Yang Ke Lima

6 4 2
                                    

Semua murid di kelas XII IPA 3 menghela nafas lega karena mereka udah dibolehin pulang. Semua murid sudah keluar dari kelas, ada yang menuju ke ruang ganti baju, untuk ganti baju buat xschool, ada juga yang langsung pulang.

Eigar langsung menuju ruang Olahraga, karena dia dipanggil oleh Pak Yanto sebelum dia keluar kelas tadi, sedangkan Seily sedang melaksanakan piket harian di kelasnya sendirian, ingat sendirian.

Setelah piket, Seily menuju halte sekolah sembari menunggu angkotan umum lewat, Seily membaca novel fiksi remaja yang ia bawa. Seily terkejut karena tiba-tiba ada yang menarik novel-nya. Dan ternyata orang yang jahil itu adalah Eigar, cowok yang tadi pagi menyatakan perasaannya di kantin.

"Kenapa belom pulang?" Tanya Eigar

"Nunggu angkotan umum lewat."

"Emang dari jam berapa nunggunya Ly.?"

"Mungkin dari jam setengah tiga." Eigar terbelalak mendengar pernyataan Seily, berarti udah 2 jam Seily duduk di halte ini. Pikir Eigar

"Gila woy, udah 2 jam lo nunggu disini. Sekarang udah jam setengah lima sore."

"Tck. Tuh kan mending terima aja tawaran gue mau nganter lo pulang. Gini kan jadinya, mana cuaca mendung lagi, hari udah sore. Anak cewek tu ga baik pulang sekolah sampe rumah jam lima ke atas." Lanjut Eigar panjang lebar

Seily pusing mendengar ocehan Eigar, tetapi disisi lain dia merasa senang karena masih ada orang yang perhatian dengannya.

"Ish. Yaudah kali ga usah lebay. Mendung belum tentu hujan. Yaudah nih gue pulang. Bye" Jawab Seily juga panjang lebar dengan tampang kesal nya.

Eigar melongo melihat ekspresi Seily, yang jika kesal terlihat lucu. Setelah Seily sudah menjauh dari pandangannya Eigar langsung tersadar dan berusaha mengejar Seily menggunakan sepeda motornya.

"Woy, Ly. Pelan-pelan napa jalannya!" Sahut Eigar

Seily hanya menatap Eigar sebentar dan lanjut berjalan lagi, sebelum itu Eigar sudah mengambil ancang-ancang untuk menghalang Seily agar tidak pulang jalan kaki dengan menarik pergelangan tangan Seily.

"Yukgueantergaadapenolakan. TITIK" Ucap Eigar tanpa jeda.

Seily tercengang mendengar Eigar bicara tanpa jeda, detik kemudian Seily pasrah karena hari sudah sore dan dia juga sudah lelah untuk menjawab ocehan dari Eigar, jadi dia mengiyakan ajakan cowok ini. "Ayok, naik" Sahut Eigar

Seily naik keatas motor Eigar dengan posisi duduk perempuan. "Pelan-pelan, ya" Ucap Seily pelan, yang dijawab anggukan kepala oleh Eigar.

Eigar tersenyum karena dia sangat senang sekarang bisa pulang sama gebetan ea. Seily tidak mungkin tau dengan Eigar yang tersenyum kan Seily di balik punggung Eigar jadi gak keliatan tuh wajah cowok tampan ini.

---

Tidak terasa, sekarang mereka sudah sampai di depan pagar rumah Seily. Eigar sempat terkejut melihat rumah Seily yang bisa di bilang seperti gubuk kecil, tetapi ia langsung pura-pura biasa saja. Takut membuat Seily merasa tersinggung, jika melihat keterkejutan Eigar

"Kok gelep, Ly?" tanya Eigar. "Ya, kan orangnya disini." Jawab Seily

Eigar semakin bingung. "Gue tinggal sendiri, ayah di rumah sakit dan ibu udah ga ada." Spontan Seily melihat kebingungan Eigar

Eigar melongo tidak percaya bahwa si cewek cupu katanya ini mempunyai banyak rahasia yang ia sembunyikan.

Oke pasang muka biasa aja, Gar. Jangan banyak tanya lagi. Batin Eigar

"M-mau mampir dulu, Gar?" Tanya Seily ragu

"Boleh."

Seily kaget. Ternyata Eigar mau, dia kira Eigar akan menolak karena melihat gubuknya itu yang gelap seperti gudang.

Eigar melangkah untuk masuk duluan setelah Seily membuka kunci, tetapi di cegat Seily. "EH JANGAN MASUK, GAR" teriak Seily didepan wajah Eigar, ia tidak sengaja dan sekarang ia merasa bersalah

"M-maaf t-tadi ga--."

"Yaudah duduk diteras depan aja ya, Ly. Enak juga kan lihat pemandangan matahari sore." Eigar mengalah. Karena ia tau kalo Seily tidak ingin Eigar masuk karena alasan takut di fitnah orang-orang disekitar karena Seily tinggal sendiri.

"Iya, gue buatin teh hangat dulu ya, Gar." tawar Seily

"Oh iya."

Setelah menaruh gelas berisi teh hangat untuk Eigar, Seily ikut duduk disebelah Eigar sambil melihat langit menjelang malam.

"Boleh tanya ga, Ly?" tanya Eigar

"Boleh."

"Hm.. Ayah lo sakit apa?" tanya Eigar pelan, karena takut menyakiti hati Seily

Seily terdiam, bingung apakah pertanyaan Eigar harus ia jawab??

---

Duh bakal dijawab ga ya?

Vote jangan lupa, kalo suka sama cerita ini..

150219- Amii :))

SEIGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang