Final Extra Chap

2.6K 90 3
                                    



ron....

Aar...

Aaroon...

Aarooooon!

"LAAROOOON!"

Aaron tersentak saat bentakan namanya memekakkan telinga. Matanya mengerjap menyesuaikan pandangan. Sosok buram itu semakin jelas, menampakkan tubuh Ami yang terduduk dilantai dengan tangan dan kaki terikat.

"AMI! Kau tidak apa-apa?!"

Mata Ami berembun mendengar sang kekasih yang lebih mengkhawatirkan dirinya dari pada pria itu sendiri. Padahal kondisi Aaron lebih menyedihkan darinya.

Aaron terduduk diatas kursi kayu dengan tubuh yang terikat kuat tali tambang. Begitu kuatnya sampai membuat kulitnya memerah dan berdarah. Bahkan diantara leher pria itu terlilit tali yang bisa saja sewaktu-waktu mencekik dan membunuhnya.

Airmata Ami mengalir tanpa bisa ditahan. "Aku...aku baik-baik saja.." jawab Ami setengah terisak.

Aaron memberikan senyuman untuk Ami diantara wajah pucatnya. Rasa sakit yang tiba-tiba membuatnya meringis. "Sepertinya punggungku terluka..." gumaman Aaron semakin membuat Ami khawatir.

Ami bergerak gelisah berusaha melonggarkan ikatan ditangannya namun gagal. Simpul ini tidak biasa. Seharusnya hanya orang tertentu yang bisa. Hanya...

Kesadaran yang menghantam kepala Ami secara tiba-tiba menarik sebuah emosi keluar kepermukaan.

Ya. Hanya keluarganya yang bisa. Termasuk dirinya. Dan sialnya dia lupa mempelajari cara melepaskan diri. Sial!

"Sepertinya seseorang sudah menyadari sesuatu..."

Kepala Aaron dan Ami langsung mengarah kepintu yang memang terbuka lebar. Ami hanya menatap datar wajah tampan yang begitu dia kenal. Indra dengan santai melenggang kearah mereka dan berdiri tepat didepan Aaron.

"Maaf ya. Aku tadi memukulmu dengan ini." Indra menggoyangkan pukulan baseball yang ditenteng dibahu.

Aaron yang memang tidak mengenal Indra membalas dengan tatapan tajam. Mulutnya terkunci tidak ingin mengatakan apapun.

"Dra..Apa maksud semua ini?"

Suara Ami yang bertanya dari balik tubuh Indra membuat Aaron keheranan. Apakah Ami mengenal pemuda ini. "Ami, kau kenal dia?" tanya Aaron cepat.

Ami menghela napasnya dan menjawab, "Iya. Dia sepupuku."

Mata Aaron membola. Jadi orang yang memukulnya adalah sepupu Ami. Apakah dia yang membawa dan mengikat mereka keruangan pengap ini.

"Maaf kak...aku hanya menjalankan perintah." Jawab indra masih sesantai tadi. Sekarang pemuda itu bergeser kedekat pintu.

Sebelum Ami bertanya siapa, sosok yang sangat dia kenal sejak janin karena sering 'berkunjung' menampakkan wujudnya. Indra menoleh sekilas kesampingnya dan kembali menatap Ami dengan seringai yang tercipta.

"Ayah." gumam Ami pelan namun masih sanggup masuk kependengaran Aaron.

Belum habis rasa kagetnya karena telah jadi korban penculikan sepupu sang kekasih. Dan sekarang calon ayah mertuanya pun hadir. Dan sialnya jauh lebih tampan darinya, padahal dia sudah merasa menjadi mahluk ciptaan tuhan paling indah. Sepertinya kepala Aaron juga ikut terpukul.

Ami manyadari beribu pertanyaan hilir mudik dimata Aaron. Dengan malas dia mulai melakukan etika tata karma dengan tangan yang masih terikat. Catat, terikat.

Cause Love Need...{ Complete }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang