Prolog - Part 1

451 40 2
                                    


"Hah.. Hah.. Hah.. Aku telat. Aku benar-benar sial"

Hai namaku Haruno Sakura, 28 tahun. Aku seorang Account Executive di salah satu perusahaan periklanan di Konoha. Tugasku adalah mencari klien (advertiser). Ahh.. tak perlu dijelaskan secara rinci, yang jelas aku adalah ujung tombak dari perusahaan ini. Well, bisa dibilang aku menghabiskan waktuku untuk pekerjaan ini. Dan mulai hari ini aku benar-benar menyerahkan hidupku untuk pekerjaan ini.

Omong-omong aku sedang mengejar bus sekarang. Yeah putus cinta akan membuatmu stres dan menghancurkan harimu. Itu yang ku rasakan sekarang. Memergoki pacar yang selingkuh, bertengkar hebat hingga akhirnya putus, itu yang ku alami semalam. Semua terasa kacau, meratapi nasib semalaman, tidur hanya sejam, bangun kesiangan dan ditambah mobil yang mogok. Benar-benar sial bukan?

***

"Sakura ada apa dengan penampilan mu? Kau tidak tidur semalaman? Kau seperti zombi." Seorang pria berambut pirang jabrik terheran-heran melihat penampilan Sakura.

"Tak sengaja aku bertemu badai kesialan hari ini." Sakura menjawab sarkastik lalu meminum air mineral dengan rakus. Naruto, nama pria pirang itu, hanya menggeleng-geleng melihat tingkah Sakura. Naruto adalah salah satu sahabat baik Sakura, seorang Art Director di perusahaan ini.

"Oh Sakura ada apa dengan penampilan mu, kau harus bertemu klien hari ini." Satu lagi wanita pirang dengan model rambut ponytail mengomentari penampilan Haruno Sakura.

"Ah aku tak lupa soal itu Ino. Aku meeting jam 11 siang."

"Kalau begitu cepat benahi tampilan mu!" Ino melempar kotak make up yang diambil dari laci meja kerjanya. Ino adalah seorang Account Planning yang bertugas melakukan penelitian lebih mengenai produk dan melakukan kampanye agar didapatkan ide iklan yang tepat untuk produk atau jasa. Biasanya ia akan menemui klien bersama Sakura, jika Sakura sudah berhasil mendapatkan kontrak dengan advertiser.

"Hei, aku akan kencan malam ini." Ino cerita dengan suara yang sengaja ditinggikan. Berharap seseorang di ruangan itu mendengarnya. Bukan seseorang tapi semua mendengar yang diucapkannya. Dan siapa yang peduli?

"Oh ya, semoga sukses!" Sakura merasakan nyeri di dadanya, dia baru saja putus cinta semalam dan pernyataan sahabatnya sukses membuat luka yang masih basah berdenyut-denyut.

"Kau tau, dia seorang Manajer di perusahaan X. Ahh aku tidak sabar bertemu dengannya." Ino melebih-lebihkan nada bicaranya sambil melirik seseorang yang sedang asik berkutat dengan komputernya. Tak ada respon sama sekali, itu membuat Ino jengkel.

"Aku mau ke toilet." Sakura berusaha menghindari aksi kekanakan Ino.

Hari ini ia begitu pusing, setelah dari toilet dia akan membeli kopi di cafe sebelah kantornya. Sesampainya di cafe, Sakura langsung memesan cappucino. Pada saat menunggu ponselnya berbunyi. Dilihat dari layar ponselnya, ibunya lah yang menelpon.

"Ya ibu, ada apa?"

"Setelah berhari-hari tidak menelpon ibumu, sekarang kau tanya ada apa?" Omel ibunya dari seberang telepon.

"Ahh maaf ibu" Sakura meminta maaf dengan nada malas.

"Besok malam kau pulang ke rumah, ajak Sasori juga!"

Slowly Falling For You (Sasusaku 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang