104 21 3
                                    

Barangkali lambaian tangan kurusmu terasa begitu luas untukku. Kau berbisik dari kejauhan. Sedikit celah bibirmu terangkat bersama uap satu pagi. Barangkali aku terlalu bodoh untuk mencetuskan kerinduan yang diiringi kedatanganmu. Sangat jelas kau ucapkan  kata-kata asing itu. Selamat tinggalmu yang tak sempat kau ucap di lingkar merah Januari kemarin. Ketika semesta mengobrak-abrik rasa gelisahku. Ketika milikku direnggut paksa tak terduga. Ketika sukaku berubah jadi duka. Ketika ombak ganas melahapmu tanpa ragu. Ketika itu, 7 Januari aku kehilanganmu. []

Ombak Satu PagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang