Kamu punya guru les privat matematika yang selalu datang ke rumahmu dua pekan sekali. Dia datang saat malam jumat dan malam minggu. Kehadirannya selalu ditunggu-tunggu olehmu.
Guru matematika tersebut bernama Myungsoo. Ganteng pake banget. Masih jomblo lagi. Kamu merasa beruntung punya guru privat sepertinya. Kamu berusaha untuk memahami matematika meski itu sulit, agar kamu semakin mendapat perhatian lebih darinya.
Di satu malam minggu, ayah dan ibumu sedang pergi menghadiri acara resepsi pernikahan. Hanya ada kamu dan Myungsoo, dunia serasa milik berdua, ulala~ kamu selalu kepedean kalau Myungsoo bakal suka sama kamu. Padahal ya belum tentu. Gapapa, boleh berharap tapi jangan ketinggian. Mengingat jarak umur kalian sangatlah jauh.
"Coba kamu kerjain dulu soal dari nomer 1 sampe 4," perintahnya. Kamu pun mulai mengerjakan soal matematika meski otakmu keblinger setengah mati.
Saat kamu sedang asyik berfikir sampai otakmu ngebul, tiba-tiba listrik di seluruh rumah pun mati. Kamu gak berani ngambil lilin sendirian karena takut gelap. Kamu pun ragu, antara harus mengambil lilin sendiri atau minta ditemani Myungsoo.
Akhirnya kamu memutuskan untuk minta ditemani. Myungsoo sudah menyalakan senter lewat smartphonenya.
"Ehm... Kak," ucapmu ragu. "Aku boleh minta tolong gak?"
"Boleh, minta tolong apa?" tanya Myungsoo lembut selembut kapas, berhasil membuatmu meleleh. Apalagi wajahnya ganteng konstan meski dalam cahaya remang-remang.
"Temenin aku ambil lilin, takut soalnya hehehe."
Myungsoo beranjak dari duduknya dan mengikutimu buat ambil lilin beserta koreknya. Kamu mulai berimajinasi seakan-akan sedang melakukan ekspedisi di rumah hantu yang gelap gulita. Salah sendiri, kebanyakan nonton horor.
Lilin pun kini sudah nangkring di atas meja. Kamu kembali fokus mengerjakan soal. Myungsoo duduk di sebelah kamu dan memperhatikanmu. Wajahnya semakin dekat denganmu sehingga membuatmu semakin canggung. Aroma parfum dia pun makin tercium.
Kamu memberanikan diri untuk menoleh ke arahnya. Rupanya wajah Myungsoo sangat dekat dengan wajahmu. Kamu malah makin terpesona dan menelusuri wajahnya secara detail dalam cahaya remang. Alisnya yang tebal, mata elangnya yang tajam, hidungnya yang mancung, rahang yang tegas dan jangan lupakan bibirnya yang cipok-able.
"Kak..." kamu mulai merinding sendiri.
"Hm?" Suara Myungsoo terdengar sangat berat dari biasanya. Iris matanya yang gelap semakin menatapmu dalam.
"Kakak... kenapa ngeliatin aku kayak gitu?" tanyamu heran sekaligus takut.
"Kamu cantik," ucapnya. Jantungmu semakin berdegup kencang, keringat dingin mengucur deras. Rasanya kamu mau pingsan.
"Maksud Kakak?"
Myungsoo nyaris menempelkan bibirnya dengan bibirmu, deru nafasnya yang hangat menerpa wajahmu. Kamu mulai memejamkan mata dan menunggu bibir itu mendarat dengan sukses.
Suara alarm di subuh hari memecahkan semuanya. Tanpa sadar bibirmu menempel di tembok kamar.
Ternyata cuma mimpi.
Park choco
15 Februari 2019Jangan hujat aku plis :( tetep pencet bintang pojok kiri bawah dan komen ya hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo Rusuh [INFINITE]
Fiksi PenggemarKumpulan fanfic Infinite yang rada absurd dan gak normal Hanya sebuah kegabutan dari seorang author amatir