Beberapa hari, setelah aku mulai depresi dan mengurung diri di rumah. Mereka bertiga pergi ke pantai bersama-sama untuk liburan. Tanpa aku, karena aku sedang dalam keadaan sangat depresi. Di hari itu Mino curhat kepada Angga dan Lena tentang diriku yang mulai tidak pernah membalas smsnya dan memutus teleponnya. Mino sudah menyadari kalau aku marah padanya. Kemudian Lena bilang kepada Mino itu bukan salah siapa-siapa. Angga menceritakan tentang karirku yang selalu rangking satu sejak kecil. Mengetahui masa laluku yang cukup serius Mino menjadi merasa bersalah. Ia pun menyalahkan dirinya yang juara umum di hari itu. Wajahnya segera menunjukan tanda-tanda kesedihan. Menyadari temannya mulai sedih Angga pergi untuk membeli sesuatu.
Setelah Angga pergi cukup jauh, giliran Lena mengatakan sesuatu. Awalnya ia hanya bergombal ria. Kemudian dengan lancar ia bilang, kalau dia mencintai Mino. Wajah Mino yang sedang sedih tiba-tiba memerah. Dan kemudian basah. Mino menangis antara menyesal telah juara umum dan bahagia di tembak oleh Lena yang juga disukainya. Saat sedang terisaknya, Angga telah berdiri di sampingnya. Ternyata ia mendengar semua yang Lena katakan. Salah satu tangannya yang membawa minuman kesukaan Mino jatuh ke bawah secara perlahan dan menimbulkan suara. Mino baru menyadari jika Angga sudah kembali setelah mendengar suara botol jatuh itu. Wajah Angga mendadak sangat tidak karuan. Ia pun memilih berlari meninggalkan Mino yang masih menangis dan Lena yang tidak tau apa-apa.
Angga cemburu, kecewa, marah. Semuanya menjadi satu. Sambil berlari ia terus mendengar kata-kata Lena beberapa saat yang lalu. Kata-kata yang dari dulu selalu ia ingin dengar. Kata-kata yang sejak dulu ia harapkan akan keluar dari mulut Lena."Aku mencintaimu, " tapi bukan untuk Mino. Tapi harus untuk dirinya, seutuhnya. Mino mengikuti Angga cukup kesulitan. Karena ia berlari sambil membawa botol minuman yang tadi Angga jatuhkan karena syok.
"Angga, kok lari mendadak sih. Nih minumnya jatuh" Angga tidak menyahut. Ia pun menuju ke belakang dengan mata yang kosong. Memegang kembali botol dari tangan Mino lalu menghempasnya ke tanah dengan keras. Mino kaget tapi malah bertanya.
"Kenapa dibuang?"
"Mulai hari ini...Aku tidak mau jadi temanmu lagi."
Angga langsung melanjutkan larinya dan Mino segera mengikutinya lagi, dengan polos Mino terus berkata." Angga tunggu jangan bercanda". Mino belum tau Angga benar-benar telah membencinya.
Beberapa hari kemudian setelah memulai semester baru. Mino akhirnya memahami jika Angga benar-benar tidak mau menjadi temannya lagi. Sama sepertiku, Angga tidak pernah membalas sms dari Mino, mengangkat teleponnya, dan menghapus nomornya. Pada akhirnya Mino mengetahui Angga marah karena Lena menyukainya. Hingga tiba hari dimana Mino ingin memutuskan Lena. Meskipun dengan keraguan yang besar hal itu benar-benar dilakukannya. Padahal baru beberapa minggu mereka pacaran dan bahkan sedang mengalami kebahagiaan setiap hari. Mino dan Lena pun belum sempat kencan. Hanya dengan beberapa kata sederhana, Mino sukses membuat Lena sangat tersakiti.
Mino pikir dengan memutuskan Lena akan membuat Angga mau menjadi temannya lagi. Tapi ia justru kehilangan Angga dan Lena selamanya. Sudah pasti karena sakit hati Lena juga membenci Mino. Mino yang sebenarnya sangat sedih sekali tiba-tiba teringat denganku dan hari ini ia mendatangi rumahku. Aku yang sudah membencinya harus melihat wajahnya hari ini. Hal itu membuatku muak. Tapi aku senang sudah berhasil membentaknya.
Ternyata kami bertiga membenci Mino.
Pagi-pagi yang sebenarnya sudah banyak orang terbangun dan memulai aktivitas. Mimpiku malah sedang mencapai klimaks. Aku bermimpi bertemu dengan ayahku yang sudah meninggal. Di dunia yang di penuhi botol minuman soda kesukaanku. Terdengar musik aneh tetapi aku menyukainya. Handphoneku bergetar. Ada gambar pesan di sana. Aku membukanya dengan mata menyipit. Membaca pesannya dengan kesadaran yang masih menipis karena ini belum waktunya aku bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Terbaik (Cerpen Sedih)
Short StoryAku membencinya. Berharap dia segera lenyap dari dunia ini. Tapi, dia sama sekali tidak membenciku dan malah menganggapku teman yang baik. Dibandingkan dengan kedua teman akrabku, Mino adalah teman yang paling baik. Dia teman terbaikku. (Dipublikasi...