chapter two

139 26 4
                                        

Seoul

07.24 am

Alunan piano klasik yang keluar dari piringan hitam yang berbenturan dengan stylus turntable membuat Jisung terbangun dari tidurnya.

Kepalanya pening dan ia merasakan sedikit perih di bagian pipi kanannya.

Jisung melihat sekelilingnya. Ia berada diatas kasur ruang tidurnya. Di sofa ada Jae dan Changbin yang sedang duduk, bersama dengan Brian dan Chaeyoung berdiri di sebelahnya.

Huh. Chaeyoung.

Rentetan kejadian yang terakhir kali terjadi sebelum ia tertidur perlahan kembali kepadanya. Ia mencerca Chaeyoung, lalu Chaeyoung menonjok wajahnya. Mungkin dia memang pantas mendapatkan tonjokan itu. Tidak lama kemudian ia menyadari beberapa lebam di bagian kaki dan tangan Chaeyoung. Persis seperti memar pada tubuh Brian saat misi mereka gagal setahun yang lalu. Selalu seperti itu. 

Tiba - tiba perasaan bersalah menggeluti Jisung. 

Bos besar, alias kakek Park, mengkuhum team leader yang gagal menjalankan tugas yang ia berikan. Pasti ia menyuruh anak buahnya untuk 'menghukum' Chaeyoung, karena misinya tidak berjalan sesuai rencana. Jisung tidak bodoh, ia tahu ini ulahnya. Jisung teledor dan bodoh.

"Chaeyoung noona, aku minta ma-"

"Tidak apa - apa."

Suasana hening dan sangat canggung. Lalu, Brian menuangkan segelas air untuk Jisung, yang diterima dengan senang hati dan langsung diminum olehnya. 

"Jadi, berapa lama aku pingsan? Lama banget, ya?" tanya Jisung, mencoba mencairkan suasana sedikit.

Brian, Jae, Chaeyoung, dan Changbin berpandangan. Akhirnya Brian menjawab pertanyaan adiknya, "Uhm, we drugged you. Sorry"

Jisung membuka mulutnya, "Man, for fucks sake, was it really necesarry? Was I that annoying?"

"Ya. Kamu berisik banget. Kita juga takut Chaeyoung malah buat kamu babak belur karena kamu nggak bisa mengontrol kata- kata yang keluar dari mulutmu, jadi lebih baik kita menyuntikkan obat tidur ke kamu." Jae memperjelas.

"Fair enough. Tapi—"

"Sudahlah. Itu sudah tidak penting lagi. Sekarang Jisung sudah bangun, aku akan langsung mulai menyampaikan dan menyimpulkan akibat kejadian di Praha kepada kalian." kata Chaeyoung, mengambil posisi duduk di sofa sebelah Jae berada. Jisung yang berniat memprotes langsung mengurungkan niatnya dan menutup mulut, siap mendengar apa yang akan dikatakan Chaeyoung.

Chaeyoung memperjelas beberapa hal yang berhubungan dengan tugas mereka kemarin. Seperti bagaimana Tuan Kim memaafkan kelalaian mereka setelah bernegosiasi dengan Bos Park.

Chaeyoung menghembuskan napas dengan pelan, "Jadi, intinya, si Kim punya dan nyiapin sniper juga. Dia lihat Jae hampir nembak mobil si Kim, jadi otomatis dia ngira kita mau melakukan sabotase, sehingga anak buah Kim tiba - tiba ngarahin semua senjata mereka ke kita waktu itu. Aku sadar ada yang nggak beres... Beruntung banget, masih sempat hubungin Jae."

"Jisung, aku ingin dengar penjelasanmu. What really happened at the tower?"

Jisung, yang sedang memperhatikan Chaeyoung yang berbicara, mengadahkan kepalanya keatas lalu berbicara, "Aku mengantuk. Lalu, aku dapat perintah untuk menyalakan kode lampu untuk Jae. Tanpa mengecek terlebih dahulu dan berpikir dua kali, langsung aku lakukan. Aku kira itu dari kamu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

jackpot (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang