29

2.9K 86 15
                                    

" eh iya iya " mata gen halilintar menyusuri setiap jengkal kamar fateh
Foto gen halilintar di uzbekistan lalu foto fateh ada juga foto atta dan fateh dan banyak juga foto yang fateh pajang
" fateh " panggil atta
" hm? "
" jangan lupain kenangan kamu sama roy walau dia udah bikin sahabat kamu pergi "
Fateh diam lalu dengan ragu ia mengangguk
" ke mall yuk " ajak Saaih
" ayuk " seru yang lain eh ralat kecuali fateh
" yaudah siap siap cepat keburu malem " ingat atta lalu semua keluar dari kamar fateh

Semua sudah sampai di mall
" langsung makan laper " perintah thariq bagai atasan pada para anak buahnya

Tak

Satu jitakan maut mendarat di jidat thariq membuat nya meringis siapa lagi kalo bukan sajidah
" ih sakit " rengek thariq kesal
" udah udah cepet mau makan gak ?" tawar sohwa menengahi
" mau mau mau " angguk thariq cepat cepat

Di tempat makan pizza mereka memesan 4 loyang pizza ukuran large dan 11 ice chocolate jelly
" ayo lah teh have fun " seru iyyah menatap fateh kesal apa lagi yang di pikirkan fateh
Fateh? Dia masih memikirkan tentang ucapan abang pertama nya itu
" teh " panggil fatim
" kita pulang nih " ancam atta membuyar kan lamunan nya
" eh jangan " larang fateh ia mengambil minuman nya lalu menyedot nya hingga tandas
" belanja yuk " ajak fateh lalu bangkit
Semua menyetujui usulan fateh
Siapa yang ga mau belanja coba ?

Sampai di tempat belanja mereka heboh memilih baju yang menarik perhatian lalu mengambil memasukan nya kedalam genggaman nya dan mengantri di kasir untuk membawa nya pulang
Ya seperti itu lah yang fateh lihat ia tak ada niatan sedikit pun untuk belanja ia mengajak semua belanja agar ia tak terlalu di perhatikan

" Udah? " tanya fateh melihat semua saudaranya menghampiri dirinya
Semua mengangguk lalu nyengir
" maaf ya lama " sesal fatim sambil terkekeh
" iya gapapa yu pulang udah malem " ajak fateh
Tanpa menunggu persetujuan dari yang lain ia pergi di susul all gh
Qahtan menggenggam tangan fateh
" Bang fateh gak belanja? " qahtan heran karena tidaka ada satupun kantung kresek di tangan fateh
" enggak " fateh menjawab lalu mengelus rambut qahtan lembut
" serius pulang ni teh masih jam 8 juga " tolak saaih pelan
Fateh berhenti lau menatap semua
" yaudah jalan lagi " fateh tak mau ada perdebatan kecil dengan abang nya yang kalau sudah di mall bagai kesetanan

23.00 p.m

Gen halilintar baru sampai di rumah
Dan di sambut tatapan tajam oleh umi dan abi
" dari mana kalian? " tanya abi dengan nada khawatir sekaligus marah
" mall " jawab atta dingin adik adik nya diam membiarkan atta menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan mulut abi
" baru pulang kalian tau sekarang jam berapa?  "
" tau jam 11 malam terus abi kemana aja selama kita di rumah? " tanya atta balik
" abi ngelakuin ini demi kehidupan kita " elak abi
" fateh lebih baik jadi gelandang tapi kita kumpul sama sama merasakan hangatnya kelurga dari pada kita kaya tapi sibuk dengan urusan nya masing masing "

Skakmat

Ucapan dari bibir mungil fateh membuat semua diam
Kenapa mulut fateh licin banget sih bagai habis menyantap belut hidup dengan ditemani secangkir oli latte
Tapi itu benar harus kah keluarga ini menjadi gelandang dulu baru dapet kasih sayang?

Pandangan fateh teralih pada qahtan yang menangis
" hey why are you crying  baby " nada lembut fateh keluar lalu memeluk qahtan ia menatap fatim lalu tersenyum
" kak qahtan ngantuk " fatim mengangguk lalu membawa qahtan ke kamar dan iyyah membawa salehah ke kamar pula sekarang tersisa
Atta, sohwa, sajidah, thariq,  saaih, fateh dan muntaz
" umi abi qahtan masih kecil dia butuh orang tua yang ngasih kasih sayang yang biasa orang  berikan " thariq buka suara
" apakah qahtan harus punya leukemia dulu baru umi sadar? " tanya fateh
" atau kita pergi dari rumah agar kalian cari kita semua ?" tanya saaih
" umi is different " ucap muntaz lalu menangis berlari ke kamarnya
" GHKids butuh kasih sayang mi kasih sayang dari orang yang melahirkan nya bukan dari kakak abang nya atau GHTeam " ujar sohwa
Umi dan abi menunduk diam
" atau mungkin fateh balik lagi kayak dulu mati suri banyak kali baru kalian kembalikan kekhawatiran kalian yang sudah 3 tahun ini hilang? Ateh inget umi tanya masalah fateh di bis dan ateh tau itu suruhan sodara fateh bukan kemauan umi " sekali lagi mulut fateh minta di sumpel pake ban tronton
" maaf " satu kata lolos dari mulut umi dan umi menetes kan satu air mata membuat anak nya itu sebenarnya luluh tapi ok sebut all gh ralat sebut atta sohwa sajidah thariq saaih dan fateh ini egois tapi mereka sudah merasa kan apa dan bagaimana rasanya di tinggal kan
" udah di maafin dari jaman purba " sindir sajidah
Ok ok ok sebenarnya melawan orang tua dosa ya tapi bagaimana rasa sakit, kecewa dan sedih sudah berkecamuk dalam hati mereka
" jangan buat rasa bersalah kita makin banyak plis " lirih abi pelan
Fateh mengangkat ujung bibirnya lalu berkata
" nggak kok kita cuman mau kayak anak lain eh ralat keras bukan kita tapi muntaz salehah sama qahtan " cerca fateh pedas
Fix! Ban sudah di pesan extra kain pel jatoh ke comberan

Why! [ Hetaf ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang