Aneh Semua

72 42 13
                                    

Nic mengikuti Agas menuju kelasnya di lokal XI IPA 4. Nic sebenarnya merasa canggung karena harus berdiam-diaman karena ia memang tidak suka berada di posisi seperti ini. Ia mencoba untuk setenang mungkin  sampai ia melihat tulisan XI IPA 4 di atas pintu tersebut.

Ternyata jam pelajaran telah dimulai mengingat ia dan Agas harus mengantar Rean dulu ke kelas nya yang berada jauh di ujung lantai dua dan memakan waktu lebih sepuluh menit untuk sampai ke kelas Nic sekarang.

Agas membuka pintu dan menampilkan semua pasang mata tertuju ke arah mereka berdua. Agas memasuki kelas tersebut dan diiringi Nic di belakangnya yang berjalan dengan memperlihatkan sifat angkuh dan sombongnya yang sepertinya telah melekat sejak kecil pada diri seorang Nic.

"Permisi Buk saya disuruh mengantarkan murid baru ke kelas ini." Agas berkata sopan kepada guru tersebut. Dengan hanya bertemu 15 menit membuat Nic tahu bahwa Agas adalah orang yang berwibawa.

Semua orang di sana bersorak heboh terutama para kaum laki-laki. Tapi Nic tidak terlalu terkejut mengingat ini adalah sekolah ke lima nya selama menduduki bangku SMA.

"Baiklah Agas sekarang duduk dikursi kamu dan kamu anak baru silahkan perkenalkan dirimu"

WTF Nic tidak menyangka akan satu kelas dengan Agas, ia tadi berfikir bahwa Agas hanya akan mengantarkannya, tetapi yang dipikirkan Nic saat ini  kenapa Agas tidak memberi tahunya bahwa mereka satu kelas sejak keluar dari ruang kepala sekolah tadi? dan ia sungguh penasaran dengan hal itu.

***

Agas berjalan menuju kursinya di pojok belakang bersebelahan dengan Bima sahabatnya.

"Lah Gas kenapa lo bisa bareng anak baru itu cantik pula." Bima mencak-mencak sambil memperhatikan Nic yang sedang berbicara dengan guru.

"tadi ketemu di ruang kepsek."

ppplakkkkkkk

Krik......

Krikkk.....

"HEH BEGO LO KENAPA MUKUL KEPALA GUE SETAN?" Bima berteriak sambil mengelus-elus kepalanya yang di pukul sangat tidak manusiawi oleh Satria.

"Makanya mata lo itu kondisiin, liat yang bening aja langsung ileran lo."

Baru saja Bima ingin memukul kepala Satria, tiba-tiba saja bagai petir di subuh bolong suara mak lampir anaknya nenek gayung menggelegar mengalahkan kedahsyatan bunyi klakson sopir angkot.

"BIMA, SATRIA KALIAN BERDUA BISA DIAM SEHARI SAJA TANPA BIKIN KELAS SEPERTI PASAR HAH?" guru tersebut memukul-mukulkan penggaris panjang nya ke ujung meja guru.

"Ini udah bawaan kita berdua dari lahir buk, nggak bisa di ganggu gugat karena Tuhan menciptakan manusia sebaik-baiknya makhluk hidup." Bima dan Satria serentak mengangguk-anggukan kepalanya sedangkan Nic tersenyum simpul, baru kali ini ia bertemu dengan orang-orang aneh yang satu spesies dengan Rean.

Bima menggoyang-goyangkan kursi Teguh yang ada di depannya sambil memanggil-manggil dengan suara pelan. Tak lama kemudian Teguh melihat ke belakang sambil membenarkan kacamata nya.

"Guh gue ileran ya?" Bima  berbicara kepada Teguh sambil menunjuk-nunjuk pipinya dan menaik-naikan kedua alisnya.

"Enggak kok, Bima nggak ileran emangnya Bima lagi tidur ya sampai ileran? Teguh jadi bingung." Ingin sekali Agas, Bima, dan Satria meneriaki Teguh tapi mereka hanya bisa menahannya dalam hati jika saja guru tidak ada di depan.

Agas memperhatikan Nic dengan seksama. Benar kata Bima kalau Nic itu cantik. Tapi Nic sepertinya sangat misterius. Pandangannya sangat dingin bahkan orang tidak bisa lama-lama menatap mata tersebut dan kadang matanya berubah menjadi seorang yang ceria dan seperti malaikat berhati lembut dan itu terjadi saat dia masih bersama Nic dan Rean tadi. Agas sangat penasaran akan sosok Nic yang sebenarnya.

Lamunan Agas terhenti ketika Nic mulai memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan Saya Nicholea Jovanka pindahan dari Sma Bakti, semoga kita bisa berteman."

Itu adalah kata-kata perkenalan yang singkat dan tidak formal ala Nic.  Ia sangat malas jika disuruh untuk merangkai kata-kata indah sebagai salam perkenalan pertama. Ia bukan Rean yang selalu memakai kata-kata untuk memikat setiap orang. Ia hanya menjadi dirinya sendiri.

"Baik lah Nic, silahkan kamu duduk di belakang Agas dan Bima karna hanya meja itu yang tersisa."

Nic langsung berjalan menuju mejanya dan sesekali membalas senyuman dari orang-orang yang beradu tatap dengannya.

Baru saja ia ingin mendudukan pantatnya  dibangku tiba-tiba saja ada seorang cewek yang mengambil alih tempat duduknya.

"Ehh Nicholea, lo duduk yang di deket dinding aja ya,  biar gue yang disini ya... ya....yaaaa........." Gadis itu memohon sambil mengedip-ngedipkan matanya kepada Nic.

"Kalau gue nggak mau?"

"Ayo lah Nic, gue nggak betah duduk bareng Jubedah yang disana tuh, dia pendiem banget." Cewek itu menunjuk-nunjuk seorang cewek berkacamata sangat tebal.

"ADIS, KENAPA KAMU PINDAH KE BELAKANG? KEMBALI KE DEPAN BIAR KAMU NGGAK NGOBROL TERUS SAMA BIMA DAN SATRIA. INI ANAK BENER-BENER YA."

Buk Tika, guru yang sedang berada di depan kelas itu merasa geram kepada Adis, setelah disuruh ke depan masih terus kebelakang hanya untuk mengobrol dengan para lalat-lalat kelas.

"Ibuk Tika yang manis dan anggun, saya nggak sanggup lagi duduk berdua dengan Jubedah buk, saya udah nyerah dengan semua ini, masa ya buk saya ajak ngobrol dia cuma ngangguk sama geleng-geleng terus kayak lagi denger musik dangdut,kan saya nggak tau harus jawab apaan, sejujurnya saya merasa tertekan batin buk."  Adis memelas kepada guru tersebut sedangkan Nic sedang berdialog dengan pikirannya sendiri dan mendapat kesimpulan  bahwa Adis, gadis ini adalah Rean versi cewek yang alay nya minta di dibuang ke empang.

"NAMANYA JEANNE, ADIS, BUKAN JUBEDAH. EMANGNYA KAMU MAK NYA YANG NGASI NAMA SAMPAI KAMU TUKAR SEENAK-ENAKNYA HAHHH?"

"Maaf buk itu panggilan sayang saya buat Jubedah ehhh Jeanne maksudnya, lagi pula buk Nic juga nggak keberatan jika saya duduk disebelahnya bener kan Nic,  bener kan?"

Nic berfikir untuk beberapa saat, sepertinya menguntungkan jika ia duduk dengan orang seperti Adis, ia yakin kalau ia akan banyak mendapat informasi tentang apa yang ia cari.

"iya saya setuju buk".

Adis terlihat sangat bahagia dan langsung memeluk Nic. Nic sebenarnya sangat jengah tapi apa daya dia harus menjadi seperti yang dibilang ibunya tadi, setelah dia memikirkan itu selama perjalanan menuju kelas. Tidak ada salahnya kan kalau dia merubah sikapnya demi informasi tersebut.



HAIIIIIII💕

Prinses kembali lagi dengan cerita ini,  ini, ini, inikah namanya cinta oh ini kah cinta... /digampar readers/, gak gak ak cuma becanda kok:(

Ohhh iya jangan lupa masukin juga EMELLERTID ke perpustakaan kalian biar nanti bisa tau kelanjutan cerita yang gak tau mau dibawa kemana ini, kaya aku sama chanyeol exo:(

BTW GAES JANGAN LUPA VOTE SAMA COMMEMT NYA YA DI STORY AKU KALAU PERLU SPAM AJA TU LAPAK KOMEN AKU SEDIAIN ITU KHUSUS BUAT KALIAN TERSAYANG MUMUMUUUU💞

Sekian aja wassalamualaikum🌱








Emellertid (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang