Saat ini Irene sedang berada di kamarnya setelah diantar pulang oleh Seulgi, Jennie dan Yeri, ia kemudian beristirahat. Orang tuanya sedang tidak di rumah sehingga dia hanya bersama dengan beberapa asisten rumah tangga saja.
Orang tua Irene begitu menyayanginya. Tuan Lee memimpin sebuah perusahaan besar warisan dari kakeknya. Sedangkan nyonya Lee adalah pemilik butik ternama sekaligus designer yang mempunyai merknya sendiri.
Di balik semua yang ia miliki saat ini, termasuk kasih sayang dan cinta dari kedua orang tuanya, tentu ada konsekuensi dan harga mahal yang harus ia bayar. Irene dituntut untuk selalu sempurna dari fisik, akademik, sikap, bahkan bakat. Hal itu karena ia merupakan pewaris satu-satunya kerajaan bisnis orang tuanya.
Ia harus menjadi seorang tuan Puteri yang sempurna seperti di negeri dongeng. Fisiknya sudah tidak diragukan lagi. Ia juga menjadi model untuk brand terkenal seperti Louis Vuitton.
Dengan seragam yang telah berganti menjadi pakaian off-shoulder dengan hotpants dan rambut yang dicepol asal, Irene beranjak untuk mengambil vitamin di atas nakas. Sudah pukul tiga. Ia harus segera pergi ke tempat pemotretan. Meskipun ia sedang sakit namun profesionalitasnya tak perlu diragukan.
Setelah minum vitamin, Irene kemudian meminta supir untuk mengantarnya. Awalnya dia ingin menyetir sendiri tapi ia masih sayang nyawa.
Perjalan ke tempat pemotretan memakan waktu tiga puluh menit. Saat di perjalanan telepon genggamnya berdering. Ia lalu membuka ponselnya. Tertulis nama Eun-Woo dengan tanda love di kiri dan kanannya.
"Halo sayang, aku tadi mencarimu di sekolah. Kata Jennie kau pulang lebih awal karena sedang tidak enak badan. Benarkah itu? Bagaimana kondisimu sekarang?" Eun-Woo membombardir Irene dengan serangkaian pertanyaan.
"Ya, aku baik-baik saja. Kau tidak usah khawatir. Aku yang meminta mereka untuk tidak memberitahumu. Sekarang aku sudah sehat." Irene menenangkan kekasihnya yang sedang khawatir itu.
"Maaf aku tidak bisa datang sekarang." Jawab Eun-Woo dengan menyesal.
"Tak apa. Sekarang kamu dimana?"
"Sekarang aku ... aku di mall menemani ibuku berbelanja untuk makan malam nanti."
"Baiklah. Jangan lupa makan. Aku tutup telponnya. I love you."
Kemudian terdengar suara tanda panggilan yang diakhiri.
Irene sangat menyayangi kekasihnya. Walaupun mereka beda kelas namun hubungan mereka selalu harmonis. Tak jarang ia dan Eun-Woo ditawari pemotretan yang bertemakan sepasang kekasih karena chemistry keduanya yang sangat kuat.
Sesampainya di lokasi pemotretan, Irene langsung memakai make up dan pakaian yang telah disiapkan.
"Irene, hari ini akan ada model baru yang akan menggantikan Key. Dia sangat tampan. Kau pasti menyukainya." Ujar sang fotografer yang agak melambai.
"Bukan masalah." Jawab Irene dengan lemah.
Baru beberapa detik pemotretan berlangsung, Irene pingsan. Tubuhnya sudah tidak kuat lagi.
Para kru dan fotografer langsung mengerumuni Irene. Mereka lalu membawa Irene ke rumah sakit.
Di rumah sakit Irene hanya ditunggu asistennya serta beberapa bodyguard. Orang tuanya masih dalam perjalanan menuju rumah sakit. Para awak media juga menunggu di luar rumah sakit. Berita bahwa goddess mereka yang tengah berada di rumah sakit menyebar dengan cepat. Tentunya ini akan menjadi bahan berita mereka nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
(UN)PERFECT LIFE [VRENE]
FanfictionKehidupan yang selama ini kalian kira sempurna seperti negeri dongeng, nyatanya penuh kepalsuan. Hingga akhirnya semua terbongkar. Akankah semuanya hancur? Atau apakah ada seorang pangeran yang mau menyelamatkannya dari kehancuran? Vrene couple