Kau ada diantara ombak pukul satu pagi kemarin. Jeritan yang tak tertahan, membisu bersama ingatanku yang membeku. Aku mendengarmu. Bersamaan dengan angin malam yang membelai anganku dalam setengah lelap. Kau mengucap namaku seolah-olah semua benar adanya. Menyeret atensiku untuk bangun dan membuka jendela. Pukul satu itu, aku terjaga. Setengah nyawa mengambil langkah membuka jendela. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Ombak Satu Pagi
Teen FictionKau ada diantara debur ombak pukul satu pagi kemarin. ©rosieym 2019 cover: pinterest