12 | Still...

2.1K 411 144
                                    

Jangan lupa berikan emot "💜" sebanyak-banyaknya untuk cerita ini, minimal 10 (?) di kolom komentar. Bisa, kah?

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Yoora hendak membuat cokelat panas untuk Taehyung saat seseorang menyusulnya ke dapur.

"Kau tidak seharusnya berada di sini."

Mug di tangannya hampir tengelincir kalau saja ia tidak memiliki refleks yang cukup bagus. Kemudian perempuan itu memutar tubuhnya dan mendapati laki-laki yang diketahui bernama Jungkook. "Aku tahu, seharusnya aku pulang karena ini sudah terlalu sore," balas Yoora.

"Apa pernyataanku barusan terdengar seperti mengkhawatirkanmu jika pulang malam?" Jungkook mendengus. "Aku mengusirmu, Noona," jelasnya sarkasme dengan penekanan.

Yoora tertegun. Perempuan itu segera merapatkan pinggulnya pada kitchen counter saat Jungkook melangkah mendekat.

"Katakanlah semua orang di sini menyambutmu, tapi tidak denganku..."

"Aku minta maaf atas apa yang terjadi pada Taehyung--"

"...Kau membuat Hyung-ku mengalami masa sulit. Kau membuatnya tak henti memikirkanmu, bahkan saat raganya berada di dekat kami. Dia lebih memilih menghabiskan waktu untuk diusir olehmu daripada bermain bersamaku," lanjut Jungkook, tidak menanggapi selaan yang dilontarkan Yoora. "Kau tidak tahu, kan, bagaimana rasanya kesepian saat kau sedang benar-benar membutuhkan seseorang untuk menemanimu?"

Jungkook salah. Sepi adalah teman baik Yoora. Perempuan itu sudah mengenal apa arti kesendirian, bahkan ditinggalkan dalam arti sesungguhnya.

Yoora hanya bergeming. Tidak tahu harus bagaimana menanggapinya, sampai pekikan riang Hoseok meretak kebekuan atmosfer di dapur.

"Hey, Yoora-ssi. Oh, ada kau juga Jungkook. Sedang apa kau di sini, eoh?" Hoseok menyengir lebar, menampilkan deretan giginya yang rapi dan bersinar.

Jungkook mengangkat bahu. "Aku haus," ucapnya seraya mengambil Banana Milk miliknya di lemari pendingin. "Selamat tidur, Hyung!" Bersamaan dengan itu, ia berlalu meninggalkan dapur.

Hoseok mengernyit memandangi kepergian Jungkook. "Langit di luar bahkan belum gelap tapi dia sudah mengantuk? Aneh," gumamnya pada diri sendiri.

"Apa kau mau cokelat panas juga?"

Pertanyaan Yoora menerbitkan senyum Hoseok kembali. "Woah! Apa kau benar-benar menawariku?"

Yoora mengangguk. "Aku akan buatkan untukmu juga jika kau mau."

Hoseok mengangguk dengan semangat hingga rambut tebalnya berayun. "Terima kasih, Yoora-ssi. Aku jadi senang kau ada di sini," ujarnya.

Yoora hanya tersenyum. Setidaknya ia berhasil mengalihkan perhatian Hoseok dari keanehan Jungkook.

Singularity | K.TH [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang