05. 박 지민 (Park Jimin) (2)

98 13 17
                                    


Mari tunjukkan apresiasi kamu terhadap karya seseorang :) tidak butuh waktu lama untuk klik vote atau untuk memberi komentar. Jika tidak senang, kamu bisa katakan di kolom komentar.

___

Ponsel Jihan berdering tanda telepon masuk ketika dia hendak melangkah mendekati kedua presensi itu. Dia menatap layar ponselnya.

"Yoongi?"

Jihan segera menerima panggilan telepon dari Yoongi.

"Haㅡ"

"Neon eodiya?" tanya Yoongi tanpa basa-basi, bahkan sebelum Jihan selesai bicara. Sukses membuat Jihan kesal. (Kau dimana?)

Jihan berbalik arah membelakangi Jimin yang terlihat sedang mengobrol dengan seorang pria.

"Kenapa tidak balas pesanku?" tanya Jihan balik, dapat dia dengar Yoongi menghela napas.

"Masih bersama Jimin?" baiklah. Alih-alih saling memberi jawaban justru mereka malah saling melempar pertanyaan. "Kapan kau pulang? Aku di depan rumahmu," lanjut Yoongi.

"Benarkah? Kenapa tidak masuk saja? Aku dan Jimin sedang di depan kedai bibi Shin, setelah makan aku akan segera pulang," sahut Jihan.

"Tidak usah buru-buru. Sudah larut, sebaiknya aku pulang saja." Yoongi melirik sekotak macaroon yang dia letakkan di jok sebelahnya kemudian menyalakan mesin mobilnya. "Jalja."
(Selamat malam)

"Haㅡ Ya!" Jihan berteriak kesal.
"Dasar pangsit rebus, seenaknya saja mematikan telepon!" ucap Jihan sambil mencak-mencak.

"Jihan-ah, geogiseo mwohae? Ppalli wa!" panggil Jimin. (Sedang apa di sana? Cepat kemari!)

Jihan berbalik dan segera berlari kecil ke arah Jimin.

"Loh? Di mana pria yang tadi bicara denganmu?" tanya Jihan.

"Oh, Taehyungie? Sudah pergi tuh," jawab Jimin santai.

"Taehyung? Sepertinya aku pernah dengar," sahut Jihan sambil menelengkan kepala bingung.

"Jelas saja. Dia kan teman SMAku. Tadi kami kebetulan bertemu," ucap Jimin.

Jihan ber-oh ria. "Sudahlah lupakan. Ayo kita masuk saja. Aku sudah lapar sekali." Jihan menarik tangan Jimin dan membawa pria itu memasuki kedai. Jimin tersenyum.

Mereka duduk di meja yang berdekatan dengan pintu.
"Aku ingin makan ramyeon saja," ucap Jihan. Jimin mengangguk kemudian bergegas memesan dua ramen.

___

"Sudah sampai. Masuklah! Terimakasih sudah menemaniku hari ini." Jimin mengelus puncak kepala Jihan.

"Menginap saja lagi di sini. Kau pasti lelah, flatmu kan belum kau rapikan," ucap Jihan.

Jimin tersenyum dan menggeleng. "Tidak apa-apa. Kau masuk dan istirahatlah. Sampaikan terima kasihku pada ibumu," sahut Jimin.

"Baiklah. Hati-hati di jalan Jiminie," ucap Jihan.

Jimin mengangguk, "Oh iya. Besok kita berangkat ke kampus bersama, oke?"

"Baiklah. Tapi kau sudah harus siap begitu aku sampai ke flatmu yah. Kalau tidak kau ku tinggalkan!" ucap Jihan dengan nada mengancam.

"Baiklah. Aku akan pulang setelah melihatmu masuk ke rumah," sahut Jimin.

Jihan tersenyum. Apa-apaan sih, seperti di drama saja, pikirnya.

"Jalja Jiminie." Jihan melambaikan tangan sebelum berbalik.

𝑮𝒐𝒐𝒅𝒃𝒚𝒆, 𝑯𝒆𝒍𝒍𝒐 [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang