Barangkali lambaian tangan kurusmu terasa begitu luas untukku. Kau berbisik dari kejauhan. Sedikit celah bibirmu terangkat bersama uap satu pagi. Barangkali aku terlalu bodoh untuk mencetuskan kerinduan yang diiringi kedatanganmu. Sangat jelas kau ucapkan kata-kata asing itu. Selamat tinggalmu yang tak sempat kau ucap di lingkar merah Januari kemarin. Ketika semesta mengobrak-abrik rasa gelisahku. Ketika milikku direnggut paksa tak terduga. Ketika sukaku berubah jadi duka. Ketika ombak ganas melahapmu tanpa ragu. Ketika itu, 7 Januari aku kehilanganmu. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Ombak Satu Pagi
Teen FictionKau ada diantara debur ombak pukul satu pagi kemarin. ©rosieym 2019 cover: pinterest