"Awga, kata Mama hari ini Awga bobo di wumah ya? Soalnya Tante Pingkan ke Bandung?"
"Iya ,Disdut nanti aku gangguin sampe gabisa bobo"
"Huwaaaaa , Mamaaaa Awga jahat Maaaaa"
Aku sudah tidak ingat berapa kali Disty nangis karena keisenganku
Kalau ngga salah sampai SD dia masih sering kubuat menangis
Tapi dia selalu membagi bekalnya ke aku karena Bunda harus berangkat kerja pagi-pagi buta dan
tentu tidak sempat memasak untuk aku
Disty yang baik , ya dia matahariku
Aku masih ingat kelas 3 SD saat itu pertama kali aku melihat Papa dan Bunda bertengkar , aku lari ke rumah pohon menangis sendiri di situ dan Disty datang terengah-engah dengan pipi tembamnya yang kemerahan dan memelukku
"Arga, jangan nangis. Nanti aku jadi sedih. Kan ada aku yang nemenin Arga"
Begitu katanya. Kami disitu sampai hampir senja dan akhirnya turun karena Mama Disty memanggil kami
Sejak itu, apapun yang terjadi aku selalu datang ke Disty membawa kesedihan, kebahagiaan , membagi ceritaku. Pun saat Papa akhirnya keluar dari rumah yang belakangan aku baru tahu kalau Papa dan Bunda memutuskan untuk berpisah. Selama dua minggu lamanya, Disty selalu datang ke rumah, membawa buku cerita, buku gambar, mainan atau sekedar datang untuk menemaniku
Ya ,dia Disty , the one who keep my feet on the ground when I think I couldn't. The one who assures me that everything will gonna be okay. But now, I am not okay seeing her slowly out of my reach.
