prolog

20 5 0
                                    


Pria bertubuh tegap dengan hoodie hitam yang melekat pas di tubuhnya Berjalan menyelusuri jalan di salah satu villa di puncak jawa barat. Dengan Wajah tampan yang terpantul cahaya bulan yang tampak indah bila di lihat.

Pria itu terus melangkahkan kakinya, Tak kala dia juga membalas tatapan dari beberapa pasang mata yg memperhatikannya, Terlihat senyum kecil yg terpancar dari setiap wanita yang memandangnya penuh dengan kekaguman.

Baginya itu hal yang biasa dan itu Suasana yang cukup ramah bagi raka.

Yaa dia raka tarachandra yang berarti(bulan puranama yang lahir di bawah langit malam).

Itu yang di katakan ayahnya sewaktu raka berusia 5 tahun dulu. Ketika dia yang sering melihat indahnya malam dengan sang ayah yang menjadi panutannya. Namun dia harus kehilangan ayahnya karena kecelakaan mobil yang dia kendarai di tol cipularang yang sekarang hanya menyisakahkan kenangan kelam bagi hidupnya. Hingga dia harus berusaha sendiri demi menghidupi ibu dan kedua adiknya.








Langit yang indah dan Suasana dinginnya puncak seakan menambah kelengkapan rasa di malam itu. Bulan purnama yang begitu indah dengan cahayanya yang terang seakan menjadi penerangan sekaligus memberikan kehangatan bagi raka. Begitupun dengan beberapa pasangan muda yang juga berlalu lalang di sana, dengan hanya ingin menikmati indahnya puncak di malam itu.

Namun langkah raka terhenti di satu tempat, Dimana Terdengar sayup suara tangisan perempuan yang terisak . Ntah suara dari mana tapi terasa Semakin jelas terbawa angin hingga menusuk ke telinga raka dan membuatnya untuk memberanikan diri menghampiri asal suara tangisan tersebut.

Di sebuah bukit yang belum pernah raka datangi, Raka melihat Seorang wanita berambut hitam tergerai indah dengan jaket yg sedikit kebesaran dan celana pendek yg tertutup oleh jaket dengan tangan yang menutupi mukanya seakan tak ingin di ganggu oleh siapapun.

Semakin penasaran raka hingga membuatnya menghampiri seorang wanita yang sedang duduk dan menangis di hadapannya

"Hiks hiks hiks. Kamu jahat al. Kenapa kamu ingin menang sendiri dan kenapa di saat kamu puas kamu tinggalin aku". Ucap wanita itu.

Raka hanya terdiam mendengar perkataan wanita itu dan membuat langkahnya terhenti dan tak berani untuk menghampirinya.

Namun raka terkejut saat melihat seekor ular yang sudah berada dekat dengan kakinya, hingga raka secara repleks  terkejut dan terjatuh.

Wanita itu terkejut melihat raka yg sudah terbaring di tanah dengan ular yang cukup besar berada di sampingnya. Sontak wanita itu berdiri dan membantu raka dari jatuhnya. Dan pergi meninggalkan ular itu.

Di tengah perjalan tak ada satu pun ucapan suara yang dari mulut masing masing, Seakan terkunci rapat hingga susah rasanya untuk mengucap. Hanya keheningan dan pancaran sinar bulan yang berada di sana.

"Lo ngapain di sini". Ucap wanita itu
Memecahkan keheningan diantaranya.

"Enggak, tadi gue cuman jalan jalan terus denger lo nangis jadi gue samperin aja". Ucap raka dengan senyum tipis yang terpancar.

"Oh. Yaudah kita duduk di sini aja, pasti kaki lo juga sakit". Ucap wanita itu yang membantu raka untuk duduk.

"Gk ppa ko, santai aja. Lagian segini mh belum ada apa apanya". Ucap raka.

Wanita itu hanya mengernyit mendengarnya dan dengan isengnya dia menendang pelan kaki raka yang tergilir.

"Aduhh. Lo gila yah". Ucap raka yang merintih kesakitan.

"Haha. katanya gk ada apa apanya. Baru segitu aja udh sakit, Cemen lu". Ucap wanita itu yang terus mengejek raka dengan tertawa lepas.

"Tadi aja nangis sekarang ketawa. Dasar cewe aneh". Ucap raka yang di balas dengan tatapan sinis wanita itu.

"Apa lo bilang??".

"Ehh nggk. Itu tuh ada orang aneh".

"Awas yah lo ngomongin gue".

"Haha ngapain juga gue ngomongin lo. Gk penting juga buat gue".

"Terus ngapain lo nyamperin gue tadi?".

"Cuman iseng aja mau gangguin orang yang lagi nangis. Boleh gue tanya lo?".

"Ngapain nanya gue, urusin tuh kaki. Atau jangan bilang lo naksir yah sama gue".

"Enak aja, baru aja kenal dan gue juga gak mungkin suka sama cewe aneh kaya lo".

"Apa lo bilang?". Ucap Wanita itu marah dan tak henti hentinya mencubit tangan raka.

" Aduhh ,lo bnrn gila yh". Ucap raka yang merintih kesakitan

"Sekali lagi lo bilang gue gak akan berhenti cubitin lo".  Ucap wanita itu marah

"Ampun. Oke oke gue gk akan bilang gitu lagi". Ucap raka yang meminta belas kasihan

"Awas aja lo. Kalo lagi". Ucap wanita itu sinis

"Gue mau tanya serius sama lo. Kenapa lo nangis?". Tanya raka

Wanita itu menunduk dan kembali terngiang suara rio yang memutuskannya setelah merebut kesuciannya.

"Dasar cowo bajingan". Ucap wanita itu dengan mata yang berkaca kaca dan di barengi bulir bulir yang mengalir di matanya Menandakan perasaan sedih tengah memeluknya erat.

Raka yang mengernyit kebingungan. Dia tak habis fikir dengan wanita ini yang bisa berubah emosi dengan cepat. Raka sadar memang raka belum bisa memahami perasaan wanita. Baginya wanita hanya mainan ketika dia sedang di ranjang tidur, raka hanya selalu menikmati wanita tanpa memahami perasaannya.

"Udah jangan nangis". Ucap raka dengan menyodorkan sapu tangan miliknya kepada wanita itu.

"Kenapa lo peduli sama gue?". Tanya wanita itu yang masih terisak merintih kesakitan dalam batinnya.

"Gue cuman gak mau liat orang nangis". Ucap raka yang hanya bisa tersenyum tipis yang biasa dia keluarkan jika ada wanita yang melihatnya kagum. Namun kali ini dia mengeluarkannya kepada wanita yang benar benar dia tidak tau asal usulnya dan belum tentu juga wanita itu kagum kepada dirinya dengan caranya yang menyikapi raka.

"Makasih". Ucap wanita itu dan mengambil sapu tangannya.

Gue gak pernah liat cewe menangis, ini pertama kalinya gue melihatnya. Apa sesakit itu jika wanita merasakan kekecewaan. Batin raka terus bertanya

"Udah jangan nangis lagi. Biarin itu jadi pengalaman buat lo supaya lo gak mudah percaya sama cowo lagi. Biarin itu jadi masalalu lo". Ucap raka

"Jangan percaya sama cwo termasuk lo". Ucap wanita itu.

"Gue beda dari cowo lain jadi lo percaya aja sama gue".

"Justru itu yang di katakan cowo cowo bajingan supaya bisa bikin percaya cwe".

"Tapi gue gak gitu".

"Yah terserah lo aja". Ucap wanita itu

"Oh iya, nama gue raka taracahandra yang artinya (bulan purnama yang lahir di bawah langi malam) lo boleh panggil gue raka aja dan lo?". Ucap raka

"Adhara kalya, panggil dara aja".  Ucap dara yang di balas senyuman oleh raka.

Good NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang