TELESKOP -3-

39 14 1
                                    

SETELAH bel sekolah berbunyi, Laury segera menyusun barang barangnya agar pulang bersama sahabatnya.

"Anaaaa, yuk buruan!" Lisa menunggu di depan pintu sambil membersihkan wajahnya dengan kertas minyak.
"Oh iya, gue lupa," Laury menepuk jidatnya "Lisa, lu duluan aja. Gue ada urusan bentar di perpus," teriak Laury kepada Lisa.
"Oh, yaudah. Lu cepetan pulang entar diapa apai sama om om," peringat Lisa sambil meninggalkan kelasnya.

Setelah meninggalkan kelasnya, Laury segera menuju perpus untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya kemarin.

"Pak Moceng, bu Fitrinya ada gak pak? Soalnya mau ngembaliin buku nih."
"Bu Fitrinya lagi keluar sebentar, jadi Ana letakkan saja bukunya di atas meja bu Fitri atau mau nunggu dulu?" Kata pak Moceng sambil membereskan buku di salah satu blok.

"Mendingan Ana nunggu aja pak, soalnya Ana mau minjam buku lagi." Ana meninggalkan pak Moceng dan pergi ke salah satu blok yang berisi banyak buku tentang ilmu biologi dan kesehatan.

"Jerawat jerawat jerawat..." Laury mencari buku yang dikatakannya dari tadi.
Setelah sekian lama mencari akhirnya ia mendapatkannya. Sialnya, buku itu berada di tempat yang susah dijangkau oleh Laury.
"Duh..." Laury berusaha dengan menjinjit, namun itu tidak berhasil.

Deg deg deg

Tiba tiba ada tangan yang kekar berhasil mengambil buku yang diinginkan Laury dan Laury mengetahuinya dari aroma badannya yang khas menusuk hidungnya dan itu membuat jantung Laury berdegup kencang.

Seketika Laura berbalik. "Kak Theo?" Memastikan orang yang berada di belakangnya.
"Iya, kenapa?" Jawab Theo Joseph Starloss seorang ketos yang berparas tampan, baik hati, ramah, pintar di bidang matematika dan fisika. Dan pastinya dia famous dan Most Wanted di SkyLine High School setelah Ethan.

Saat itu juga pandangan mereka bertemu.....dan mereka cukup lama beradu mata.

Brukk...

Mereka langsung sadar ketika satu buku berhasil jatuh dari tangan pak Moceng yang sedang membersihkan buku berdebu.

"Ni bukunya. Makanya rajin rajin minum susu sama main basket bareng gue. Ok? Biar tambah tinggi lo," ceramah Theo memulai pembicaraan.
"Kak Theo aja kali yang ketinggian," bela Laury tak terima perkataan Theo.
"Iya iya," Theo mengalah. Theo mengangkat tangan kirinya, "Betewe, ini udah jam setengah empat loh. Kok lo belum pulang?"
"Mau ngembaliin buku sekalian minjam buku," jelas Laury.

"JIKA MASIH ADA MURID DI PERPUSTAKAAN DIMOHONKAN UNTUK SEGERA MENINGGALKAN TEMPAT INI!" Teriak pak Moceng yang sudah menyiapkan barang barangnya untuk pulang. Saat itu juga mereka berdua terkejud karena teriakan pak Moceng yang bisa dibilang cukup kuat untuk didengar. "Ana, lo pulang naik apa? Mau gue anterin?"
"Gak usah repot repot kak, Ana pulang naik angkot aja." Tolak Laury secara halus. "Yaudah, hati hati ya, gue cabut luan. Bye Ana."

Theo keluar dari perpustakaan, meninggalkan Ana(Laury) sendirian. Ana segera membereskan buku pinjamannya dan pulang.

Setelah kepergian Ana, seorang pria berdiri dari kursi dari sebelah blok yang Ana tempati tadi. Tanpa mereka sadari, sedari tadi pria itu duduk dikursi yang saat itu mereka tidak bisa melihatnya.
Pria itu mendengar semuanya yang mereka perbincangkan dari tadi. Bahkan ia rela mengintip di sela sela buku yang membatasi mereka, untuk melihat apa saja yang mereka lakukan.

Braakk

Ethan menggebrak meja dengan penuh emosi. "Theo, lo akan kalah dari gue." Ethan tersenyum sinis.

~~~

Ana membuka pintu rumahnya dengan hati hati agar tidak ketahuan oleh abangnya -Matteo Willem Valentino- jika ia pulang ke rumah terlambat.
"Ana, lo napa pulang lama? Menggatal ya sama cowo?"
"Astaga! Buat kaget aja lo, bang. Emang ga ada kerjaan lain selain berburuk sangka ama gue. Sok tau banget sih lu bang. Gue tadi pulang lama karena mau minjam buku tau!" jelas Ana agar Matteo tau apa aja yang dilakuinnya di sekolah. "Kesel deh sama abang. Abang itu selalu mikir yang enggak enggak tentang Ana, temen Ana. Kesel tau!" Ana mengeliarkan unek uneknya saat itu juga.
"Ana..."

TELESKOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang