26

1.8K 137 13
                                    

---

"Sa, Sehun kemana? kayakny Mama sekarang jarang liat dia" tanya sang Mama kepada Shesa yang sedang mengunyah roti lapisnya.

Shesa membuang nafas pelan.

"Gatau",

"Lagi berantem ya?"

"Ish apaan sih Mama, aku gatau Sehun keman, lagian suka2 dia mau kemana juga" ucap Shesa ketus.

Asal tau, bukan hanya Mama Shesa yang ingin melihat Sehun tapi dirinya juga. Setiap hari Shesa tak lagi menemukan Sehun untuk memberi bekal, ia tak pernah bertemu atau bahkan hanya melihat sosok Sehun di sekolah.

Tapi kata teman-temannya Sehun sedang liburan, entah kemana dan dengan siapa. Lagi pula Shesa bukan siapa-siapany yg pantas untuk selalu diberi kabar mengenai Sehun.

Yang jelas, walaupun berusaha tak perduli Shesa selalu memikirkan Sehun.

"Sehun? Kayaknya ada banyak yg Papa gatau nih" sela sang kepala keluarga, karena hari ini adalah hari Minggu jadi keluarga Shesa lengkap, hanya saja Chanyeol yg sudah kembali kerumahnya.

"Nanti tolong ke supermarket ya Sa, bahan makanan udah mulai abis" ucap sang Mama

Shesa mengangguk

Kemudian ia membereskan piring serta peralatan makan lainnya yg sudah selesai dipakai.

Shesa jadi kembali teringat pertanyaan Mamany tadi, kemana Sehun? Sudah kelas 12 tapi masih sempat untuk liburan. Kurang masuk akal. Tapi.. ya masa bodo lah

Tak ada gunanya juga Shesa memikirkan Sehun sekarang.

Toh, mereka kini tidak berstatus seperti dulu.
Dulu? Ah diorama itu kembali berputar di otak Shesa, mengingat bagaimana dulu Sehun memaksa untuk menjadikan dirinya sebagai pacar.

Menipunya untuk membayar makan ketika mereka telat, dan yang paling Shesa rindu ketika Sehun memeluknya di rumah sakit saat itu.

Malam itu, dimana Sehun menjadi pangeran baik hati yg mau mencurakan perasaan sebenarnya pada Shesa. Tapi, ah lupakan.

Kini tidak ada Sehun.

Hanya tersisa Shesa yang pikirannya melayang jauh, meninggalkan raganya yang terbalut kaos putih dengan celana sepanjang lutut.

"Sa, ini rincian yang harus kamu beli, nanti ke supermarketnya dianter Papa"

"Gausah ma, Shesa mau jalan kaki aja, lagian udah lama Shesa nggak olahraga..hehe" jawab Shesa, lantas mendapat anggukan beserta senyum simpul dari sang Ibu.

Shesa langsung membalut kaos putihnya dengan blezeer hitam, yang membuatnya simple namun elegan.

"Yaudah, Shesa berangkat dulu, Mama sama Papa abisin waktu berdua dulu yaa...hehe"

"SHESAA!" teriak sang Mama dan juga Papa melihat kejailan anak pertamanya.

Shesa hanya terkekeh geli sambil mencoba melarikan diri sebelum ia malah di cemooh oleh Mama dan Papanya.
Sepuluh menit berlalu, Shesa belum sampai memang, ia terdiam menatap ke arah taman yang lagi-lagi mengingatkannya akan Sehun. Saat Sehun berhasil mendapatkan kontaknya cuma-cuma.

Shesa melanjutkan perjalanannya, menuju Supermarket yg tidak jauh lagi jaraknya.

Kemudian mulai mengambil barang-barang yg sudah dicatat Mamanya.

"Hm, tinggal susu" gumam Shesa, kemudian beranjak pergi mengarah ke susunan rak dengan berbagai merk susu.

Bruk..

Shesa tidak sengaja menabrak bahu seseorang. Laki-laki sepertinya kalo Shesa tidak salah.

"Lho, kamu lagi, sepertinya kita jodoh yaa" ucap laki-laki tinggi itu.

Shesa mengangkat alisnya, mencoba mengingat sosok yang ada di depannya.

"Gue Kai, cowok yang dlu lo tampar di rumah sakit" ucapnya sambil menunjukkan smirk.

Ah, Shesa ingat sekarang. Ia ingat ketika ia di rumah sakit dulu ia sempay menampar laki-laki tak tau sopan santun yang ada di depannya ini.

Bukannya menjawab, Shesa malah meninggalkan Kai. Shesa tak mau terlibat cekcok lagi dengan laki-laki yang dulu ia tampar ini.

"Hei, tunggu, kenapa sih kalo setiap kali gue tanya lo selalu pergi?" Tanya nya,

Shesa menganggkat bahu.

"Hufh, gue bukan cowok yang nggak bener, jadi lo gausah ngindar gitu" ucapnya.

Shesa hanya mengangguk kecil, sambil mengambil sekotak susu.

Kemudian beranjak ke kasir diikuti Kai yang tak Shesa respon.

"Jadi tiga ratus lima puluh dua ribu"

Shesa pun membayar dengan uang pas, setelah ia ingin pergi Kai menahan tangannya.

"Tunggu gue sebentar, cuma mau bayar" pintanya, lalu Shesa hanya mengikuti.

"Ayo gue anter pulang, belanjaan lo banyak"

"Gausah makasih, gue bisa naik taksi" tolak Shesa,

"Ayo, please sekali ini aja"

Shesa pun menyetujuinya setelah Kai berkali-kali merayu.

Tak apalah, lagi pula Kai tak berbuat diluar batas.

Shesa duduk di jok belakang motor Kai, lagi-lagi Sehun yang ada dipikirannya.

Ia teringat menghabiskan waktu bersama Sehun menghirup angin jalanan.




Sehun, Shesa rindu



















Syalalaa..

Aku lelah, doain ya semoga ucun nilai ku baguss..

Uprak ku juga lancar, biar bisa terus up cerita ini.

Bismillah














Jangan lupa vote,commend





Aku ngarepin bgt kalian commend.♡♡

Gomawo

My Bad Boy × Sehun  [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang