13 | Closer

2.2K 411 139
                                    

Jangan lupa berikan emot "💜" dan komen sebanyak-banyaknya ya! Antusiasme kalian menentukan semangatku menulis cerita ini 👍

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Yoora berdiri gelisah. Pintu di hadapannya masih setia menutup rapat sejak lima menit lalu. Apa ia berkunjung di waktu yang kurang tepat? Pikirnya.

Perempuan itu menghela napas, menyerah dan berniat meninggalkan tempat. Namun, baru akan berbalik badan, derit pintu terdengar. Disusul dengan suara yang sedikit tidak Yoora harapkan.

"Untuk apa lagi kemari, Noona? Apa pengusiran Hyung-ku tidak cukup menegurmu?"

Alih-alih tersinggung, Yoora justru tersenyum menanggapinya. "Maaf, tapi kali ini Taehyung sendiri yang memintaku datang."

Jungkook melempar tatapan skeptis. "Apa yang kauperbuat pada Hyung-ku?"

"Maksudmu?"

"Aku tahu rahasiamu." Kedua mata Jungkook menyipit. "Tapi dia tetap memujamu."

Yoora tertegun. Ia tidak mampu berkata-kata, sampai seseorang yang diharapkan kehadirannya pun muncul seolah memberi kantung udara untuk Yoora memanjakan paru-parunya.

"Yoora?" sambut Taehyung seraya tersenyum manis. "Sudah lama menunggu?"

Kening Yoora berkerut melihat penampilan Taehyung. "Kau terlihat rapi. Mau ke mana?"

Taehyung lantas menampilkan cengiran persegi khasnya. "Aku ingin keluar bersamamu. Kau mau menemaniku, kan?"

Yoora meragu. Sesungguhnya ia tidak enak hati dengan Jungkook. Berdekatan dengan Taehyung hanya akan memperbesar rasa tidak suka Jungkook terhadapnya. Namun, melihat kondisi Taehyung yang masih bergantung pada kursi roda membuat Yoora mau tidak mau mengangguk. Ia rasa sudah terlalu cukup mengecewakan kebaikan seorang Kim Taehyung padanya.

"Tentu, Taehyung-ssi."

***

Saat Yoora bertanya ke mana laki-laki itu ingin pergi, Taehyung menjawab sesuatu yang tidak terduga. Dan di sinilah keduanya sekarang. Istana Yoora yang penuh dengan rahasia perempuan itu.

Mulut Taehyung masih menganga lebar. "Aku tidak tahu kalau kau merupakan orang berada, Yoora-ssi."

"Bukan salahmu. Aku menutupi semua, bahkan menjauhimu."

Taehyung meringis. "Sudahlah. Aku tidak ingin membahas yang telah berlalu."

Yoora hanya tersenyum seraya mendorong kursi roda Taehyung ke arah ruang keluarga. "Bukankah kau penasaran dengan rupa hewan-hewan peliharaanku, Taehyung-ssi?"

Taehyung memanggut-manggut antusias dengan sepasang mata berbinar, persis seperti anak kecil. "Apa mereka secantik dirimu?"

Yoora mendengus. "Aku bukan Eunha yang senang dirayu."

Singularity | K.TH [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang