dengan siapa hah!?"ujar Laura murka.

"Ya tentu aku tau...kau adalah manusia..mungkin.."jawab Elisa dengan nada mengejek.

"Apa katamu!!"

Elisa tersenyum sinis menanggapi teriakan Laura, ia berbalik sebari berucap dengan datar.

"Sudahlah..buang-buang waktu saja" Elisa pun melangkahkan kakinya untuk pergi. Sebenarnya ia tak tega meninggalkan saudarinya yang kurang ajar itu..apalagi dia baru saja hampir jadi korban pemerkosaan, tapi...mengingat hinaan yang dilontarkan mulut Laura, rasa simpatinya pun hilang dan lagi pula dia sudah amankan?

Laura menatap kepergian gadis dingin itu tajam, ia pun berusaha untuk berdiri.

"Arhhg!!" Reflek kepala Elisa langsung menengok kebelakang, ia melihat gadis angkuh nan menyebalkan itu sedang merintih kesakitan.

Elisa menghela nafas berat, inilah kelemahannya..dibalik sikap datar nan dinginnya ia merupakan tipe orang yang tidak bisa meninggalkan seseorang yang sedang dalam kesulitan..yahh walaupun orang itu adalah manusia yang paling ia benci didunia.

"Merepotkan.." ia pun kembali menghampiri Laura dengan langkah malas.

"Shhh...kenapa kau kembali!? Cepat pergi sana!!!"usir Laura.

Elisa diam tak mengubris, ia kembali berjongkok hingga posisinya berada tepat didepan lutut gadis itu.

"A-a apa yang kau lakukan!?"tanya Laura gagap dengan wajah memerah, ia sedikit malu juga terkejut karena tanpa permisi Elisa langsung menyibakkan sedikit roknya ke atas untuk melihat lututnya.

"Hey! Menying-"

"Apa kau bisa diam! Aku sedang ingin mengobati lututmu yang berdarah!" Ucap Elisa kesal, kemudian ia mengeluarkan kotak P3k mini yang selalu ia bawa kemana-mana didalam tasnya dan mulai mengusapkan kapas yang sudah ditetesi betadin ke arah lutut Laura yang diam tak berkutit.

"Shh p-pelan.."ringis Laura.

"Hn.."

Sekitar 5 menit Elisa pun selesai mengobati luka yang ada dilutut Laura, ia berdiri dan menatap gadis cantik yang ada didepannya datar.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang