Temen temen aku mohon banget sama kalian yang baca please kasih aku saran ya hehehe
°°°°°
Sudah satu minggu aku tinggal dirumah Irene sejak kejadian waktu itu. Aku sudah bilang pada ibu dan dia juga sangat menyutujui aku untuk tinggal dirumah Irene. Bagaimana pun ibuku tidak akan tahan melihat aku anaknya dipukul dan dianiaya terus oleh suaminya.
"De, udah?" tanya Irene kepadaku.
Sekarang kami akan berangkat ke sekolah.
"udah, ayo" jawabku seraya berjalan keluar rumah.Kami berangkat naik mobil milik Irene. Dia gadis yang sangat pintar, mobil itu dia beli menggunakan hasil uang olimpiade olimpiade yang diabikuti.
Aku benar benar beruntung memiliki teman sepertinya. kadang kala dia juga yang membantuku belajar untuk ujian ataupun mengerjakan tugas.
"lo tau ga de, kata melinda bakal ada anak baru di kelas lo" kata Irene membuka pembicaraan
"oh ya? gua gak peduli juga soal itu" jawabku acuh tak acuh.
"ewh lo ya! De ngobrol sama temen baru juga gapapa kali. jadi kan temen lo ga cuma gua doang" kata Irene dengan nasehat setianya.
"lo udah tau jawabannya kan Ren?!"setelah mengatakan itu aku langsung memasang earphone ku karena tak mau membahasnya lagi.
setelah beberapa menit diperjalanan akhirnya kami sampai. Aku pisah dengan Irene karena memang kami berbeda kelas. Aku masuk kedalam kelasku dan duduk dibangku tempat biasa ku duduki.
Teman temanku tidak ada yang berani menduduki kursiku. Terakhir salah satu dari mereka menduduki kirsiku dan jelas saja dia mendapatkan tatapan yang mengerikan dari ku.
Benar saja, saat kelas ingin dimulai datang seorang pria yang sedang hangat diperbincangkan siswa siswi disekolahku. gua gak peduli
dari pada mendengarkan siswa baru itu berkenalan aku lebih tertarik untuk mendengarkan lagu sambil menggambar sesuatu di belakang buku catatanku.
"huh! mereka berisik sekali"
Jujur aku tak suka ada kebisingan disekitarku, cukup dirumah saja. Baru aku ingin protes karena sangat berisik tiba tiba sebuah suara yang tak asing pun terdengar.
"hey! lo lagi, sekolah disini juga?" katanya yang terkejut bisa bertemu denganku disini.
"itu pernyataan?" aku heran dia bertanya atau memberi pernyataan. bodoh.
"oh ayolah, lo itu emang kaku dari lahir ya kayanya" aku hanya memutar bola mataku malas meladeninya.°°°°°
Akhirnya bel tanda berakhirnya kelas pun berbunyi. Aku merasa sedikit lega akan hal itu. Bagai mana tidak, anak baru itu terus saja mengajakku berbicara tanpa henti
Aku bergegas keluar kelas menuju tempat biasa aku bertemu Irene saat pulang sekolah, didepan tangga lebih tepatnya. sesampai disana aku sudah melihat Irene yang tengah tersenyum saat melihatku tiba.
"Dea, gua nungguin lo dari tadi" jelasnya masih dengan senyum dipipinya. "serius? heheh maaf gua baru keluar kelas soalnya. yaudah ayo!" ajak ku agar segera pulang ke rumah.
"gua gabisa balik bareng lo De, maaf banget ya soalnya gua mau kebandara jemput mamah" kata Irene yang membuatku cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
AngelBoy
RomanceSeperti kanvas kosong yang kusam, tidak ada yang ingin menggoreskan cat ke dalam kanvas kusam itu. apa yang akan didapat? Namun aku selalu memunggu seseorang yang baik hati untuk mau menggoreskan demi goresan didalam kanvas kusam ini agar yang kusam...