Aku ya aku. Aku tak dapat disamakan dengan orang lain.
"Reina.. Bangun! Udah siang nih.. nanti telat loh!" Teriak Dewi mama Reina dari bawah tangga.
Ya hari ini adalah hari pertama Reina masuk SMA. Dia masuk di SMA Pertiwi. Sekolahnya kali ini memang agak jauh dari rumah Reina. Reina memilih SMA Pertiwi karena itu memang sekolah impiannya sejak ia duduk di bangku kelas 4 SD.
"Iya ma.. ini udah bangun". Ini pasti karena semalam Reina tidur larut malam. Reina tak bisa membayangkan bagaimana keadaan saat dia sudah bersekolah di SMA impianya.
Reina segara mandi dan bergegas menuju meja makan. "Pagi ma" sapa Reina sambil menarik kursi dan duduk.
"Pagi." Dewi membalas singkat dengan muka datar.
"Rei kamu kok masih kayak anak kecil sih, bangun harus diteriakin, tidur harus diingetin. Inget kamu itu udah SMA. Rubah sifat kekanak-kanakan dari dirimu." Ujar mama Reina secara tiba-tiba.
"Uhuk..huk" mendengar itu Reina tersedak saat makan. " Kenapa emang? Mama malu punya anak yang masih kekanak-kanakan kayak aku. Mama maunya aku kayak Gilsha yang mandiri, tanggung jawab, yang kayak gitu? Iya ma?" Reina menjawab dengan suara yang agak keras.
Dewi memang sering membandingkan bandingkan Reina dengan Gilsha sahabat Reina sejak kecil. Gilsha dari kecil sudah hidup bersama kakek dan neneknya kedua orang tuanya sibuk bekerja di luar kota. Jadi pantas saja Gilsha memiliki sifat yang lebih dewasa ketimbang Reina.
"Ma.. aku ya aku, aku nggak suka kalo mama bandingin aku sama orang lain. Semua sifat kan beda ma." Reina menjawab dengan sedikit penekanan.
"Bukan Rei, maksud nama bukan gitu. Mama nggak bermaksud buat bandingin kamu sama Gilsha. Enggak sama sekali, tapi..."
"Udahlah ma Reina capek. Reina berangkat dulu ya, daa ma." Belum selesai mamanya bicara Reina langsung menyela untuk memecahkan keributan diantara mereka.
*****
Reina pun sampai di sekolah. Ia menengok ke arah jam tangannya. Dan sekarang sudah pukul 06.55.
Reina berlari secepat kilat menuju kelasnya.
Reina duduk di sebelah Gilsha, sahabatnya dari kecil. Gilsha dan Reina memang berniat untuk melanjutkan sekolah di sekolah yang sama, ya SMA Pertiwi. Dan entah karena kebetulan atau apa, mereka bisa satu kelas. Mereka berdua masuk di kelas X-IPS-1Kakak pembina MOS (Masa Orientasi Siswa) tiba di kelas mereka. Dialah Arini Riana, jutek, galak, kaku, sok cantik, keras dan dia nggak suka ada cewek yang deketin Arga. Arini adalah wakil ketua MOS di SMA Pertiwi. Ketua, tidak dapat hadir karena ada urusan dengan kepala sekolah.
"Ya adik-adik kita akan mulai MOS besok, hari ini gue bakal ngasih tau Lo semua apa aja yang perlu di bawa besok. Dan inget besok jangan sampai ada yang berangkat telat. Mengerti?"
"Mengerti kak." Serempak para murid.
"Galak banget sih kakkelnya, udah ngomongnya pakek bentak, muka kaku, kusut kayak jemuran belom di setrika, hadeh.. gue kira tu ya kakkel nya tuh ganteng, ramah sama adkel, mudah akrab, kayak di TV TV gitu." Bisik Gilsha di telinga Reina.
"Ash.. ngaco aja Lo, itu kan cuman ekspektasi Lo aja, mana mungkin ekspektasi bakal jadi kenyataan. Di dunia nyata nggak ada yang kayak gituan." Sahut Reina dengan terkekeh pelan.
"Besok kalian semua perlu bawa:
1. Nama dikalungin di dada.
2. Topi dari bola plastik.
3. Pita buat ikat rambut.
4. Rafia buat ganti tali sepatu.
Barang ini wajib kalian bawa besok. Kalo Sampek ada yang lupa dibawa, bakal gue hukum. Jangan ada yang protes. Kalo ada yang protes akan gue tambahin jadi lebih banyak lagi. Ngerti? " Tanya Arini dengan sedikit keras."Ngerti, kak"
*****
Bel istirahat berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas menuju kantin.
Reina dan Gilsha tak mau ketinggalan mereka juga bergegas ke kantin untuk cari makan."Sha Lo mau makan apa? Mau nasi goreng, bakso, batagor, siomay, atau mie ayam?." Tanya Reina yang sibuk memilih makanan di daftar menu.
Gilsha tak menggubris pertanyaan Reina. Dia sedang sibuk melihat ke lingkungan sekitar kantin. Entah apa yang sedang ia cari.
"Sha, Lo ngapain sih dari tadi kok sibuk sendiri. Lo lagi cari siapa sih? "
"Bukan siapa-siapa kok. Gue tuh lagi nyari cogans, soalnya biasanya cogan tuh suka nongkrong di kantin. Siapa tau gue nemuin."
"Serah Lo aja deh, Lo mau pesen apa nih biar sekalian."
"Ngikut Lo aja."
Reina memesan 2 porsi batagor dan 2 gelas lemon tea.
Tak lama kemudian pesanan mereka datang. Mereka mulai makan batagor yang sudah dipesankan Reina. Sambil bersenda gurau, mereka menikmati makanan di hadapan mereka. Sudah lama mereka tak menikmati masa kebersamaan mereka.
*****
Bel masuk berbunyi. Reina dan Gilsha segera masuk ke ke kelas. Sekarang adalah jam perkenalan wali kelas.
"Selamat siang anak-anak, selamat datang di SMA Pertiwi. Bagaimana hari ini, apakah baik?"
Sambutan pak Harto selaku wali kelas Reina dan Gilsha."Baik pak."
"Perkenalkan nama saya Hartono panggil aja saya Harto. Saya adalah guru mata pelajaran IPA, selama satu tahun ke depan saya akan menjadi wali kelas kalian. Semoga kita bisa menjalin rasa kekeluargaan yang tinggi dan dapat membuat kelas kita menjadi kelas favorit. Sekian perkenalan dari bapak. Selamat siang semuanya."
"Selamat siang pak."
"Rei nanti pulang bareng ya." Tanya Gilsha.
"OKE." Reina menjawab dengan pelan.
*****
Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi.
Reina dan Gilsha langsung pergi meninggalkan kelas mereka segera menuju luar gerbang untuk pulang. Rumah mereka cukup jauh dari sekolah. Jadi mereka harus naik taksi untuk sampai ke rumah.Mereka turun di depan rumah Reina. Kebetulan rumah Reina dan Gilsha cukup dekat jadi cukup jalan kaki untuk Reina ke rumah Gilsha begitu juga sebaliknya.
"Ya udah Rei, aku pulang dulu ya." Ujar Gilsha sambil berjalan menuju rumahnya.
"Eh, kok pulang? Nggak mau mampir dulu, mama pasti seneng kalo Lo dateng" jawab Reina menghentikan langkah Gilsha.
"Em.. enggak dulu deh Rei, besok aja deh kapan-kapan gue mampir ke rumah Lo."
"Owh ya oke. Besok berangkat bareng yuk! . Besok gue jemput di rumah Lo."
" Oke deh dah..."
Gimana part pertamanya?
Silahkan kalian komentar di kolom komentar.
Dan jangan lupa vote part pertama aku ya, part keduanya baru aku buat masih dalam proses.🌼Salam: Ephivania_shellaf🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Penuh Rasa
FantasyCerita ini bukan hanya tentang kisah cinta antara dua orang. Namun cerita ini juga menceritakan persahabatan. Kisah ini berawal dari Reina yang baru masuk SMA. Dia masuk di SMA impianya. Reina tak pernah percaya jika sahabatnya, Gilsha mengatakan b...