S K I T
Hujan turun deras mengguyur separuh kota itu. Udara terasa sangat dingin, menusuk tulang. Jika kau ingin pergi ke luar dan menari di bawah tetesan hujan, kusarankan jangan sekarang. Petir tengah menyambar dengan gila di atas sana, itu berbahaya. Lebih baik kau duduk manis di dalam rumahmu sembari meminum coklat panas dan memandang ke luar jendela. Perhatikanlah baik-baik bagaimana cara alam dengan gilanya menurunkan rejeki sekaligus bencana untuk manusia.
Seperti yang tengah Minho lakukan sekarang.
Pria manis itu tengah terduduk di dekat jendela. Jemari kecilnya memegang erat sebuah mug putih yang mengeluarkan asap. Matanya menatap tetesan hujan dan sambaran petir dengan kosong. Baju hangatnya berwarna baby blue, terlihat indah dipadukan dengan dinding putih, mug putih, dan celana pendek putih yang ia kenakan.
Minho menghela napas, ia terlihat gusar.
Mata kucingnya sibuk menatap jam dinding, mug putih, dan tetesan hujan. Kegiatannya tidak banyak berubah setelah beberapa menit. Kakinya yang terjuntai dengan indah hingga menyentuh lantai ia gerakkan tak tentu arah. Bibirnya ia gigit guna menahan isakan. Setetes air mata telah meluncur di pipinya dan menghilang di bibirnya.
Minho dengan cepat meletakkan mug putih itu di pinggir jendela dan mengusap jejak air matanya ketika bel apartemennya berbunyi. Ia melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa menuju pintu. Sebagian hatinya berharap orang yang ada di balik pintu itu adalah orang yang ia tunggu selama ini, sementara sebagian hatinya lagi pesimis meyakinkan diri bahwa orang yang berada di balik pintu itu bukanlah orang yang mereka tunggu.
Minho tak sempat mengintip ke luar, ia dengan tergesa-gesa membuka kunci pintu putih itu. Berbahaya. Maka dari itu, segera setelah pintu itu terbuka lebar, Minho bersembunyi di baliknya. Mata kucingnya menatap lantai tempat setiap tamu menginjakkan kakinya pertama kali di apartemennya.
Ketika mata kucingnya menangkap sepasang sepatu yang tak asing, Minho dengan cepat keluar dari tempat persembunyiannya dan menerjang si pemilik sepatu dengan sebuah pelukan erat dan isakan tertahan.
"Woah, easy there, Babe," lalu sebuah kekehan terdengar.
Ah, Minho rela menghabiskan seluruh hidupnya untuk mendengar kalimat itu terus-menerus.
Minho mengeratkan pelukannya. Wajahnya ia tenggelamkan di ceruk leher si pemilik sepatu. Hidungnya mengendus aroma kesukannya dengan rakus. Setelah beberapa saat, pria manis itu merasa bebannya telah terangkat secara keseluruhan.
Kehangatan yang menenangkan, usapan halus di punggung, dan tepukan pelan di kepala belakangnya membuat Minho enggan melepaskan pelukan itu.
"Ini gak mau dilepas pelukannya?"
Minho menggeleng, pelukannya mengerat.
"Hei, aku gak akan kemana-mana, Sayang. Lepas dulu pelukannya, aku buka sepatu dulu. Nanti acara peluk-peluknya di lanjut di kamar."
Minho dengan enggan melepas pelukan itu. Matanya menatap lurus sepasang mata yang sedikit lebih rendah dari miliknya. Tatapannya dibalas dengan tatapan lembut penuh cinta yang membuatnya lemah.
"Cepet buka, jangan lupa kunci pintu, aku tunggu di kamar."
Lalu si pemilik sepatu ditinggal sendirian di ruangan balok itu.
Sebuah kekehan halus disusul dengan suara pintu yang dibanting tertutup memenuhi ruangan serba putih itu. Si pemilik sepatu menatap pintu kamar pria manis itu dengan lembut. Sebuah senyuman terbit di wajahnya.
"Ho, aku rasa kamu lebih muda dari aku, dasar bocah," kekehan kecil menyusul kemudian. "Kamu imut, terlalu imut buat dianggap manusia. Jadi mulai sekarang, aku anggap kamu kucingku. Kucing kecilku yang manja dan ngambekan."
Senandung kecil mengikuti langkah sepasang kaki telanjang menuju pintu kamar si pria manis.
Sebelum membuka pintu putih itu, si pemilik sepatu mengatur napasnya. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang walaupun pujaan hatinya sedang tak berada di ruangan yang sama dengannya. Hal itu ada bagusnya juga, ia harus menyiapkan mental agar tidak lemas ketika disambut dengan berbagai keimutan dari pemilik apartemen itu.
Karena Lee Minho terlalu imut untuk Seo Changbin hadapi.
• • • • •
Is it too much if I ask for some comments?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cat Paws ft. Changho
FanfictionChangbin cinta mati sama Minho, Minho juga cinta Changbin kok, tapi kucingnya itu lho-. #4 spearb #3 spearb