Suatu ketika ada teman saya bertanya, “kak kok saya gak paham isi puisi penyair. Bukannya salah satu menulis yaitu membaca?” pertanyaan ini yang sering banyak saya dengar atau lihat di status kepenulisan. Memang, tidak ada penyair hebat lahir bukan dari membaca. Ada sebuah pertakaan familiar “Penulis hebat lahir dari pembaca hebat.” Bukan sesuatu yang tabu lagi jika penulis itu untuk menggali data dengan membaca buku, atau membaca yang lain.
Pada kajian ini saya memiliki tiga point terpenting untuk memahami bahasa puitis yang dilontarkan penyair. Semua ini tak lepas dari empiris saya selama belajar kepenulisan selama 10 tahun serta bertanya pada penyair hebat.Baca Berulang-ulang
Kembali pada pertanyaan problema penulis sekarang yang kesulitan memahami bahasa puisi orang lain apalagi dengan puitis tinggi. Lha, saya pernah berguru pada seorang esais Madura bernama Matroni Moserang. Saya pernah bertanya mengenai kesulitan kalian. Beliau menjawab, “sejatinya, manusia dituntut untuk membaca bukan memahami. Urusan paham atau tidaknya sudah urusan Tuhan. Semakin kamu mengulang bacaan maka akan mudah memahami sesuatu yang dibaca.”
Dari jawaban beliau saya menarik kesimpulan bahwa beliau menyuruh kita untuk membaca meski tidak paham arti dan maksud penulis. Sebab, penulis pemula biasanya cendrung bosan, apalagi membaca puisi yang sulit dipahami. Maka dari itu, teruslah membaca berulang-ulang sampai kau paham.Penafsiran Sendiri
Di sisi lain, untuk memahami sesuatu puisi dengan cara penafsiran diri sendiri. Sekarang zaman kebebasan bagi penulis asal tidak mengandung unsur SARA. Jadi gunakan hal itu untuk menafsirkan puisi orang lain menurut penafsiran kita sendiri. Tapi, yang perlu diperhatikan adalah arti dan maksud puisi itu hanya penulisnya yang tahu.
Bagaimana jika penasiran berbeda? Perbedaan dalam penafsiran suatu yang wajar. Bukannya, Ulama saja berbeda pamandangan adalah hal kewajaran apalagi antar penulis. Terpenting dalam setiap perbedaan itu akan kembali pada penulis itu sendiri, karena penulis adalah tuhan bagi karyanya.Bertanya pada Penulis
Terakhir adalah banyak bertanya pada penulisnya tentang isi dan maksud dari karyanya. Heran juga jika ada pembaca bertanya pada penulis tapi ia tidak tahu isi dan maksud karyanya. Lantas, karya itu asli tulisannya? Atau meminjam pada penulis yang lain! Karena sejatinya penulis harus tahu terhadap karyanya. Bagaikan, saya buat gorengan tentu saya paham isi gorengan apa saja? Dan cara membuat gorengan itu bagaimana?
Mungkin hanya ini kajian kepenulisan yang saya tulis. Semoga manfaat dan menjadi solusi bagi penulis pemula. Terakhir, jika kalian ada masalah dalam kepenulisan bisa ditulis dikolom komentar. Nanti saya akan jawab melalui artikel renyah. Insyaallah.Pamekasan, 09 Oktober 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Materi Motivasi Menulis
NonfiksiMateri ini pernah dijadikan materi khusus kelas Menulis Wattshapp, Di antaranya Cahaya Pena Nusantra yang berada di naungan Taktik Jurnaslitik dan Kelas Menulis Smarta yang berada di naungan Penerbit Smarta Publisher. Dan kelas menulis di berbagai g...