Ada sebagian hal yang lebih baik kita tidak tahu dan tidak perlu dicari tahu.
Gaun berwarna ungu membalut tubuh Irene dengan sempurna. Rambutnya ditata sedemikian rupa. Membuatnya nampak seperti putri di kerajaan dongeng. Tak lupa kalung dan juga anting yang terbuat dari berlian. Sungguh ia tak tanggung-tanggung untuk malam ini. Semua ia persiapkan dengan matang. Mempercayakan semuanya pada orang-orang profesional.
Irene berdiri menghadap cermin di kamarnya. Melihat pantulan dirinya yang begitu memukau. Terlihat raut sendu di sana. Kemudian mencoba tersenyum saat mengingat seseorang.
Terdengar suara ketukan pintu. Ia lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya.
"Ada apa paman? Apa semuanya baik-baik saja?"
Dia adalah orang kepercayaan keluarga Irene, dari semenjak Irene masih kecil hingga saat ini.
"Maaf Nona, acaranya akan segera dimulai. Nona diminta untuk segera turun."
"Baiklah paman, aku akan segera turun."
Paman Choi kemudian pergi. Irene masuk kembali ke dalam kamarnya. Sekali lagi melihat cermin untuk memastikan tidak ada terlewat.
"Aku suka kejutan. Tapi aku harap kali ini kalian tidak akan terkejut nantinya."
***Di tempat lain ada Taehyung yang sedari tadi terus Berjalan kesana-kemari. Ia bingung. Apakah ia harus datang atau tidak. Alasan pertama dia tidak suka suasana yang terlalu ramai. Menurutnya itu adalah hal canggung jika harus berada di tengah-tengah orang yang tidak kau kenal. Alasan kedua, kekasih Irene pasti juga datang.
'Dia kekasihnya bodoh! Mana mungkin ia tidak datang!' Batin Taehyung.
Taehyung kemudian melihat sebuah undangan di atas meja. Seketika pula bayangan Irene muncul. Alasan terbesarnya untuk tidak bisa berhenti tersenyum sejak kemarin.
"Ck! Terserah!"
Taehyung lalu bersiap untuk pergi ke pesta. Persetan dengan Eun-woo yang juga akan hadir.
Setelah selesai dengan penampilannya, Taehyung segera keluar dari kamar dan menuju ke lift. Saat pintu lift akan tertutup, tiba-tiba saja ada seseorang yang ikut masuk.
"Yak! Apa yang kau lakukan di sini?"
••••
Musik khas pesta kaum borjuis mengalun mengiringi malam. Orang-orang berkumpul dengan para koleganya. Membicarakan bisnis ataupun mungkin perjodohan guna melebarkan sayap bisnis masing-masing. Barangkali terlalu asyik dengan pembicaraannya, mereka tidak menyadari kehadiran sang empunya pesta."Selamat malam semua, terimakasih telah mengosongkan jadwal kalian yang sibuk dan datang ke pesta yang sederhana ini. Hari ini putri kecilku, Irene, berulang tahun yang ke tujuh belas. Serasa baru kemarin aku menggendong Irene kecil dan bermain bersamanya. Tapi hari ini dia telah dewasa. Dengan ini Juga aku mengumumkan Irene sebagai penerus semua bisnisku."
Para tamu undangan memberikan tepuk tangan yang meriah tanda selamat kepada Irene.
"Kemarilah puteriku."
Irene yang dari tadi hanya menyimak kemudian bergegas menuju sang ayah. Meninggalkan seorang namja tampan di sampingnya. Ia memeluknya seakan esok ayahnya akan pergi jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
(UN)PERFECT LIFE [VRENE]
FanfictionKehidupan yang selama ini kalian kira sempurna seperti negeri dongeng, nyatanya penuh kepalsuan. Hingga akhirnya semua terbongkar. Akankah semuanya hancur? Atau apakah ada seorang pangeran yang mau menyelamatkannya dari kehancuran? Vrene couple