Yang Ke Sembilan

6 0 0
                                    

Sekarang Seily dalam waktu sibuk-sibuknya, ia sedang melayani orang makan malam di rumah makan. Ya, dia bekerja di rumah makan sebagai waitress, tidak terlalu ke waitress juga sih. Dia juga sering membantu chef di dapur dalam membuat makanan pesanan orang.

Ken Kafe. Nama rumah makan dimana Seily bekerja tiap malamnya, tidak malam juga. Dia bekerja dari jam tujuh malam sampai jam sebelas malam. Hanya lima jam. Ya, dia dibolehin buat bekerja cuma lima jam. Karena dia masih menjadi seorang pelajar.

Hari ini Seily mendapat bagian menjadi waitress.

Ting nong. Bunyi bel bertanda ada pelanggan yang masuk. Buru-buru Seily menghampiri pelanggan tersebut.

---

Eigar, Bang Chan, Bunda. Sudah sampai di tempat makan yang akan mereka kunjungi. Mereka sudah duduk manis selagi menunggu pelayan memberi mereka buku menu.

"Ini mas, buku menunya." ujar pelayan tersebut

"Akhirnya datang juga." Sahut Eigar sambil memasuki ponsel yang abis dimainkannya ke dalam saku celana. Setelah itu Eigar mendongak untuk melihat pelayan tersebut. Detik kemudian mata Eigar melebar. Didepan dia ada cewek cupunya dengan menggunakan pakaian waitress.

"SEILY??!!" Ucap Eigar agak keras. Lalu dia mengucek matanya. Apakah dia tidak salah liat? Didepannya ini sekarang cewek cupu dengan seragam waitress.

Sedangkan Seily hanya tersenyum ramah kepada pelanggan yang dilayaninya ini. Lebih tepatnya cowok yang mengantarnya pulang dengan keluarga nya.

"Iya, ini Seily." Jawab Seily

Bunda dan Bang Chan hanya melongo melihat dua insan didepan mereka ini. Mereka saling kenal? Pikir Bunda Eigar. Ini cewek yang Eigar ceritain ke gue? Pikir Bang Chan.

"Kalian saling kenal?" Tanya Bunda Eigar

"Iya, bun."

"Iya, tan."

Jawab Eigar dan Seily serempak.

"Kamu cewek cupu yang sering Eigar ceritain itu ya?" Tanya Bang Chan, yang sontak membuat Eigar melotot. Bagaimana abangnya ini dengan lancarnya ngebongkar rahasia Eigar.

Sedangkan Seily bingung atas perkataan yan baru saja Bang Chan ucapkan kepadanya. "N-ngga tau, Mas." Ucap Seily. Kata Mas yang dikatakan Seily tadi membuat Bang Chan menganga. Kenapa panggilnya harus pakai Mas, ngga pake Bang aja kali.

Fakta bahwa Bang Chan sangat sensitif jika ada orang yang memanggilnya dengan sebutan Mas . Dia merasa jika sebutan itu untuk laki-laki yang sudah beristri, sedangkan dia masih single.

"Jangan panggil Mas. Panggil aja pake Bang, Kak, Bro. Ataupun yang lainnya kecuali Om dan Mas." Ucap Bang Chan dan membuat Seily salah tingkah. Melihat itu, Eigar langsung kesal dengan Abangnya ini.

"Apaan sih lo, Bang. Sebutan om cocok tuh buat lo. Sebel gue." Sahut Eigar sebal

"Lah, kenapa lo sewot. Dihh ambekan lo jadi cowok."

Seily bingung dengan interaksi kakak-beradik didepannya. Jadi mereka disini jadi pesan makanan atau cuma mau berantem, pikir Seily.

"Udah-udah. Kita disini mau makan malam. Bukan malah berantem." Ucap Bunda untuk menengahi kakak-beradik ini.

"Kita pesen yang paket untuk makan malamnya 3 ya." Lanjut Bunda

"Oke, Bu. Ditunggu ya." Jawab Seily cepat.

Setelah menulis daftar menu yang dipesan, Seily langsung bergegas dari hadapan mereka dan menuju ke dapur.

"Cantik ya, Ei." Celetuk Bang Chan saat pertama kali melihat Seily. Definisi itulah yang muncul dipikirannya.

Sontak Eigar menatap abangnya tajam.

"Bacot lo." Sahut Eigar.

~~~~

Makan malam keluarga Eigar lancar. Sejak Abang nya membicarakan tentang Seily. Eigar hanya diam sambil menahan emosinya yang membakar.

Tidak ada yang boleh dekat dengan Seily kecuali dia sendiri. Sungguh Eigar sangat egois.

Eigar sudah sampai dirumah. Dia langsung lari menuju kamar mandi di kamarnya karena kebelet dari saat perjalanan tadi. Setelah beres Eigar bergegas ke tempat tidur. Dia sangat mengantuk. Apalagi besok dia harus datang pagi-pagi, karena ingin menyalin tugas teman sekelasnya.




200219- Amii:))


SEIGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang