Cerita oleh @vidraayunda
.
.
.
.
.
.Perkenalkan namaku adalah Rini. Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Aku memiliki dua adik perempuan yang berusia 11 dan 9 tahun.
Adikku yang berumur 11 tahun bernama Hana, dan yang berumur 9 tahun bernama Lisa, ibuku bernama Indah dan ayahku bernama Edi.
Kami berasal dari kota Bandung. Kami sekeluarga pindah dari kota Bandung ke Kalimantan, lebih tepatnya Pontianak, Kalimantan Barat.
Ayahku adalah seorang Kontraktor ia mendapatkan proyek besar di Pontianak. Maka dari itu kami pindah ke Pontianak .
Di Pontianak Kami menyewa rumah yang dekat dengan lokasi kerja ayah ku. Dan juga letaknya tak jauh dari masjid, jadi kami mudah untuk beribadah.
Karena ayahku merupakan orang yang taat beribadah. Ia sangat tegas kepada kami dalam beribadah.
Keluargaku adalah keluarga yang harmonis di rumahku hanya di penuhi dengan kebahagiaan dan kasih sayang. Di Bandung kami adalah keluarga yang terpandang di sekitar rumahku.
Alhamdulillah, di Pontianak kehidupan kami serba berkecupan tanpa ada kekurangan dalam hal ekonomi. Walaupun kami baru pindah disini, tak butuh waktu lama kami sudah akrab bersama tetangga di sekitar rumahku.
Di Pontianak orangnya sangat ramah-ramah. Mereka membantu kami saat kami berbenah rumah. Aku sangat senang tinggal disini. Setelah selesai berbenah rumah. Ayahku pun langsung mengajukan dokumen sekolahku. Akupun menjadi murid baru di kelas 6 pindahan dari Bandung.
Aku juga mendapatkan banyak teman, walaupun terkadang aku kurang memahami bahasa mereka. Tapi mereka juga baik sama aku.
Kami di Pontianak hanya menunggu sampai proyek ayahku selesai dan menunggu aku lulus sekolah. Setelah itu kami kembali pindah ke Bandung.
Aku sedih kenapa aku harus kembali lagi ke Bandung, karena aku sudah merasa nyaman disini. Semenjak kami kembali lagi ke Bandung. Ayahku berubah menjadi orang yang berbeda. Ayahku sering pulang larut malam,ia menjadi pemabuk dan orang yang pemarah.
Aku kasihan melihat ibuku yang sering dimarahi dan dibentak oleh ayahku. Dan aku pun sering dibentak dan dimarahi oleh ayahku. Aku merasa tertekan karna saat itu yang aku rasakan hanya ketakutan, sedih, bingung, tak menyangka.
Aku tak pernah membayangkan kenapa ayahku bisa berubah 180 derajat. Karna dulu ia adalah orang yang bijak, tegas, lemah lembut dan ramah kepada semua orang.
Karena sikapnya, ayahku disegani dan sangat dihormati oleh semua orang disekitar rumahku. Baik tetangga ataupun keluargaku sendiri.
Jangankan melihat pertengkaran, disaat aku masih kecil aku tidak pernah merasakan dibentak dan dimarahi oleh ayahku.
Suatu saat ayah tidak pulang ke rumah, kurang lebih selama 3 bulan. Dan suatu malam ia pulang ke rumah. Saat itu ayah dan ibuku bertengkar hebat.
Kami merasa ketakutan karna ayah membanting piring-piring kaca ke lantai. Saat itu aku bingung, aku dan adik-adikku hanya bisa menangis takut di kamar.
Aku ingin pergi membawa adik-adikku ke rumah tetangga sebelah karena di rumah sudah penuh dengan bekas kaca yang pecah bertaburan. Namun jika aku pergi, nanti bagaimana dengan ibuku.
Tak lama kemudian ada beberapa tetangga yang memisahkan ayah dan ibuku. Ayah memutuskan untuk pergi dari rumah. Aku hanya bisa diam dan menangis, melihat keadaan keluargaku sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu Izinkan Aku Mencium Syurgaku Di Kakimu
General FictionAku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Aku memiliki dua adik perempuan yang berusia 11 dan 9 tahun. Aku tinggal bersama ibu dan kedua saudaraku saat ayahku pergi entah kemana. Dan terkadang aku merasa sedih karena aku memiliki ibu yang...