241 32 1
                                    

Kau ada diantara ombak pukul satu pagi kemarin. Jeritan yang tak tertahan, membisu bersama ingatanku yang membeku. Aku mendengarmu. Bersamaan dengan angin malam yang membelai anganku dalam setengah lelap. Kau mengucap namaku seolah-olah semua benar adanya. Menyeret atensiku untuk bangun dan membuka jendela. Pukul satu itu, aku terjaga. Setengah nyawa mengambil langkah membuka jendela. []

Ombak Satu PagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang