Part 5

1.2K 51 5
                                    

Sudah hampir sebulan Sandra tinggal bersama Claudio di apartemennya, namun Sandra seperti mayat hidup dan mengurung diri di kamar yang claudio sediakan untuknya. Kondisi Sandra membuat Claudio sangat khawatir. Ketika malam, Sandra akan menjerit ketakutan karena mimpi buruk dari trauma yang Sandra derita dan membuat Claudio harus mengawasinya sebelum sandra melukai dirinya sendiri. Pernah sekali Claudio mendapati Sandra mencoba mengiris pergelangan tangannya dengan pisau buah yang ada dimeja makan. Beruntung Claudio ingin mengambil minuman didapur dan dapat mencegah tindakan bodoh Sandra. Sehingga Claudio harus memasang cctv diapartemennya sendiri untuk mengawasi gerak-gerik Sandra.

Drrrttt.... drrrttt....

Claudio terbangun dari tidurnya ketika mendengar handphonenya berbunyi. Dengan mata masih terpejam ia meraba-raba ketempat tidurnya mencari handphonenya dan menjawab panggilan masuk tersebut.

"Ya.. halo ?" Sapa Claudio dengan suara serak.

"Hai Dio. Bagaimana kondisi adikku ? Kalau tidak keberatan nanti aku dan Adelline akan mampir ke tempatmu untuk memeriksa kondisi Sandra". Kata Arnold panjang lebar disebrang sana.

"Masih sama seperti kemarin. Aku akan menunggu kedatangan kalian, semoga kalian cepat meresmikan hubungan kalian." Jawab Dio dan tak lama terdengar suara Adelline yang mengancam akan menghajar Claudio ketika sampai diapartemennya.

"Ahh.. ya.. aku bertemu Lorentia tadi pagi ketika rapat mengenai proyek apartemen yang akan kami bangun di Bali. Dia menanyakan keadaanmu tadi." Jelas Arnold sambil tertawa.

"Ya.. nanti aku akan menghubunginya.Aku akan melihat Sandra dulu." Jawab Cladio lalu memutus pembicaraan mereka.

Claudio bangun dari ranjangnya dan berjalan ke arah Laptopnya yang terhubung cctv untuk melihat apa yang dilakukan Sandra dikamarnya.

Rupanya gadis itu sedang menatap keluar jendela dengan mata sendu.

Claudio keluar dari kamarnya dan menuju kamar Sandra yang ada di sebelahnya. Claudio memutar handle pintu dan mendorong pintu kamar Sandra yang tidak terkunci hingga terbuka.

"Sandra.." panggil Claudio dan berjalan mendekati Sandra.

Sandra buru-buru menghapus air mata pada pipinya dan menghadap claudio dengan senyum yang dipaksakan. Claudio menarik Sandra kedalam pelukkannya dan mencium puncak kepala Sandra.

"Di.. dio.. apa yang kau lakukan ?" Tanya Sandra berusaha melepaskan pelukan Claudio.

"Menenangkanmu." Kata Dio singkat lalu memberi jarak antara mereka dan menatap Sandra lekat-lekat. "Mau sampai kapan kau membiarkan dirimu hanyut dalam mimpi burukmu dan membiarkan mimpimu membunuhmu secara perlahan." Lanjut Claudio.

Sandra melepaskan genggaman Claudio pada bahunya berbalik memunggungi Claudio dan menjawab. "Akupun tidak dapat memaafkan diriku sendiri telah mencelakakan orang yang aku sayang. Tidak ada yang dapat menolongku. Jangan pedulikan aku Dio" Kata sandra lirih.

"Aku tidak menyangka kau adalah wanita lemah. Aku salah menilaimu.Sadarlah ! Semua penderitaan pada dirimu kau yang membuatnya. Kau menutup dirimu dari cahaya yang ada didepanmu dan menepis uluran tangan orang lain. Seharusnya dari awal aku tidak menerima tawaran Arnold. Seandainya mereka masih hidup, Mama dan Papamu pasti tidak akan senang melihatmu menyiksa dirimu seperti ini." Ucap Claudio penuh emosi dan menatap Sandra dengan pandangan terluka dan berjalan keluar dari kamar Sandra.

"Arnold dan Adelline sebentar lagi akan datang untuk menjengukmu. Lebih baik kau bersiap-siap." Ucap Claudio sebelum menutup pintu kamar Sandra.

Sandra terpaku menatap punggung Claudio yang menjauh dan hilang dibalik pintu kamarnya. Sandra menutup mulutnya untuk menahan isak tangisnya.

Protect YouWhere stories live. Discover now