Raefal tengah disibukkan dengan jumlah nominal-nominal yang membuatnya pusing seketika. lelaki itu kemudian menelpon sang ketua pengelola keuangan di kantornya dan meminta penjelasan.
"seperti yang pak raefal lihat, jumlah uang yang masuk dan yang benar-benar kita terima memiliki perbedaan yang cukup drastis. sistem transaksi yang dibuat oleh perusahaan kita sepertinya dapat di retas oleh orang yang tidak bertanggung jawab pak"
"akan lebih baik kalau hal ini disampaikan kepada tim IT yang diampu mas Vino pak"raefal mengangguk "panggilkan vino sekarang bi"
***
Terikat dengan sistem kerja di perhotelan membuat kila harus mengikuti jam kerja yang terkadang mendadak harus siap dengan keadaan. Menjadi asisten chef itu tidak mudah fisik dan mental yang kuat adalah modalnya ketimbang harus benar-benar ahli dalam memasak.
Raefal hanya meringis sedih ketika ia tahu bahwa kekasih cantiknya harus bertempur di malam minggu ini. padahal tiket untuk menonton sebuah teater juga harus di buang percuma, daripada kekecewaannya itu ia lebih prihatin pada kila yang memiliki jam kerja super sibuk menghabiskan waktu di dapur. terkadang waktu yang pas adalah ketika lelaki itu hanya mengantar jemput kila bekerja selebihnya membiarkan sang wanita istirahat.
'semangat...'
'jaga kesehatanmu kila'***
D
isaat yang membingungkan seperti ini, raefal tengah menenangkan dirinya. untuk pertama kalinya ia harus dihadapi kenyataan masalah perusahaan yang cukup membuatnya stress berat. Hatinya hampa dan gelisah, sekretarisnya tak bisa berhenti bermain dan raefal mulai jengah.
"come on elva, kumohon hentikan" berusaha untuk tidak terlalu kasar raefal hanya menatap elva tajam. wanita itu tidak merespon dengan baik dan menanggapi suasana hati raefal, jelasnya ia semakin terpesona ketika wajah rupawan itu mengeraskan rahangnya nampak begitu maskulin dan gagah sekaligus. Elva mulai gila kurasa.
"kamu terus sibuk dua harian ini baby, dan mengabaikanku"
mengabaikan? kata-kata itu otomatis mengingatkan raefal akan kila. sudah seminggu lebih juga wanita itu tidak menghubungi dan keluarganya sama sekali. Terlebih, tidak ada kedatangannya lagi hanya untuk sekedar membawa makanan untuknya yang terakhir kali raefal mengetahui isi kotak bekalnya adalah sandwich yang telah terjatuh dengan menyedihkan karena kecerobohan elva.
Raefal tahu ia telah bermain belakang dengan sekretaris cantiknya sendiri, hanya saja ketika ia berpura-pura tidak mengetahui kecerobohannya yang disengaja raefal merasa sakit hati saat itu juga. membayangkan kila yang bangun terlalu pagi hanya menyiapkan sarapan untuknya dengan senang hati membuatnya tersadar saat itu juga. Elva sama sekali tidak pernah menghargai orang lain.
menyesalkah? tidak ada penyesalan yang datang lebih awal dan Raefal telah memperumit keadaan. selain masalah perusahaannya tentang sistem transaksi yang dapat di retas kini ia juga harus dihadapkan oleh tingkah kekanakkan elva.
wanita itu tidak pernah sekalipun meminta barang-barang mahal untuk dibelikan raefal, elva terobsesi dengan atasannya sendiri karena fisik. dan sekarang? bisa-bisanya wanita itu mengajak raefal dengan alasan melepas penat ke klub dan berakhir pada modus yang terselubung.
"kamu gila elva?"
"kenapa? bukankah hal seperti ini sudah wajar?"
"kita akan bersenang-senang baby" coba elva membuat luluh raefal. mengalungkan kedua tangannya dan memangkas jarak dengan menempelkan bagian depan tubuhnya.