SEMANGAT TEMAN TEMAN
Pagi itu, aku terbangun dari tidurku akibat suara yang sangat memekak ditelingaku. Tanpa ku lihat keluarpun aku tahu asal suara tersebut. Suara yang selalu ku dengar setiap pagi. suara yang selalu buatku tak nyaman berda dirumah.
Karena tak mau mendengar itu semua, akupun secepatnya mengambil earphone ku dan menyumpal telingaku untuk mendengarkan lagu dengan volume yang melebihi batas maksimum. Aku tidak peduli dengan apa yang akan terjadi dengan gendang telingaku, aku hanya tak ingin mendengar mereka yang bertengkar.
Tak memedulikan mereka yang diluar aku segera mengambil kanvas serta peralatan lukisku yang lain. Aku suka sekali melukis, jika ada waktu yang senggang, selalu ku gunakan untuk melukis. Bagiku lukisan itu membawa makna tersendiri bagi pelukisnya. Dengan melukis aku merasa beban dalam hidupku hilang sementara. tak jarang juga aku menumpahkan keluh kesah ku dalam lukusan lukisanku ini.
"DEA!! KAU TIDAK PERGI KE SEKOLAH!!, KAU FIKIR BIAYA SEKOLAH MURAH! HUH KAU INI" tiba tiba saja ayahku masuk kedalan kamarku dan memakiku sambil menjambak rambutku karena aku tak sekolah
akh ini sakit..
Dia ayahku, disesalalu begitu.
"HEY ANAK TAK TAHU DIRI! KAU MELUKIS LAGI HAH?!" Katanya seraya mendekat ke lukisanku.SRAK suara itu, membuatku mematung. Gambarku habis disobek olehnya.
"SUDAH KU KATAKAN JANGAN MELUKIS! APA KAU TULI HAH?! MAU JADI APA KALAU KERJAANMU BOLOS KULIAH DAN MELUKIS TERUS" diam. aku hanya bisa diam dan menahan rasa sakit di tubuh akibat tamparan yang kudapat darinya.
"Jawab aku Dea?! KAU MAU JADI APA HAH?" aku diam.
"KENAPA KAU DIAM!? dasar anak haram"
Bagaikan tersambar petir, tubuhku benar benar kaku sekarang. aku tak menyangka ayahku akan berkata seperti itu. Air mata ku tak terbendung lagi, sekaran ia tumpah membanjiri pipiku.
tubuhku jatuh kelantai, aku menangis sejadi jadinya setelah ayah ku keluar dari kamarku.
Aku kecewa.
°°°°°
Hari sudah malam, aku merasa suntuk dirumah. Karena kejadian tadi pagi aku jadi malas dirumah. Aku bergegas menyiapkan diri untuk pergi keluar dan tak lupa membawa alat lukisku. entah kemana aku tidak tahu, yang jelas ke tempat yang membuatku damai.
Aku keluar dan berjalan tak tahu arah. hingga beberapa menit aku berjalan mataku tertuju pada taman yang sudah sepi. Aku berjalan ke arah taman itu dan duduk disalah satu kursi taman disana.
sambil mengeluarkan alat lukisku. aku mulai melukis disebuah kanvas kosong itu. Aku melukiskan bagaimana perasaanku saat ini. Waktu terus berjalan dan goresan demi goresan mulai membentuk gambar abstrak. Aku melukiskan gambar 2 wajah abstrak dikanvasku, dua gambar itu menunjukan ekspresi menyedihkan dan kecewa, dengan paduan warna hitam, merah dan oren sebagai simbol kemarahan dan kekecewaanku.
"Hey!" mendengar suara tersebut aku bergegas membereskan kanvas dan alat lukisku kemudian bergegas pergi dari taman itu.
Namun sebelum aku sempat pergi menjauh, orang tersebut lebih dulu menarik tanganku agar aku tak pergi dari taman ini.
"Lepas!" kataku dengan menatapnya tajam. "hey! tenang aja kali gua bukan orang jahat" katanya seraya menampilkan deretan gigi rapihnya.
"gua gak peduli!" setelah mengatakan itu aku menginjak kakinya dan segera pergi dari taman itu dan kembali kerumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AngelBoy
RomanceSeperti kanvas kosong yang kusam, tidak ada yang ingin menggoreskan cat ke dalam kanvas kusam itu. apa yang akan didapat? Namun aku selalu memunggu seseorang yang baik hati untuk mau menggoreskan demi goresan didalam kanvas kusam ini agar yang kusam...