124 20 4
                                    

J, malam itu, entah mana yang benar. Ilusi atau hasrat realistikku. Aku tidak peduli. Barangkali aku terlalu membawamu dalam angan-anganku atas eksistensimu. Hari-hari terasa semakin berat karena ambisiku. Nyatanya kini aku tak bisa menghirup udara yang sama (lagi) bersamamu. Maafkan aku yang egois untuk hidupku. Selamat tinggalmu adalah pertanda gugurnya bunga tidurku. Aku bersyukur. Semesta menggenggam Januari untuk menjabatkan tangannya pada pertemuan singkatku denganmu. Aku tahu, Tuhan lebih menyayangimu. []

••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ombak Satu PagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang