VIII

14.3K 916 3
                                    

Namun tekad tinggallah tekad. Soap menatap horor bayangan dirinya dicermin. Tidak ada masalah dengan wajah, rambutnya yang digerai dan tubuhnya yang semampai. Tapi yang benar saja dia harus memakai baju ini. Baju kemeja putih ketat dengan kancing teratas tidak sepenuhnya menutupi bagian dadanya. Soap bahkan langsung tahu jika dia sedikit menunduk maka belahan dadanya akan menjadi santapan massal. Roknya juga tidak membantu sama sekali, pendeknya minta ampun.

Kapten Handy mau menyuruhnya menyusup atau mau jual diri. Sekalian saja dia pakai rok hula-hula dan bra kelapa. Soap curiga atasannya itu punya fantasi wanita kantoran.

Dengan emosi yang sudah sampai keubun-ubun, Soap langsung menyerbu kamar Dilla. Mendobrak pintunya sampai terbanting ketembok.

"AKU TIDAK AKAN PERGI SE-INCHI PUN DARI SINI. KATAKAN ITU PADA SIBRENGSEK HAN..."

Sebuah bungkusan yang disodorkan Dilla seketika menghentikan omelannya. Dengan kasar dia merampas bungkusan itu dan terkejut saat melihat isinya. Sebuah pakaian pegawai kantoran yang bisa dibilang normal. Masih dengan muka kaget dia melihat Dilla yang tersenyum geli.

"Itu pakaian dinasmu."

Hening

"Disana mereka memakai seragam."

Hening

"Ehm...Kau bisa pakai disini kalau mau." Dilla langsung kabur sebelum si monster bar-bar itu sadar dari shocknya. Dan benar saja begitu dia menutup pintu kamar dari luar, teriakan penuh kutukan mengalun dengan indahnya. Dia sangat yakin jika saat ini tetangganya pasti sangat ketakutan mendengar teriakan raja iblis yang menggema diseluruh apartement.

Dengan masih bersungut-sungut dan mengomel panjang kali lebar akhirnya Soap sampai juga ketempat tujuannya. Gedung yang berdiri megah dan kokoh, didesain cukup menarik jika dibandingkan gedung disekitarnya. Tanaman juga banyak tumbuh dipekarangan dan disisi-sisi jendela di setiap lantai. Selesai mengagumi gedung, Soap langsung saja memasuki parkiran. Matanya langsung disuguhi oleh pemandangan sebuah mobil yang hanya bisa dilihatnya dimajalah. Mobil mewah berlambang sayap itu terparkir indah diparkiran khusus bertuliskan Direktur. Lama dia memandang mobil itu. Sesuatu berkecamuk dalam pikirannya. Kagum, iri, muak dan marah.

'Uang hasil menghancurkan masa depan anak-anak' pikirnya. Jika bisa saat ini dia ingin sekali membakar mobil mewah itu. Tapi itu bunuh diri namanya. Bagaimanapun misi ini harus berhasil. Tanpa pikir panjang lagi Soap langsung memarkirkan mobilnya, keluar dan siap bertempur.

'It's show time, baby!'

Sebuah pintu kaca buram membatasi Soap dengan seorang HRD, yang dari keterangan Dilla adalah seorang wanita berumur yang belum menikah. Merasa dirinya sebagai penguasa kantor setelah para jajaran Direksi. Dilla memberi wejangan agar jangan sampai melawan ego wanita itu jika ingin kerja dalam damai. Bagaimanapun Soap hanya pegawai magang yang bisa ditendang kapan saja. Dipecat dan misi gagal total. Soap menarik nafas pelan dan menghembuskannya. Ini lebih menegangkan daripada melawan segerombolan pria bersenjata.

Tok...Tok!

"Permisi..." namun tidak ada jawaban dari dalam dan Soap mengetuk lagi.

"Permisi...Bu!" mengetuk lagi lebih keras dan tetap hening. Emosi mulai merambat naik ke ubun-ubun.

"PERMISI,BU! ADAKAN ORANG DIDA..."

Tiba-tiba pintu terbuka dengan kasarnya dan berdirilah seorang wanita berkacamata tebal dengan wajah angkuh penuh make up yang tidak rata menatap marah kearah Soap.

"KAMU KIRA SAYA TULI APA?! SAYA LAGI BICARA DENGAN DIREKTUR DITELPON! " menekankan kata Direktur seolah-olah hanya dia yang bisa berbicara dengan para atasan. Soap yang terlanjur kesal menjawab dengan entengnya.

"Ya, mana saya tau kalau ibu lagi telponan. Lagian kan ibu bisa bilang 'Sebentar!' atau 'Tunggu!', jadi saya tidak bingung."

Kritik + Saran = Selamat jalan duhai pekerjaan.

Kenapa penyesalan harus ditakdirkan datang terlambat. Setelah kata-kata tidak sopan itu meluncur dengan rapi dari mulutnya barulah dia ingat wejangan sahabat mungilnya. Sepertinya setelah misi ini selesai dia harus mengambil kelas disekolah kepribadian.


Cause Love Need...{ Complete }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang