Yang Ke Delapan

5 0 1
                                    

Sebelum Seily menjawab pertanyaan Eigar tadi, dia ngasih jeda sebentar sekalian mikir apa yang mau dia jawab ke Eigar.

Sumpah sekarang Eigar sebel banget sama cewek didepan dia ini. Tinggal jawab aja susah banget sih. Sabar sabar sabar, Gar. Batin Eigar

"Jawab aja susah banget sih lo, cupu." Ucap Eigar sambil natap Seily pakek tatapan tajamnya, mungkin kalo itu laser. Mata Seily bisa bolong pfftt...

5 menit sudah berlalu....

Eigar berdiri terus ngeliat Seily yang masih duduk sambil natap kosong tanaman didepannya. Eigar merinding, takut cewek cupu ini kerasukan setan di siang hari.

Kan ga etis kalo tiba-tiba dikoran ada kabar. Seorang siswi SMA kerasukan setan didepan rumahnya sendiri. Sumpah Eigar ketawa sendiri karena pemikirannya itu, sedetik kemudian wajah Eigar berubah jadi raut sebel lagi. Sambil nyenggol kaki Seily sebentar.

"WOI!!! Yaudah sih, ga usah dipikirin banget. Gue ga maksa lo buat cerita sekarang." Ujar Eigar agar cewek cupu ini tidak kerasukan eh tidak terlalu memikirkan pertanyaannya tadi.

Seily menatap Eigar dengan senyumnya yang hampa itu. Eigar ga tau aja kalo Seily sekarang lagi sensitif karena dia sekarang lagi PMS. Mana tadi cowok itu ngehina dia pake kata-kata cupu. Ya walaupun kata Eigar itu hanya candaan, tapi kata Seily itu sebuah hinaan didalam candaan.

"Arrrrr... orang ngomong tu ya di respon kek pake omongan juga. Ini senyam senyum senyam senyum. Lu kire kite lagi poto prewed apa neng?" Ceplos Eigar, yang berhasil menyentil Seily.

"Yaudah sih, biasa aja bang." Seily melotot, seriusan dia tadi keceplosan panggil Eigar pake bang ini sih salah Eigar karena manggil Seily pake neng neng.

Eigar sempet kaget denger cewek ini panggil dia pake kata bang.kali ini Eigar yang baper. Selanjutnya Eigar senyum senyum ga jelas didepan Seily.

"Iya, maaf ya neng. Janji ga bakal gitu lagi." Ucap Eigar

Eigar bergegas menuju motornya yang terparkir di depan rumah Seily, lalu dia pamit dengan Seily. "Gue pulang ya, pintu dikunci. Kalo ada yang ngetok rumah gausah lo buka. Ngerti kan?" Pamit Eigar dengan memperingati Seily untuk hati-hati saat dirumah.

Seily senang karena Eigar peduli dengannya. Selama ini tidak ada yang peduli dengan dirinya, semua orang terdekat contoh seperti ayahnya yang lebih memilih pekerjaan daripada anak sematawayang nya ini. Ya walaupun dia juga sempat merasakan kasih sayang dari ayahnya hanya sebentar. Dia belum puas untuk itu.

"Iya." Jawab Seily mengiyakan peringatan Eigar

"Dah.. besok gue jemput jam setengah enam pagi, mungkin." Sahut Eigar

"Iya, udah sana pulang." Jawab Seily, yang terdengar ada nada mengusir Eigar

"Ngusir nih. Yaudah. Bye."

"Iya.... hati-hati"

---

Saat Eigar sampai di perkarangan rumahnya. Dia langsung disambut oleh abangnya yang menyebalkan ini. Tapi Eigar sayang dengan abangnya ini, semenyebalkan apapun , dia tetap saudara sedarah Eigar.

"Oi. Darimana lu. Mampir rumah cewek introvert lu ya." Ejek Chan saat melihat Eigar masuk dengan menenteng sepatunya untuk diletakkan di rak sepatu. walaupun tebakan abangnya benar, Eigar tetap melanjutkan masuk kedalam rumah.

Eigar hanya jalan masuk ke dalam dapur untuk mencari bunda tersayangnya itu. Dia tidak peduli dengan perkataan abangnya itu. Saat sampai di dapur, dia tidak melihat bundanya berada disana. Biasanya bunda Eigar selalu di dapur kalau sore hari seperti sekarang ini.

Sebelum Eigar naik tangga untuk menuju kamarnya, Bang Chan meneriakkinya "Nyari bunda ya? Lagi mandi." Eigar tambah bingung tumbenan bundanya itu mandi disore hari begini biasanya mandi mendekati azan maghrib sedangkan ini masih lama untuk menunggu azan maghrib.

Mungkin bundanya mandi wajib. Pikir Eigar

Bang Chan tidak mendengar respon dari adiknya itu. Bang Chan tau kalo adiknya sekarang lagi badmood. Ya giru kayak anak cewek yang suka moody-an.

Eigar keluar dari kamarnya, dia sudah menggunakan baju rumahannya dan sudah lebih segar karena dia sudah mandi sore. Dia menuju kamar bundanya, sebelum masuk dia mengetok pintu terlebih dahulu. Setelah ada sahutan dari dalam kamar, Eigar masuk dan langsung duduk dipinggir ranjang bundanya.

"Eh, kamu udah mandi juga." Ucap bunda melihat anaknya ini sudah lebih ganteng jika sehabis mandi

"Iya, bun. Gerah tadi tu, panas banget hari ini ya, bun." Respon Eigar dengan menjelaskan cuaca hari ini

"Iya, kamu dari mana aja. Tumbenan pulangnya udah agak sorean kan hari ini kamu gak ekskul." Tanya bunda dengan rasa penasarannya itu. Biasanya jika tidak ekskul anaknya ini akan langsung pulang. Dan juga kalo pulang agak telat pasti anaknya sms untuk memberi informasi ke bundanya, agar bunda nya tidak khawatir .

Dan untuk hari ini Eigar lupa memberi informasi kepada bunda nya lewat sms, Eigar merasa bersalah kepada bunda nya.

"Iya, bun. Maaf Ei lupa sms bunda. Tadi Eigar nganter temen dan mampir sebentar." Jelas Eigar. Oh ya Eigar jika dirumah selalu memanggil dirinya dengan sebutan <Ei>.

"Iya gapapa. Oh ya siap-siap udah sana. Bunda ga masak buat makan malem. Lagi males nih bunda. Hehehe, jadi kita makan diluar aja ya." Tawar bunda

"Wah.. iya bun. Abang udah tau?" Tanya Eigar semangat

"Tau dong."

"Yaudah Eigar siap-siap dulu ya, bun." Pamit Eigar kekamarnya

Bunda hanya bisa menggelangkan kepala dan tersenyum melihat tingkah Eigar yang semangat jika diajak jalan-jalan keluar bersama keluarganya. Walaupun ayahnya tidak pernah ikut.

Bersambung...

200219- Amii :)))


SEIGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang